Ahad, 9 September 2012

Republika Online

Republika Online


Alex Noerdin Alokasikan Rp 3 M untuk Pesantren

Posted: 09 Sep 2012 10:53 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin mengalokasikan dana APBD daerah itu sebesar Rp3 miliar untuk pondok pesantren (ponpes).

"Gubernur Sumatera Selatan melalui APBD induk 2012 dan perubahan mengalokasikan anggaransebesar Rp3 miliar untuk membantu operasional pondok pesantren yang ada diSumsel," ujar Kepala Biro (Karo) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel Richard Cahyadi, Senin (10/9) mengatakan,

Menurut Richard, seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2012 Pemprov Sumsel telah menyiapkan anggaran bantuan untuk operasional ponpes. Bantuan tersebut dialokasikan dari APBD induk sebesar Rp 1 miliar dan dari APBD perubahan sebesar Rp 2 miliar. 

"Untuk ponpes yang bakal mendapatkan bantuan operasional harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Pemprov Sumsel,seperti mengajukan proposal ke Biro Kesra Setda Sumsel. Dengan begitu, ponpes yang mendapatkan bantuan adalah ponpes yang benar-benar layak atau patut menerimanya," kata Richard yang sebelumnya menjabat Karo Humas dan Protokol.

Dari data di Biro Kesra, saat ini ada 250 pondok pesantren yang telah mengajukan permohonan bantuan. "Dari proposal yang masuk akan dilakukan verifikasi apakah sesuai kriteria untuk mendapatkan bantuan," tambahnya.

Diantara kriteria yang ditetapkan bagi pondok pesantren yang bisa menerima bantuan diantaranya, di dalam ponpes tersebut terdapat kyai dan ustaz yang bermukim, terdapat santri yang bermukim atau non mukim,memiliki masjid atau mushalla, memiliki ruang belajar, serta terdapat asrama putra atau putri. 

'Bom Depok' Jaringan Nurdin M Top?

Posted: 09 Sep 2012 10:42 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terduga teroris di Depok menurut informasi yang berkembang diduga satu jaringan dengan gembong teroris asal Malaysia, Nurdin M Top. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Shidiq mengaku heran jika informasi tersebut benar.

Menurutnya masyarakat akan bertanya apa saja kerja Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), dan Polri selama ini sehingga jaringan Nurdin M. Top masih bisa beroperasi di Indonesia. "Ya lucu. Ngapain saja selama ini. Sebelumnya kan sita laptop, ada info banyak. Kok aktornya yang muncul dari jaringan yang sama?" papar Mahfudz.

Komisi I yang membidangi urusan keamanan akan segera audiensi dengan BIN, BNPT, dan Polri. Komisi satu akan menanyakan apakah ketiga lembaga sudah memiliki konsep terpadu menyangkut penanganan terorisme. "Jangan sampai ini siklus berkala. Ketika ada kejadian tertentu persepsi itu ada lagi (kurang kordinasi)," ujarnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan