Isnin, 27 Mei 2013

Republika Online

Republika Online


Membaca Artikel Tentang Penyakit Bisa Picu Gejala Serupa

Posted: 27 May 2013 07:02 PM PDT

Tuesday, 28 May 2013, 09:02 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Membaca atau menonton artikel penyakit bisa memicu gejala serupa pada sebagian orang.

Dalam satu studi di Jerman menemukan zat yang diduga berbahaya bagi kesehatan saat menonton atau membaca artiket penyakit. Zat itu dapat menyebabkan orang tersugesti untuk mengembangkan gejala tersebut, meski tidak ada alasan logis bagi mereka yang melakukannya.

Para peneliti mempelajari fenomena yang dikenal sebagai hipersensitivitas elektromagnetik, yang berhubungan dengan penggunaan telpon selular. Doctor Michael Witthvft, dari Universitas Johannes Gutenberg di Jerman mengatakan, ada banyak bukti yang menunjukkan hipersensitivitas elektromagnetik mungkin benar-benar merupakan hasil dari sesuatu yang disebut efek 'nocebo'.

"Ini semata-mata untuk mengantisipasi kemungkinan cedera dapat memicu nyeri atau gangguan. Ini adalah kebalikan dari efek analgesik," katanya seperti yang dilansir Daily Mail.

Studi itu menunjukkan bagaimana laporan media tentang bahaya kesehatan dapat memicu atau memperkuat 'nocebo' efek pada beberapa orang. Misalnya, orang yang sensitif terhadap medan elektromagnetik mengaku mengalami gejala seperti sakit kepala, pusing, terbakar atau kesemutan pada kulit mereka. Hal itu terjadi setelah mereka  menonton atau membaca laporan tentang zat berbahaya.

Reporter : Halimatus Sa'diyah
Redaktur : Karta Raharja Ucu

Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya( (HR. Al-Baihaqi) )

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Jurus Tampil Keren dengan Loafer untuk Pria

Posted: 27 May 2013 02:34 AM PDT

Monday, 27 May 2013, 16:34 WIB

Para pria mengenakan loafer (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Loafer adalah satu item dasar dalam dunia sepatu pria. Mereka memiliki bentuk merentang dari sedikit resmi hingga kasual. Ada opini berbeda mengenai kapan waktu dan busana yang tepat untuk mengenakannnya, tapi yang pasti ada beberapa aturan jelas wajib diterapkan ketika menyoal loafer untuk kaum pria.

Bila anda masih ragu, tak ada salahnya menyimak panduan dan tip dari Florsheim di bawah ini.

  • Sebagian menganggap loafer masih bisa digunakan bersama jas formal. Memang, banyak pria yang menggunakan dengan setelan jas resmi untk bisnis.
  • Hanya saja bagi yang memiliki pemahaman radikal dalam fesyen, seperti ShawnTe Pierce, desainer sekaligus pengamat fesyen, konsultan kecantikan dan penulis bidang mode, menyatakan pria yang menggunakan loafer bersama setelan jas bisnis melakukan kesalahan.Jas bisnis dan resmi, menurut Pierce, harus dikenakan bersama sepatu semacam Broxton oxford. Meski ada pula yang mengatakan loafer sah selama terbuat dari kulit. Tipe loafer monk shoes adalah salah satunya.
  • Loafer kulit dan suede bisa digunakan bersama busana bisnis kasual. Jadi, bila Anda memiliki pakaian linen berwarna krem misal, cocok bila dipasangkan dengan loafer yang memiliki tassel di atasnya.
  • Selalu padankan gesper atau warna sabuk dengan loafer yang Anda kenakan, dan asesoris lain, seperti pengait manset atau suspender. Jadi bila loafer memiliki sentuhan emas atau perak, pastikan gesper anda memiliki sedikit sentuhan emas atau perak pula, begitu pula penjepit manset.
  • Ketika harus memilih kaus kaki untuk loafer yang formal, jauhi kaos kaki atletik dan nilon. Alih-alih gunakan katun rajut atau kaus kaki wool. Hindari warna-warna cerah dan pilih nada netral seperti hitam, putih, abu-abu, biru tua, cokelat atau nada-nada warna merah gelap. 
  • Anda bisa mengenakan kaus kaki bermotif dengan loafer, tapi jangan terlalu bersemangat. Corak jangan lebih aneh dari tipe kaus kaki argyle, yang bermotif kotak bujur sangkar klasik.
  • Sah untuk mengenakan loafer bersama celana tiga perempat atau celana panjang kasual. Padukan bersama jins, korduroy atau celana linen.
  • Bila anda mengenakan loafer bersama pakaian kasual, cara terbaik untuk memunculkan kehadirannya adalah mengenakan kaus kaki berwarna dan bermotif kuat. Jadi, anda bisa bermain-main di wilayah ini kalau perlu sedikit liar. Cobalah pilih warna-warna anggur, warna perhiasan jika perlu sedikit sentuhan keemasan yang kini sedang ngetren.
  • Saat cuaca panas, Anda sangat bisa memadukan loafer dengan celana yang digulung atau celana pendek dan tanpa mengenakan kaus kaki. Cara menggunakan loafer minus kaus kaki bisa memusatkan seluruh perhatian kepada desain sepatu yang sedang dikenakan. Saat itu pilihlah warna-warna tak biasa, seperti hijau, biru tua atau burgundy.

(Loafer dengan tassel)


Loafer adalah jenis sepatu yang tampil keren, baik ketika dalam busana resmi, kasual, maupun yang lebih formal lagi. Seorang pebisnis yang sangat berkomitmen dalam soal busana sekalipun tak akan mengenakan jas dalam 24 jam. Saat rileks, menggunakan loafer bisa membuat Anda santai namun tetap terlihat bergaya.

Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari

"Orang munafik adalah orang yang banyak mencela, dan merasa dirinya lebih baik dibandingkan saudaranya"((HR Tirmidzi))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan