Rabu, 12 Disember 2012

Republika Online

Republika Online


'Tendangan Si Madun' dan 'Putih Abu-abu' Paling Banyak Diadukan Warga Yogya

Posted: 12 Dec 2012 11:17 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -  Tayangan sinetron di televisi merupakan jenis program acara yang masih menduduki peringkat pertama (terbanyak) jumlahnya yang diadukan oleh masyarakat ke Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID) DIY yakni sebanyak 158 aduan.

Hal itu dikemukakan Anggota KPID DIY Bidang Pengawasan Isi Siaran Sukiratnasari pada acara Publik Hearing tentang Evaluasi Isi Siaran Tahun 2012 dengan tema "Bisa Kita Wujudkan Kualitas Isi Siaran yang layak dan Benar bagi Masyarakat", di ruang pertemuan KPID DIY, Kamis (13/12). 

''Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2011 yakni sinetron merupakan program acara yang paling banyak diadukan. Hal ini disebabkan tidak ada peningkatan yang signifikan terhadap kualitas sinetron yang tayang di televisi. Masih begitu-begitu saja," ungkap Kiki (panggilan akrab Sukiratnasari).  Padahal kritikan, teguran dan sanksi terhadap program acara ini dari tahun ke tahun terus dilakukan.

Pengaduan untuk sinetron tahun ini banyak ditujukan pada sinetron remaja dan anak-anak. Menariknya, dia menambahkan,  aduan ini kebanyakan berasal dari remaja siswa sekolah SMA/SMK yang notabene merupakan target potensial dari program acara tersebut.

Artinya, ada peningkatan kesadaran dari kalangan remaja sendiri untuk mengkritisi tayangan yang menggambarkan tentang kehidupan mereka.

Sinetron "Tendangan Si Madun" mendapat 34 aduan dari masyarakat. Sinetron anak ini melanggar pasal perlindungan terhadap anak yaitu memasukkan materi yang belum dapat dipahami oleh anak seputar perceraian dan perselingkuhan, kekerasan fisik, dan bermuatan mistis.

Sinetron "Putih Abu-Abu" yang menceritakan tentang kehidupan remaja mendapat aduan sebanyak 28. Justru aduan ini berasal dari kalangan remaja. Sinetron ini dinilai melanggar norma kesopanan dan kesusilaan

Rithah al-Hamqa, Perempuan Pemintal Benang (5-habis)

Posted: 12 Dec 2012 11:15 PM PST

Jangan Mencintai Dunia Berlebihan
Benar tidaknya kisah mengenai Rithah atau Saidah al-Asadiyah, jalan ceritnya mengajarkan bahwa hanya Allah yang mampu mengabulkan doa seseorang.

Bahwa para ahli nujum dan berhala-berhala tidak patut dipercaya serta disembah. Seperti difirmankan dalam surah al-Baqarah ayat 186. "Dan apabila hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa kepada-Ku…"

Kepada Dialah asa semestinya digantungkan karena Allah menyukai orang-orang yang berdoa kepada-Nya dan Allah tidak akan pernah ingkar janji.
 
Melalui kisah ini, kita juga diingatkan untuk tidak cepat berputus asa dan selalu bersabar atas segala cobaan yang datang, seperti dinukilkan dari surah al-Baqarah ayat 45:

"Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya dan mereka akan kembali pada-Nya."

Selain itu, sentiasa bersangka baik (husnudzan) kepada-Nya. Karena, sesuatu yang kita cintai atau sesuatu yang kita anggap baik (jodoh) belum tentu baik bagi kita menurut Allah. Begitu pula sebaliknya. Sesuatu yang kita anggap buruk bagi diri kita belum tentu buruk menurut Allah.

"Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak mengetahui sedangkan Allah MahaMengetahui," demikian surah al-Baqarah ayat 216.
 
Kisah Rithah juga mengingatkan agar kita selalu mengarahkan cinta (mahabbah) tertinggi kita kepada yang memang berhak memilikinya. Cinta Rithah yang begitu tinggi justru diarahkan kepada manusia, yaitu suaminya yang justru tak pernah mau mencintainya.

Hal ini justru membuatnya hilang akal. Cinta yang tertinggi hanya patut dipersembahkan untuk Allah. "Adapun orang-orang yang beriman itu amat sangat cintanya kepada Allah."  (QS al-Baqarah: 165).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan