Sabtu, 18 Mei 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Pemimpin Myanmar memulai kunjungan bersejarah ke AS

Posted: 18 May 2013 06:17 PM PDT

Washington (ANTARA News) - Presiden Myanmar Thein Sein, Sabtu, memulai kunjungan pertama dan bersejarah ke Washington oleh seorang pemimpin negara itu, setelah Amerika Serikat melempar dukungannya di balik reformasinya.

Mantan jenderal, yang memprakarsai gelombang reformasi setelah menjabat pada 2011, terbang ke Washington dan akan mengadakan pertemuan-pertemuan pribadi pada akhir pekan sebelum pembicaraan di Gedung Putih, pada Senin, kata orang yang terlibat dalam perjalanan tersebut.

Terakhir kali seorang pemimpin Myanmar, yang sebelumnya dikenal sebagai Burma, mengunjungi Gedung Putih pada tahun 1966, pada saat negara sedang memasuki dekade pemerintahan militer yang terasing itu dari Amerika Serikat dan menjadikan China sebagai mitra utama negara. Demikian dilaporkan AFP.

Presiden AS Barack Obama mengunjungi Myanmar pada November dan telah menghentikan sanksi yang paling utama terhadap negara itu dengan harapan menunjukkan manfaat bagi reformasi.

Thein Sein akan bertemu dengan kalangan bisnis di Amerika Serikat, akan memberikan gambaran saat ini bebas untuk berinvestasi di Myanmar.

Kritik-kritik mengatakan bahwa Amerika Serikat berisiko kehabisan pengaruh dengan titik peringatan kekerasan anti-Muslim baru-baru ini, di mana pasukan keamanan dituduh gagal menghentikan--atau bahkan mendukung-- serangan sektarian.

Menjelang keberangkatannya ke Amerika Serikat, Myanmar membebaskan 20 tahanan politik lainnya. Itu adalah pembebasan tahanan terbaru di bawah Thein Sein, yang juga telah meredakan sensor dan memungkinkan oposisi Aung San Suu Kyi -- yang berada di bawah tahanan rumah pada sebagian besar dua dekade terakhirnya -- untuk masuk parlemen.

Para aktivis menuduh gerakan Thein Sein untuk menyedot pemberitaan dan mengatakan bahwa sekitar 200 tahanan politik masih berada di penjara.

Para pejabat AS berpendapat bahwa Thein Sein telah melakukan upaya yang tulus dan bahwa masalah seperti kekerasan baru-baru ini memiliki akar sebelum pemerintahannya.

(H-AK)

Bom meledak dekat tiga kedubes di Tripoli

Posted: 18 May 2013 05:11 PM PDT

Tripoli (ANTARA News) - Satu bom meledak Sabtu di jalan raya Tripoli tempat terletak kedutaan-kedutaan besar Aljazair, Yunani dan Arab Saudi, merusak satu mobil, beberapa jam setelah seorang tentara cedera akibat kena ledakan bom di kota Benghazi.

Satu sumber keamanan mengatakan bom rakitan itu, yang penduduk lokal sebut "gelatina", diletakkan dekat satu mobil di jalan raya distrik tengah Dahra di mana terletak tiga kedubes itu, lapor AFP.

Mobil itu, yang diparkir dekat kedubes Yunani rusak ringan dan tidak ada laporan korban.

Pada 23 April, satu bom mobil meledak dekat kedubes Prancis di daerah Gargaresh Tripoli, menimbulkan kerusakan luas dan mencederai dua penjaga keamanan kedubes itu dan beberapa penduduk lokal.

Sementara itu satu serangan sebelum fajar di kota Benghazi Sabtu mencederai ringan seorang tentara.

Satu bom dilemparkan dari satu mobil di satu pos pemeriksaan tentara di persimpangan jalan Dubail di tengah kota Benghazi," kata seorang pejabat keamanan,yang berbicara tanpa bersedia namanya disebutkan.

"Serangan itu dilakukan sekitar pukul 02.00 waktu setempat (07.00 WIB Kamis)," kata pejabat itu dan menambahkan identitas para penyerangan tidak diketahui.

Benghazi, pusat pemberontakan terhadap mantan diktator Muammar Gaddafi tahun 2011, dihantam sejumlah serangan terhadap pasukan keamanan dan kepentingan-kepentingan Barat dalam bulan-bulan belakangan ini.

Serangan-serangan bom terbaru menandakan ketidakmampuan pihak berwenang untuk menegakkan keamanan yang efektif di Libya, yang melanda negara itu sejak pemberontakan itu dengan senjata-senjata digunakan mantan pemberontak dan kelompok-kelompok lain yang membantu menggulingkan pemerintah Gaddafi.

Serangan-serangan itu, yang tidak ada pihak yang mengklaim , biasanya dipersalahkan pada kelompok-kelompok garis keras Islam seperti kelompok yang menyerang konsulat Amerika Serikat di Benghazi 11 Septembar lalu yang menewaskan empat orang termasuk dubes Chris Stevens.

Pada Jumat, satu bom yang agaknya ditargetkan terhadap pasukan yang menjaga satu gedung sekolah yang kosong di Benghazi menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada korban. (RN/AK)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan