Rabu, 12 September 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Deradikalisasi Harus Masuk pada Kelompok Radikal

Posted: 12 Sep 2012 09:44 AM PDT

Deradikalisasi

Deradikalisasi Harus Masuk pada Kelompok Radikal

Penulis : Ilham Khoiri | Rabu, 12 September 2012 | 23:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Penangkapan dan serangan teroris di Solo, Jakarta, dan Depok belakangan ini memperlihatkan bahwa sel-sel baru jaringan teroris terus tumbuh. Itu antara lain akibat program deradikalisasi oleh pemerintah selama ini dinilai salah sasaran.

"Deradikalisasi masih menyasar kalangan kelompok keagamaan yang moderat. Padahal, semestinya program ini harus didorong untuk lebih menyentuh kalangan radikal yang potensial menjadi teroris," kata anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Effendy Choirie, di Jakarta, Rabu (12/9/2012).

Effendy Choirie menilai, deradikalisasi cenderung menyasar pada kelompok keagamaan yang telah moderat. Dari kalangan Islam, misalnya, program ini kerap dikembangkan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Itu adalah dua organisasi besar yang memang sudah berpandangan moderat dan antikekerasan.

"Belum ada tim khusus yang masuk kepada kalangan kelompok radikal atau diduga berpotensi radikal. Contohnya, Pesantren Ngruki di Solo, Jawa Tengah, atau Pesantren Al-Zaitun di Indramayu, Jawa Barat, beserta jaringannya. Kedua pesantren itu diduga memiliki kaitan dengan jaringan kelompok radikal," katanya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus memperkuat program deradikalisasi di kelompok-kelompok radikal itu. Bangun dialog dan pendekatan keilmuan untuk mencairkan ideologi kekerasan. Untuk itu, diperlukan ulama ahli agama yang mampu berdialog dan mematahkan argumentasi yang membenarkan tindakan radikal dan teror.

"Langkah itu perlu terus dilakukan, selain memotong jaringan mereka dengan sumber pendanaan dan dukungan kelompok teroris internasional. Para mantan terpidana teroris juga perlu dirahabilitasi agar mendapatkan pekerjaan dan dapat hidup layak di tengah masyarakat," katanya.

Editor :

Marcus Suprihadi

Wahyu Lebih Mahir Merakit Bom

Posted: 12 Sep 2012 09:44 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Mr X yang belakangan diketahui bernama Wahyu Ristanto alias Anwar lebih mahir merakit bom ketimbang rekan-rekan lainnya dalam jaringan teroris di Depok. Ia diduga lebih pandai dibanding terduga teroris lainnya, seperti Muhammad Thorik (32).

"Dugaan kuat kita adalah Mr W (Anwar) ini memiliki kemampuan lebih dalam hal merangkai (bom) ketimbang saudara Thorik," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar, Rabu (12/9/2012).

Wahyu yang lebih sering dikenal sebagai Anwar diduga mengikuti sejumlah pelatihan merakit bom sebelumnya. Namun, Boy belum dapat menjelaskan dari mana Anwar belajar merakit bom tersebut. Meskipun begitu, Anwar dan lainnya dianggap masih dalam proses belajar merakit bom. Itu terlihat saat sebuah rumah di Tambora, Jakarta Barat, terlihat berasap pada Rabu (5/9/2012). Hal itu rupanya akibat keteledoran Thorik. Thorik melarikan diri saat warga mencium gelagatnya yang aneh. Sejumlah bahan peledak pun ditemukan di sana.

Thorik pun terlibat dalam peristiwa ledakan di sebuah rumah di Jalan Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012) pukul 21.50. Ledakan tersebut berasal dari bom rakitan mereka. Bom rakitan itu meledak tidak pada waktunya dan malah mengenai Anwar. Anwar terluka berat, sementara korban lain hanya luka ringan. Anwar berada paling dekat dengan titik ledak. Akibatnya, hampir 70 persen tubuhnya terbakar. Ia pun sulit dikenali.

"Dari adanya kegagalan-kegagalan, mereka sepertinya dalam proses belajar," ujar Boy.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen (Pol) Farley Helfrich Arthur Tampi mengatakan, sebagian besar tubuh Anwar terbakar, terutama pada wajah dan leher. Ini termasuk luka bakar tingkat empat yang sangat berbahaya karena dalam proses penyembuhan akan terkait dengan sistem pernapasan. Anwar akhirnya mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Selatan, Rabu (12/9/2012) sekitar pukul 15.35. Identitas Anwar baru terungkap hari ini setelah adanya penemuan KTP di lokasi ledakan Depok dan keterangan beberapa keluarga maupun Thorik.

Anwar atau Wahyu ini adalah salah satu penghuni rumah yang digerebek tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Kampung Warung Jambu, RT 03 / RW 08, Desa Susukan, Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Saat penggerebekan, rumah itu kosong.

Penggerebekan itu berdasarkan keterangan Thorik yang sebelumnya menyerahkan diri di Pos Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat, Minggu (9/9/2012). Selain menggerebek rumah itu, tim juga memboyong Arif Hidayat (31) yang diduga mengenal tiga pria misterius itu. Di lokasi kejadian, petugas menemukan berbagai macam benda mencurigakan, seperti bahan peledak.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan