Isnin, 28 Mei 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Buku Misykat MIUMI upaya bendung liberalisme

Posted: 28 May 2012 07:13 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Buku Misykat (Sebuah Refleksi tentang Islam, Westernisasi dan Liberalisasi) karya Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Hamid Fahmy Zarkasyi sebagai upaya membendung paham bertentangan ajaran Islam, seperti liberalisme.

"Kami beryukur pada Allah SWT karena terhindar dari konser Lady Gagal, sebuah ritual yang tidak sesuai akidah Islam," kata Sekjen MIUMI Ustaz Bachtiar Nasir, pada peluncuran Buku Misykat karya Ketua MIUMI Hamid Fahmy Zarkasyi di Jakarta, kemarin.

Dalam keterangan tertulisnya, Senin, Bachtiar Nasir mengajak umat Islam untuk terus bersatu melawan kemungkaran dan menjadikan kasus batalnya konser Lady Gaga sebagai pelajaran berharga bahwa umat mampu mengusir penjajahan budaya dan bentuk-bentuk lainnya.

Sementara itu, Hamid Fahmy Zarkasyi yang karib dipanggil Gus Hamid, putra salah satu pendiri pesantren Gontor Jatim itu menyebutkan bahwa protes terhadap rencana konser tersebut bukan hanya dilakukan oleh FPI, tetapi juga hampir semua ormas Islam.

"Banyak yang mengira hanya FPI yang menolak Lady Gaga, padahal ada ormas Islam yang lain, seperti MIUMI pun menolak, begitu juga Kementerian agama," katanya.

Menurut Gus Hamid, saat ini masyarakat khususnya umat Islam sedang dihadapkan pada sebuah realitas yang memprihatinkan, di mana umat seperti sedang digiring bersikap relatif atau sulit membedakan mana benar dan salah.

"Ada gelombang liberalisasi dan kesetaraan dalam segala hal. Kasus Lady Gaga, contohnya, merupakan satu yang membawa kevulgaran di Indonesia, negeri berpenduduk Islam besar di dunia," katanya.

Gelombang liberalisme dan Islam sedang bertarung dalam ranah filsafat. Wacana filosofis yang dihadirkan para penganut liberal, kemudian turun menjadi praktik-praktik kehidupan.

"Jika pemikiran ini terus ditekankan kepada umat, maka akan semakin merusak tatanan moral maupun agama di Indonesia," kata Gus Hamid.

Menurut Gus Hamid, Buku Misykat itu merupakan sumbangan pemikirannya yang menegaskan bahwa identitas bangsa harus dipertahankan, tantangan dari luar harus dihadapi dan diselesaikan secara intelektual.

"Ini untuk mempertahankan kultur Indonesia dan menyelamatkan dari kekuatan asing yang ingin memarginalkan bukan hanya budaya, melainkan agama. Menghadapi tantangan pemikiran dari negeri luar, harus dihadapi dengan pemikiran dan kebudayaan juga. Kultur di dalam bangsa Indonesia yang di dalamnya agama agama harus dipertahankan," demikian Hamid Fahmy Zarkasyi.(*)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Talaud usulkan Pertamina tambah kuota BBM

Posted: 28 May 2012 07:04 AM PDT

Manado (ANTARA News) - Kuota bahan bakar minyak (BBM) yang didistribusikan Pertamina ke Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, diusulkan ditambah.

"Sudah tiga tahun kuota BBM yang didistribusikan ke Kabupaten Talaud tidak pernah ditambah pertamina. Padahal sudah beberapa kali kami sampaikan namun belum ada jawabannya," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Talaud, Djemi Gagola, di Manado, Senin.

Dia menjelaskan, kuota BBM sekarang ini sekitar 500 kiloliter setiap bulannya dengan perincian 200 kiloliter premium, 200 kiloliter minyak tanah dan 100 kiloliter solar.

"Semestinya sudah harus ditambah. Minimal memperoleh tambahan 500 kiloliter lagi sehingga roda perekonomian di kabupaten ini bisa berjalan lebih baik lagi dibanding sekarang ini," ungkapnya.

Apalagi menurut dia, sektor perikanan menjadi penyedot BBM jenis minyak tanah dan premium yang cukup besar pada saat nelayan melaut.

Bahkan, karena keterbatasan distribusi BBM hingga ke daerah-daerah kepulauan, harga setiap liternya melonjak tiga kali lipat dari harga dasar yang ditetapkan pemerintah, kata dia.

Menurut dia, sudah saatnya pertamina memikirkan lagi melakukan penambahan kuota BBM karena selama tiga tahun telah terjadi peningkatan populasi penduduk, jumlah kendaraan roda dua dan empat, perusahan hingga perahu penangkap ikan.

"Dengan kuota yang tidak pernah ditambah, kami rasa sangat memberatkan pemerintah dalam menggerakkan sektor perekonomian khususnya di bidang perikanan," ungkapnya.

Kelangkaan BBM yang memicu tingginya harga di pulau terluar seperti Pulau Miangas, Pulau Kakorotan, Pulau Marampit dan Pulau Intata, kata dia, karena terbatasnya kapal pengangkut BBM yang menjangkau pulau-pulau ini.

(T.pso-305/B/A034/A034) 28-05-2012 18:51:35

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan