Sabtu, 17 November 2012

Republika Online

Republika Online


Perlukah Perokok Diberi Surat izin Merokok?

Posted: 17 Nov 2012 07:36 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY -- Profesor Simon Chapman dari University of Sydney di Australia, memberi usulan radikal berupa "lisensi untuk perokok".

Usulan ini disambut hangat oleh sejumlah organisasi dan kelompok yang berusaha untuk mengurangi dampak negatif dari tembakau.

Para perokok diwajibkan untuk mendaftar dan membayar lisensi dalam bentuk kartu, yang harus ditunjukkan saat mereka hendak membeli rokok. Menurut Chapman, ini akan membuat para remaja enggan untuk meneruskan kebiasaan buruk merokok.

Aktivis antirokok berargumentasi mengenai penjualan rokok yang saat ini menjadi subjek percobaan perbandingan dengan produk lain yang turut mengancam kesehatan publik dan pribadi. "Penggunaan jangka panjang dari tembakau menyebabkan kematian sekitar setengah penggunanya, satu miliar orang pada abad ini diperkirakan meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh tembakau," kata Chapman seperti dilansir DailyMail.

Kartu pintar yang kontroversial ini akan membantu pemerintah untuk membatasi berapa banyak rokok yang bisa dibeli oleh para perokok. Chapman mengatakan lisensi rokok ini harus diperbaharui setiap tahunnya dan terus menetapkan batas harian untuk jumlah rokok yang dihisap.

Untuk memperbaharui kartu lisensi ini, para perokok terlebih dulu akan diuji mengenai pengetahuan tetang risiko merokok pada kesehatan.

Chapman menambahkan bahwa data yang dikumpulkan dari aplikasi kartu pintar ini dapat digunakan untuk merumuskan strategi pencegahan merokok yang lebih baik.

Orang Jerman Doyan Kuliner Indonesia

Posted: 17 Nov 2012 07:31 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Kuliner Indonesia digemari pengunjung dalam festival kuliner bertajuk "Eat and Style" yang diikuti sekitar 260 stand peserta dari berbagai negara di kota Koln, Jerman pada 16-18 November.
"Stand Indonesia yang menampilkan Chef Sandra Djohan tampak dikerubuti pengunjung yang antre untuk mencicipi kelezatan berbagai kuliner khas Indonesia," kata Counsellor Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia GL Kalake, Ahad (18/11).

Festival "Eat and Style" yang menampilkan bermacam produk makanan, minuman dan industri pendukungnya itu diadakan secara berurutan di tiga kota besar di Jerman yaitu Munchen (2-4 November), Koln (16-18 November) dan Stuttgart (23-25 November). "Event ini merupakan ajang pertemuan produsen dan penggemar kuliner dari berbagai penjuru dunia dan mengombinasikan antara wisata kuliner, shopping dan interaksi," katanya.

Sebelumnya, untuk mendukung citra kuliner Indonesia di Jerman, KBRI Berlin mengadakan "Indonesian Culinary Festival" di Grand Westin Hotel-Berlin, Jerman pada beberapa waktu lalu. "Festival itu dapat menjadi upaya tersendiri dalam memperkuat ikatan persahabatan antara masyarakat Jerman dan Masyarakat Indonesia," ungkap Dubes RI untuk Republik Federal Jerman Dr Eddy Pratomo.

Masakan Indonesia, Rendang, terpilih sebagai makanan terlezat versi survei "CNN Go 2011", selain Nasi Goreng dan Sate.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan