Ahad, 24 Februari 2013

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Presiden Serukan Tiga Aspek Penting Pada Tahun Politik

Posted: 24 Feb 2013 12:40 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mencegah kekisruhan pada tahun politik, pemerintah harus menjaga tiga aspek yang sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Aspek tersebut diantaranya dari segi politik, ekonomi, dan keamanan negara.

"Di tahun politik seperti sekarang ini, yang dibutuhkan masyarakat tetap kesejahteraan. Untuk memperoleh kesejahteraan dan ketenangan, terdapat tiga aspek yang paling penting yaitu politik, ekonomi, dan keamanan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hall D JIExpo Kemayoran pada Minggu (24/2/2013).

Presiden menambahkan, aspek politik berarti masyarakat harus cerdas melihat situasi politik yang ada, sehingga tidak terjebak dengan hal-hal yang membawa pada kekisruhan di masyarakat.

Sedangkan aspek ekonomi dapat diartikan masyarakat tetap mendapat kesejahteraan walaupun menjelang pada pemilihan umum pada 2014 mendatang. Selain itu, kata SBY, aspek ekonomi juga dapat diartikan sebagai cermin masyarakat dalam memperoleh pekerjaan.

Dengan menjaga kestabilan tenaga kerja atau menghindari pemutusan kerja, hal tersebut bisa mencegah kekacauan menjelang pemilu 2014. "Ekonomi harus tetap terjaga. Kehidupan masyarakat makin adil dan merata. Pengangguran dan kemiskinan juga harus berkurang," ungkapnya.

Menurutnya, dunia usaha memberikan pengaruh yang kuat dalam perekonomian di indonesia. Masyarakat yang memiliki usaha berkembang di Indonesia dapat bersinergi untuk membangun perekonomian negara.

Di tahun politik masyarakat juga harus menjaga kebersamaan agar ekonomi terus tumbuh dan berkembang. Dengan begitu, kata SBY, masyarakat masih akan terus meningkat kesejahteraan dan taraf hidupnya.

Walaupun suhu politik memanas jelang pemilihan umum, masyarakat tidak perlu khawatir dan bisa hidup dengan semestinya tanpa ada yang memprovokasi.

Sedangkan aspek ketiga, ungkapnya, merupakan aspek ketahanan dan keamanan negara. Hal tersebut perlu dijaga menjelang tahun politik yang mulai memanas dengan banyaknya permaslahan yang akan muncul.

Dari ketiga aspek inilah yang akan bersinergi dan menimbulkan perasaan aman dan nyaman di tengah masyarakat. Jika tiga aspek ini terpenuhi, masyarakat akan berada pada kesejahteraan tanpa terjadi kekacauan menjelang pemilihan umum mendatang.

Sebelumnya, tahun 2013 dan 2014 menjadi tahun politik yang bisa memanaskan kondisi masyarakat Indonesia. Untuk itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat berpikir cerdas memaknai setiap kejadian yang terjadi pada tahun politik tersebut.

Demokrat Bali Siap Gelar Kongres Luar Biasa

Posted: 24 Feb 2013 09:33 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Bali menilai wacana Kongres Luar Biasa (KLB) harus segera digulirkan untuk mencari Ketua Umum baru secepatnya menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014. DPD Demokrat Bali pun siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan KLB.

"Tentu karena Ketua Umum sudah mundur, sesuai dengan ketentuan UU maka perlu digelar kongres luar biasa agar kami punya ketum yang baru," ucap Ketua DPD Partai Demokrat Bali, I Made Mudharta, saat dihubungi Minggu (24/2/2013).

Mudharta mengatakan, pengurus Bali sudah sering menyelenggarakan perhelatan nasional dan internasional maka DPD Demokrat Bali pun siap menjadi tuan rumah KLB.

"Kami siap untuk dipercayakan menggelar KLB ini. Kongres pertama PD kan tahun 2005 itu ada di Bali dan sukses. saya selaku ketua DPD siap menunggu perintah dari Ketua Majelis Tinggi kalau KLB-nya mau diselenggarakan di Bali," ucap Mudharta.

Lebih lanjut, Mudharta menjelaskan saat ini terjadi kekosongan Ketua Umum di Demokrat. Padahal, Demokrat sudah harus menyiapkan calon anggota legislatif (caleg)-nya, yang memerlukan tanda tangan Ketua Umum.

"Sehingga jalan yang terbaik sesuai dengan konstitusi Partai Demokrat adalah menjalankan KLB. Demokrat adalah partai yang modern, tentu siap," kata Mudharta.

Seperti diberitakan, Anas Urbaningrum mundur dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat tak lama setelah dirinya dinyatakan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Dengan mundurnya Anas, praktis posisi Ketua Umum kosong.

Majelis Tinggi partai pemenang Pemilu 2009 itu pun lansung menggelar rapat. Hasilnya, Majelis Tinggi memberikan mandat roda kepemimpinan partai kepada dua Wakil Ketua Umum Max Sopacua dan Jhonny Alen Marbun, Sekretaris Jenderal Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas, dan Direktur Eksekutif Toto Riyanto.

Baca juga:
Demokrat Akan Jadi Partai Santun atau Sadis?
Anas Yakin Tak Terlibat dalam Korupsi Hambalang
Anas: Ketika Diminta Fokus, Saya Sudah Divonis
Anas Mundur sebagai Ketua Umum Partai Demokrat
Anas: Loyalitas Bagian yang Indah dan Menyegarkan

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang

Tiada ulasan:

Catat Ulasan