Ahad, 6 Januari 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Pesawat Tak Berawak AS Tewaskan 17 Orang di Pakistan

Posted: 07 Jan 2013 03:15 AM PST

Pesawat Tak Berawak AS Tewaskan 17 Orang di Pakistan

Senin, 7 Januari 2013 | 11:15 WIB

BBC

AS mengklaim serangan pesawat tak berawak efektif tewaskan militan.

TERKAIT:

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Sebuah serangan yang diduga telah dilancarkan pesawat tak berawak AS menewaskan 17 orang dan melukai tiga lainnya di wilayah kesukuan Pakistan yang bergejolak, Minggu (6/1), kata para pejabat intelijen Pakistan.

Serangan itu terjadi di Babar Ziarat, yang berbatasan dengan Provinsi Waziristan Utara dan Waziristan Selatan, Pakistan di  dekat perbatasan Afganistan, kata para pejabat.

Mereka yang tewas dan cedera dalam serangan itu diyakini sebagai militan, kata para pejabat itu.

Serangan tersebut menyusul dugaan serangan pesawat tak berawak AS serupa di daerah yang sama pekan lalu yang menewaskan 15 orang, termasuk seorang komandan Taliban yang punya hubungan dengan militer Pakistan. Komandan Taliban Mullah Nazir, juga dikenal sebagai Maulvi Nazir Wazir, tewas dalam serangan di Waziristan Selatan, kata para pejabat.

Nazir berseberangan dengan Taliban Pakistan terkait kontrak perjanjian damai yang ia tanda tangani dengan pemerintah Pakistan tahun 2007. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, ia menolak untuk menyerang pemerintah Pakistan atau sasaran militer, meskipun ia diyakini berada di balik sejumlah serangan yang menyasar militer AS.

Nazir lolos dari serangan bom bunuh diri pada awal Desember. Setelah serangan itu, ia memperingatkan suku Mehsud, yang yang merupakan suku dari pemimpin Taliban Pakistan Hakimullah Mehsud, untuk mengosongkan wilayah Waziristan Selatan atau menghadapi konsekuensi.

Menurut para pejabat Pakistan, dua deputi Nazir ikut tewas dalam serangan pekan lalu itu.

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah AS telah meningkatkan secara drastis penggunaan serangan pesawat tak berawak di sebagian besar wilayah suku Pakistan yang nyaris tak berpemerintahan. Wilayah sabuk suku itu itu secara luas diyakini menjadi surga yang aman bagi kelompok-kelompok militan yang melancarkan pemberontakan di Afganistan. Para pejabat AS mengatakan, serangan-serangan dengan pesawat tak berawak merupakan strategi efektif dalam melawan  kelompok-kelompok militan dan berkeras bahwa korban sipil akibat serangan itu jarang terjadi.

 

Editor :

Egidius Patnistik

Australia Desak Indonesia Awasi Arak Bermetanol

Posted: 07 Jan 2013 02:49 AM PST

Miras

Australia Desak Indonesia Awasi Arak Bermetanol

Penulis : L Sastra Wijaya | Senin, 7 Januari 2013 | 10:49 WIB

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Ilustrasi: Minuman keras.

TERKAIT:

CANBERRA, KOMPAS.com-     Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr mengatakan, Australia akan mendesak Indonesia untuk melakukan pengawasan lebih ketat dan mengatur penjualan minuman di bar-bar di Bali dan Lombok menyusul kematian seorang remaja Perth karena minuman bercampur metanol.     

Liam Davies (19) meninggal di rumah sakit Sir Charles Gardner, Perth hari Minggu, setelah diterbangkan kembali ke Australia dari Lombok setelah minum minuman beracun tersebut hari Rabu ketika merayakan Tahun Baru.     

Senator Carr,  Senin (7/1/2013) menggambarkan kematian itu sebagai tragedi, dan juga mengetahui banyak kasus keracunan alkohol lainnya yang dialami oleh turis Australia ketika sedang berlibur di Indonesia.     

"Kami akan menemui pihak berwenang Indonesia mengenai pengawasan lebih baik dari polisi dan juga perbaikan peraturan, khususnya di pasar minuman di kelas menengah ke bawah." kata Bob Carr kepada para wartawan di Sydney.     

Dia mengatakan, Australia akan memfokuskan ke daerah wisata populer seperti Bali dan Lombok guna memastikan standar kesehatan betul-betul diperhatikan dalam cara membuat dan mencampur minuman beralkohol.     

"Kita tentu tidak bisa memaksakan standar yang sama seperti di Australia, namun kita bisa berbicara dengan mereka sehingga para wisatawan muda kita mendapatkan perlindungan lebih baik dari bahaya ini." tambah Senator Carr.     

Senator Carr juga mengatakan, pihak berwenang Australia akan terus memperingatkan warganya yang berlibur ke Bali untuk berhati-hati mengkonsumi minuman yang dibeli di bar, yang bukan berasal dari botol tertutup.     

Senator Carr mengatakan, konsul jenderal Australia di Denpasar segera akan menemui pejabat Indonesia guna mendiskusikan masalah ini secepatnya.     

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, meninggalnya Liam Davies merupakan korban paling tragis dalam beberapa bulan terakhir berkenaan dengan keracunan metanol.     

Bulan lalu, seorang pelajar putri asal Sydney mengalami kebutaan setelah menenggak alkohol serupa di Bali dan bulan Juni seorang turis backpacker asal Swedia meninggal di Lombok juga setelah minum arak yang dicampur metanol.          

Editor :

Tjahja Gunawan Diredja

Tiada ulasan:

Catat Ulasan