Selasa, 29 Januari 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Aceng Izin Ke Kamar Kecil Tiga Kali

Posted: 29 Jan 2013 07:55 AM PST

Aceng Izin Ke Kamar Kecil Tiga Kali

Penulis : Didit Putra Erlangga Rahardjo | Selasa, 29 Januari 2013 | 15:55 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Menjalani pemeriksaan sejak pukul 14.30 ternyata menguras tenaga Bupati Garut, Aceng HM Fikri. Dia sampai minta izin ke kamar kecil sampai tiga kali.

"Maaf mau pipis dulu," ujarnya sambil tergopoh-gopoh meninggalkan ruang pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Mapolda Jabar, Selasa (29/1/2013).

Tercatat, sudah tiga kali Aceng bolak balik ke kamar kecil. Bupati Garut yang terjerat pemakzulan gara-gara pernikahan usia empat hari ini dilaporkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia atas tuduhan pelecehan seksual dan pernikahan berhalang.

Kondisi itu salah satunya bisa disebabkan ruang pemeriksaan yang sejuk karena memakai pendingin udara.  Aceng diperiksa bersama empat kuasa hukum yang diketuai Oddy Akil.

 

Ngaku Sering SMS Nabi Khidir, Kades Didemo Warga

Posted: 29 Jan 2013 07:41 AM PST

'Ngaku' Sering SMS Nabi Khidir, Kades Didemo Warga

Penulis : Kontributor Malang, Yatimul Ainun | Selasa, 29 Januari 2013 | 15:41 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Joko Sudirman, Kepala Desa Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang mengaku sering saling berkirim pesan pendek (SMS) dengan Nabi Khidir, didemo warganya. Ratusan warga di halaman kantor desa setempat, Selasa (29/1/2013), mendesak Joko segera mundur dari jabatan kepala desa.

Koordinator aksi, Didik Prasetyo Prihantono, mengaku bahwa warga tidak suka dengan Joko karena pejabat itu menyukai hal mistis. "Dia mengaku sering SMS-an dengan Nabi Khidir. Ini pelecehan dan tidak masuk akal. Suka hal mistis itu jelas syirik dalam Islam. Dia dinilai berbuat syirik karena telah membuat sebuah cungkup di halaman depan rumahnya," kata Didik.

"Joko kerap mengatakan kepada warga bahwa dirinya sering bertukar pesan lewat handphone dengan Nabi Khidir," kata Didik lagi.

Wilayah Sumbermajing Wetan, kata Didik, banyak dihuni oleh ulama yang taat beragama. "Karenanya, kades di sini jangan hanya bertindak dengan mendengarkan suara mistis," ungkap Didik. "Warga mendesak Joko harus mundur karena sudah melakukan perbuatan syirik dan meresahkan warga di sini," sambungnya.

Selain terkait persoalan mistis, Joko Sudirman juga dianggap kurang aspiratif dan argumentatif dalam melayani masyarakat terkait surat-menyurat di desa. "Dalam hal penggunaan uang kas desa dan pengelolaan tanah bengkok, Kades itu juga tidak pernah transparan. Pelayanannya kepada warga tidak baik," kata Didik lagi.

Sementara itu, Agus Hariyanto, Sekretaris Kecamatan Sumbermanjing Wetan, mengatakan bahwa warga harus menyikapi persoalan ini dengan cara musyawarah. "Soal Kades telah membuat cungkup (atap kuburan), tidak semudah itu. Harus dilihat dasar hukumnya maupun silsilahnya," kata Agus.

Jika membuat cungkup tidak ada dasar hukumnya, maka cungkup itu harus dibongkar. "Jika cungkup itu akan dinilai menyesatkan warga, harus dibongkar," kata Agus.

Editor :

Glori K. Wadrianto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan