Jumaat, 29 Mac 2013

Republika Online

Republika Online


Investor Masa Depan Euro Ramai-ramai Tarik Investasi

Posted: 29 Mar 2013 11:00 PM PDT

Sabtu, 30 Maret 2013, 13:00 WIB

AP

Mata uang Euro (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasar dunia telah memberikan reaksi tenang terhadap penyelamatan ekonomi negara kecil di Zona Eropa, Siprus. Namun tidak dipungkiri Siprus telah membuat ketakutan sejumlah investor tentang kejatuhan ekonomi.

Investor-investor ini telah menjual aset mereka di Eropa, yang menandakan kekhawatiran mereka atas perpecahan euro. Euro blue chip, ekuitas perbankan, obligasi regional dan nilai tukar euro telah menurun tajam sepanjang pekan ini. Namun indeks Wall Street masih menunjukkan penutupan di rekor tertinggi.

Data reksa dana yang dirilis dana trackter EPFR menunjukkan ekuitas, obligasi dan reksa dana di pasar uang Eropa telah mengalami pencairan besar-besaran. Mereka memindahkannya ke dana ekuitas di Jepang dan Amerika Serikat.

Investor global khawatir preseden yang mengatur penyelamatan berantakan atas ekonomi Siprus akan membebani pendanaan bank, menyakiti bisnis dan merapuhkan ekonomi daerah. Hal ini justru akan menunda seluruh pemulihan ekonomi.

Investor menilai preseden yang ditetapkan untuk menyelesaikan masalah bank justru akan mendorong biaya dana pemberi pinjaman. Jika bank harus membayar lebih untuk meminjam dana, mereka akan enggan untuk memberikan pinjaman kepada bisnis yang saat itu sudah dalam kondisi resesi dan kredit yang sulit.

Hal ini akan merugikan pertumbuhan ekonomi dan pertanyaan atas kemampuan diri untuk melepaskan diri dari lingkaran utang. Co-head Investec Asset Management John Stopford mengungkapkan kepercayaan investor dipertaruhkan dengan adanya masalah Siprus.

"Mereka akan pergi mencari investasi di tempat lain bila Siprus dan Bank Sentral Eropa tidak berhati-hati memutuskan penyelamatan perbankan," kata dia seperti dilansir Reuters, Sabtu (30/3).

Reporter : Friska Yolandha
Redaktur : Djibril Muhammad

"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya…."(QS An-Nahl: 91)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

AS Siap Lindungi Korsel dan Jepang

Posted: 29 Mar 2013 10:21 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) bereaksi keras atas pernyataan perang yang diumumkan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un, kepada Korea Selatan. Mereka pun siap melindungi dan mempertahankan semua pangkalan militer dan negara-negara sekutu mereka.

Langkah yang diambil Korea Utara itu, menurut juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, hanya akan memperdalam isolasi yang selama ini menimpa negara yang resmni dibentuk pada 1948 tersebut.

"Pernyataan yang menunjukkan peperangan dari Korea Utara hanya akan memperdalam isolasi yang terjadi di bangsa itu. Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk melindungi sekutu-sekutu dan kepentingan kami di wilayah tersebut," kata Earnest seperti dikutip guardian, Sabtu (30/3).

Earnest menambahkan, ketegangan yang memuncak di kawasan semenanjung Korea akhir-akhir ini adalah karena ulah dari Korea Utara sendiri.

Earnest pun menampik apabila pernyataan perang dari Kim Jong-Un merupakan reaksi atas aksi dua pesawat bomber B-52 milik AS yang terbang di sekitar wilayah Semenanjung Korea, pada pekan ini.

"Sudah jelas eskalasi yang meningkat di Korea Utara adalah karena tindakan-tindakan dan pernyataan mereka," kata Earnest.

Sementara Juru Bicara Pentagon, Catherine Wilkinson, menyatakan, AS tidak akan terintimidasi dengan pernyataan perang Korea Utara itu. Mereka pun siap melindungi pangkalan militer dan negara-negara sekutu mereka. 

"Amerika Serikat mampu mempertahankan diri sendiri dan melindungi negara-negara sekutu kami, apabila ada serangan. Kami benar-benar berkomitmen terhadap pertahanan Korea Selatan dan Jepang," tuturnya.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri, John Kerry, rencananya akan mengunjungi Korea Selatan dan Jepang, paling lambat dalam seminggu ke depan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan