Sabtu, 17 November 2012

Republika Online

Republika Online


Indonesia bakal Kembangkan 6 Geopark Baru

Posted: 17 Nov 2012 11:36 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, BANGLI -- Setelah pengukuhan geopark Kaldera Batur di Bangli, Bali, menjadi anggota Jaringan Geopark Global (JGG) UNESCO, Indonesia segera kembangkan lagi geopark di enam tempat.

Sejumlah tempat yang bakal dijadikan geopark adalah di provinsi Sumatera Utara (Geopark Toba), Jambi (Geopark Merangin), DIY-Jawa Tengah-Jawa Timur (Geopark Gunung Sewu, termasuk Geo-area Pacitan yang sudah ditetapkan menjadi Geopark Nasional Pacitan), Nusa Tenggara Barat (Geopark Lombok, termasuk Geo-area Rinjani, dan Papua Barat (Geopark Raja Ampat).

Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim, pemerintah serius untuk mengembangkan geopark lain selain Kaldera Batur. Pemerintah telah membentuk Komite Nasional Geopark. Komite ini diprakarsai oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU).

"Untuk mewujudkannya, diperlukan kerja sama antar pemangku kepentingan yang akan mampu mewujudkan geopark yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjadi anggota JGG UNESCO," kata Firmansyah dalam keterangan persnya, Minggu (18/11).

Firmansyah menambahkan, hingga 2012 ini, menurut data persebaran anggota JGG, Cina adalah negara anggota JGG yang memiliki jumlah global geopark terbanyak, yakni sebanyak 27. Pertumbuhannya geopark di Cina sejak tahun 2000 sampai dengan 2012 sangat signifikan. Saat ini, Cina telah memiliki 138 geopark di level lokal dan nasional. Dari jumlah itu, 27 diantaranya sudah masuk menjadi anggota JGG.

Cina juga menjadi contoh keberadaan JGG mampu memberi nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata. Pada tahun 2000, kata Firmansyah, jumlah kunjungan wisatawan di kawasan Geopark Yuntaishan baru sekitar 200.000 wisatawan dengan devisa USD 3 juta. Namun setelah menjadi anggota JGG pada 2004, kunjungan semakin meningkat hingga mencapai 1.250.000 wisatawan dengan devisa USD 90 juta.

Indonesia baru memiliki 1 geopark yang menjadi anggota JGG. Yaitu di geopark nasional Kaldera Batur. Keputusan menjadi anggota JGG ditetapkan tanggal 20 September lalu. Peresmian Kaldera Batur oleh pemerintah dilakukan akhir pekan lalu oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Bangli, Bali.

Rupiah Diprediksi Terus Menguat

Posted: 17 Nov 2012 11:24 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah diprediksi terus menguat memasuki 2013. Hal itu sejalan dengan perbaikan dalam indikator perekonomian Indonesia.

Direktur Eksekutif Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan surplus Neraca Pembayaran (NPI) akan meningkat hingga 1,5 miliar dolar AS pada kuartal IV 2012. Pada kuartal III 2012, surplus NPI telah mencapai 834 juta dolar AS.

"Dengan adanya kecenderungan NPI surplus  di kuartal IV, tekanan nilai tukar rupiah jauh berkurang, " ujarnya di Jakarta, akhir pekan ini.

Surplus NPI diprediksi terus berlanjut tahun depan. Hal itu akan didorong oleh penguatan investasi asing. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 6,5 persen pada 2013 akan menarik lebih banyak investor asing.

"Pertumbuhan ekonomi 6,5 persen dan laba perusahaan 20 persen, akan lebih banyak menarik investasi tahun depan, " ujar Perry.

Investasi modal asing hingga akhir 2012 diprediksi mencapai 19 miliar dolar. Pasokan dolar ke Indonesia dari modal asing ini akan ditambah dengan kebijakan Amerika Serikat terkait pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing ketiga (QE3). Berlebihnya pasokan dolar ini kemudian akan memperkuat nilai tukar rupiah tahun depan.

Nilai tukar rupiah 2013 pun akan lebih baik dibandingkan kondisinya pada kuartal II sampai kuartal III 2012. Bank sentral mencatat depresiasi rupiah pada kuartal II sebesar 2,65 persen dari kuartal I ke level Rp 9.393 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 2,27 persen menjadi Rp 9.277 per dolar AS.

Sementara, nilai tukar rupiah pada Oktober 2012 melemah sebesar 0,36 persen (bulan ke bulan) ke level Rp9.605 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,41 persen (bulan ke bulan) menjadi Rp9.593 per dolar AS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan