Jumaat, 12 Oktober 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Pesawat militer jatuh, tiga tewas

Posted: 12 Oct 2012 07:10 PM PDT

Moskow (ANTARA News) - Satu pesawat militer Rusia jatuh di Semenanjung Krim di Ukraina, dan menewaskan tiga orang serta melukai satu orang, kata Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip Xinhua, hari ini.

Pesawat tersebut mengalami kecelakaan pada pukul 18.40 waktu Moskow (21.40 WIB) di lapangan udara Kacha, 50 kilometer di sebelah barat pangkalan Angkatan Laut Rusia, Sevastopol, kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kolonel Igor Konashenkov kepada media lokal.

Pesawat Be-12 milik Armada Laut Hitam Rusia itu jatuh selama pendaratan, kata Konashenkov seraya menambahkan penyidik telah bekerja di lokasi kecelakaan.

"Kapten pilot, pilot kedua dan seorang navigator tewas dalam kecelakaan init. Seorang operator radio dikirim ke rumah sakit militer Armada Laut Hitam karena menderita luka ringan," kata Konashenkov sebagaimana dikutip kantor berita Itar-Tass.

Kementerian Pertahanan Rusia telah melarang terbang semua pesawat Be-12 yang mestinya beroperasi selama menunggu hasil penyelidikan, untungnya pesawat yang jatuh tidak membawa senjata selama penerbangan tersebut.

Pesawat yang dijuluki "Seagull" ini adalah perahu terbang dengan dua mesin dan digunakan untuk operasi anti-kapal laut, pemadaman kebakaran, dan operasi pertolongan di laut.

Penyebab kecelakaan belum diketahui.

(C003) 

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Hollande akui ada teroris Prancis di Suriah

Posted: 12 Oct 2012 04:59 PM PDT

Francois Hollande (REUTERS)

Kami tidak akan membiarkan mereka pergi, kami akan memburu dan melenyapkan mereka"

Berita Terkait

Paris (ANTARA News/SANA-0ANA) - Presiden Prancis Francois Hollande mengakui keberadaan teroris Prancis di Suriah dan bersumpah untuk memburu serta menghilangkannya.

Dalam wawancara dengan saluran France 24 dan jaringan TV5 Monde, Hollande mengatakan, "Kami bahkan telah mempelajari bahwa ada ekspatriat Prancis di Mali dan Somalia, seperti yang kita telah temukan di Suriah yang kemudian bisa kembali ke negara dengan tujuan meneror. Saya tidak bisa membiarkan itu."

Dia memperingatkan kemungkinan ada sel-sel teroris yang berkembang di dalam negeri Prancis yang tidak ada hubungannya dengan pihak asing.

"Kami tidak akan membiarkan mereka pergi, kami akan memburu dan melenyapkan mereka," kata Hollande kepada France 24 menyusul terbongkarnya sel teroris yang merencanakan serangan di Prancis.

Dalam konteks yang sama, Jaksa Paris Francois Molins menekankan bahwa tersangka anggota sel Islam yang dibongkar Sabtu lalu berencana terjun dalam pertempuran di Suriah.

Kegiatan kelompok radikal di sejumlah negara Barat, terutama Prancis dan Inggris, baru-baru ini meningkat sejalan dengan meningkatnya perekrutan kelompok garis keras untuk berperang di daerah lain di dunia.

Kantor Luar Negeri Inggris bahkan mengakui kelompok garis keras Inggris berniat untuk bergabung dengan pertempuran di Suriah.

Lembaga peradilan Belgia juga telah membuka penyelidikan jaringan yang terlibat dalam menghimpun tentara bayaran guna dikirim ke Somalia.
(H-AK) 

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan