Khamis, 26 April 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Kepala BNP2TKI Pastikan Hasil Otopsi TKI Diumumkan Polri

Posted: 26 Apr 2012 10:59 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat mengatakan, untuk menghindari spekulasi, hasil otopsi ulang tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, yang dilakukan tim dokter forensik bekerja sama dengan Kepolisian Daerah NTB (Polda NTB) akan diumumkan pihak kepolisian.

Ini, kan otopsinya masih berlangsung sampai Jumat besok, jadi agar tidak berkembang pernyataan yang kurang tepat, sebaiknya semua kalangan menunggu keterangan resmi tentang hasil otopsi secara lengkap, baik dari pihak kepolisian maupun tim dokter forensik

Berbagai kalangan diharapkan dapat menunggu penjelasan dari kepolisian setelah seluruh proses otopsi ulang diselesaikan terhadap jasad ketiga TKI tersebut.

"Ini, kan otopsinya masih berlangsung sampai Jumat besok. Jadi, agar tidak berkembang pernyataan yang kurang tepat, sebaiknya semua kalangan menunggu keterangan resmi tentang hasil otopsi secara lengkap, baik dari pihak kepolisian maupun tim dokter forensik," kata Jumhur di Jakarta, Kamis (26/4/2012) malam.

Ditambahkan, dalam penjelasan Polri beserta tim dokter forensik itu nanti akan disampaikan mengenai benar atau tidaknya dugaan pencurian sejumlah organ tubuh atas jasad ketiga TKI, sebagaimana informasi yang kini berkembang luas di Tanah Air.

"Dipastikan, seusai otopsi ketiga jasad TKI selesai, akan segera diumumkan seluruhnya. Kita semua harus memberi waktu yang tepat supaya tim yang sedang menangani otopsi dapat berkonsentrasi penuh dan mendapatkan hasil yang benar," ujarnya.

Ia juga menjelaskan akan terus berkoordinasi dengan jajaran kepolisian di Polri dan Polda NTB terkait pelaksanaan otopsi. Selain itu, Jumhur juga menugaskan Syahrum, Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Mataram, sebagai unit teknis BNP2TKI di wilayah NTB, untuk mengikuti langsung proses otopsi ketiga jasad TKI.

"Meski sudah mendapat laporan dari Kepala BP3TKI Mataram, saya tetap menunggu penjelasan adanya proses dan hasil otopsi dari unsur yang menanganinya agar tidak keliru," ungkapnya lagi.

Dua jasad TKI, masing-masing Herman dan Abdul Kadir Jalelani, telah menjalani otopsi ulang di lokasi pekuburan di kampung halamannya di Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB, pada Kamis pagi tadi. Jasad keduanya juga telah dimakamkan kembali.

Sementara itu, otopsi untuk jasad TKI Mad Nur baru akan dilaksanakan pada Jumat (27/4/2012) di lokasi pekuburan lain, di tempat kediaman almarhum Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur.

Penanganan otopsi ulang itu, lanjut Jumhur, melibatkan dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, serta Universitas Mataram, termasuk disaksikan keluarga korban dan aparat Polda NTB.

Ketiga TKI itu meninggal secara mengenaskan akibat penembakan sadis yang dilakukan polisi saat melaksanakan razia di kawasan Port Dickson (area pelabuhan), Negeri Sembilan, Malaysia pada 24 Maret 2012 dini hari.

Tembakan berkali-kali itu menembus bagian depan kepala dan di tubuh sekitar dada karena para TKI diindikasikan ingin melawan petugas dengan bersenjatakan parang, dan menutupi mukanya.

Dengan kematian tiga TKI itu, Rumah Sakit Port Dickson Negeri Sembilan melakukan otopsi pada 26 Maret lalu. Tiga jenazah itu pun dipulangkan pada 5 April 2012 untuk kemudian dikuburkan di daerah asalnya, sehari sesudahnya. 

KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Anis Matta

Posted: 26 Apr 2012 07:14 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi  menjadwalkan ulang pemeriksaan Wakil Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anis Matta, terkait penyidikan kasus dugaan suap pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah atau PPID.

Anis Matta akan dimintai keterangan sebagai saksi bagi tersangka kasus itu, Wa Ode Nurhayati.  Anis sedianya menjalani pemeriksaan hari ini. Namun, dengan alasan masih di luar negeri, politikus Partai Keadilan Sejahtera itu tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, pihaknya telah menerima pemberitahuan dari Anis soal ketidakhadirannya itu.

"Ada pemberitahuan kemarin bahwa yang bersangkutan tidak bisa hadir. Karena itu penyidik akan menjadwalkan ulang pemeriksaan," kata Johan, saat dihubungi, Kamis.

Namun, ia belum dapat memastikan kapan KPK kembali memanggil Anis. Secara terpisah, Ketua Fraksi PKS Mustafa Kamal mengatakan, saat ini Anis masih berada di luar negeri dalam rangka kunjungan kerja DPR. Namun, dia mengaku tak tahu negara mana yang dikunjungi Anis dan kapan kembali ke Indonesia.

"Nanti kalau beliau (Anis) sudah pulang akan ada proses yang seperti biasa," kata Mustafa. Sebelumnya, tersangka Wa Ode Nurhayati menuding Anis Matta serta pimpinan Badan Anggaran (Banggar)DPR, Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey, terlibat kasus PPID.

"Saya hanya menegaskan bahwa di kasus PPID yang saat ini saya menjadi tersangka, yang menyalahgunakan itu jelas dalam proses surat-menyurat, dalam sisi administrasi, yang kemudian merugikan kepentingan daerah. Itu jelas mulai dari Anis Matta," kata Wa Ode, beberapa waktu lalu.

Menurut Wa Ode, selaku anggota Banggar DPR, dirinya tidak punya kewenangan untuk menetapkan alokasi dana PPID.

"Anis Matta cenderung memaksa, meminta tanda tangan Menkeu untuk menandatangani surat yang bertentangan dengan rapat Banggar," katanya.

Wa Ode juga mengatakan ada pelanggaran prosedural yang dilakukan, mulai dari pimpinan DPR hingga pimpinan Banggar terkait pengalokasian dana PPID.

Menurut dia, ada kriteria yang dilanggar untuk menentukan daerah-daerah yang berhak menerima dana PPID.

"Secara sepihak, kriteria itu diruntuhkan tanpa rapat panitia kerja lagi oleh empat pemimpin, kemudian dilegitimasi Pak Anis Matta," ujar Wa Ode.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan