Selasa, 3 Januari 2012

Sindikasi welcomepage.okezone.com

Sindikasi welcomepage.okezone.com


Kemiskinan, Masalah Serius Pemerintah

Posted: 03 Jan 2012 01:14 AM PST

JAKARTA - Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan masalah kemiskinan masih menjadi masalah serius yang dihadapi pemerintah Indonesia.

"Masalah kemiskinan masih tetap menjadi persoalan serius yang akan kita hadapi. Penanggulangan kemiskinan yang dilakukan melalui berbagai kegiatan ekonomi secara luas dan program-program yang diarahkan untuk secara khusus mengentaskan kemiskinan telah menghasilkan penurunan jumlah orang miskin, walaupun dengan laju penurunan yang relatif lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya. Pada bulan September 2011 jumlah orang miskin mencapai 12,36 persen. Angka itu berada di dalam range sasaran," ujar Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana dalam siaran persnya kepada okezone, Selasa (3/1/2012).

Dirinya menegaskan fenomena kemiskinan tidak selalu sama dengan fenomena pengangguran. "Keduanya berkaitan, namun tidak selalu dalam arah yang sejalan, misalnya kemiskinan selalu meningkat karena pengangguran meningkat, atau sebaliknya," ungkapnya.

Armida mengungkapkan pengangguran adalah fenomena yang menonjol di perkotaan, sedangkan kemiskinan adalah fenomena yang menonjol di perdesaan. Disparitas kemiskinan antara perkotaan dan perdesaan sangat tinggi, demikian pula disparitas kemiskinan antarprovinsi.

Banyak provinsi padat penduduk seperti di Jawa tingkat  kemiskinannya rendah dibandingkan banyak daerah di luar Jawa, misalnya Papua 32,0 persen, Papua Barat 31,9 persen, dan Maluku 23,0 persen.

"Namun, karena jumlah penduduknya jauh lebih padat masalah kemiskinan di Jawa tidak bisa hanya dilihat dari sisi persentasenya saja, lebih-lebih angka penurunannya juga cenderung lebih rendah. Beberapa daerah patut memperoleh acungan jempol karena dengan berbagai kiat yang dilakukan mengalami penurunan tingkat kemiskinan yang signifikan, misalnya Gorontalo 10,38 persen, Maluku 10,03 persen, sementara secara nasional mengalami penurunan sebesar 5,26 persen dalam periode 2006-2011," ungkapnya.

Armida menambahkan hal lain yang cukup membesarkan hati dalam penanggulangan kemiskinan adalah bahwa dengan situasi ekonomi global yang tidak menentu, jumlah orang miskin yang meningkat menjadi tidak miskin persentasenya jauh lebih besar dari pada yang tidak miskin menjadi miskin.

"Keadaan tersebut di atas seyogyanya dapat dijadikan momentum untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja kita di 2012 ini," pungkasnya. (wdi)

Full content generated by Get Full RSS.

Barbie, Alasan Medina Tekuni Catur

Posted: 03 Jan 2012 01:14 AM PST

JAKARTA - Siapa sangka boneka barbie bisa menjadi inspirasi untuk mendalami olahraga catur? Aneh memang, tapi hal ini yang dialami pecatur wanita muda berbakat, Medina Warda Aulia.

Pelajar kelas IX di SMP Negeri 1 Bekasi ini telah menjuarai berbagai kejuaraan catur mulai dari tingkat nasional hingga internasional. Prestasi teranyar dara kelahiran 7 Juli 1997 ini adalah meraih rangking pertama dalam Singapore 8th International Chess Championship pada Desember lalu.

Medina mengungkapkan, alasannya terjun ke dunia catur karena melihat kemiripan antara olahraga yang mengasah kemampuan otak tersebut dengan boneka barbie yang merupakan permainan favoritnya ketika masih anak-anak.

"Waktu kecil saya sangat suka boneka barbie. Sama seperti barbie yang bisa disusun menyerupai raja dan ratu di sebuah kerajaan, demikian juga catur. Saya tertarik untuk menyusun bidak catur yang juga memiliki raja dan ratu," ujar Medina sembari tertawa di Laguna Restoran, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2012).

Dari situ, lanjutnya, sang ayah Nur Muchlisin, mengajarkan cara bermain catur. "Diajarkan ayah selama tiga bulan dan diikutkan dalam kejuaran tingkat DKI. Pada kompetisi itu saya meraih juara satu," katanya menjelaskan.

Setelah tingkat DKI, Medina kembali mengikuti kejuaraan di tingkat nasional (kejurnas). Tidak tanggung-tanggung, dia keluar sebagai jawara pertama dalam kompetisi tersebut. Akhirnya, pada 2007, anak ketiga dari enam bersaudara ini terdaftar sebagai siswa Sekolah Catur Utut Adianto.

Segudang prestasi yang telah diukir anak dari pasangan Nur Muchlisin dan Siti Eka Nurhayati ini tidak membuatnya berpuas diri. Dia justru terpacu untuk terus berkarya. "Cita-cita saya adalah menjadi Grand Master (GM) termuda di Indonesia dan memiliki gelar dokter," tutur Medina ramah.

Peraih gelar juara dunia kompetisi catur antarpelajar 2008 ini mengungkapkan, sejumlah pelatihan pada sekolah catur guna mempersiapkan diri di berbagai pertandingan menyita waktu dan perhatiannya. Bahkan mengakibatkan prestasi akademisnya di sekolah menurun.

"Dari kelas 1 sampai kelas 6 SD saya selalu rangking satu. Tapi, di SMP sudah tidak rangking lagi. Bahkan, saya juga merasakan jadi kurang bergaul dengan teman-teman," katanya.

Mengantisipasi ketertinggalannya, Medina pun memanfaatkan waktu luang ketika tidak ada jadwal latihan. "Jika tidak ada latihan, saya belajar dan mulai tahun ini akan mengikuti bimbingan belajar karena sudah kelas tiga," kata dara yang hobi menggambar ini.

Menurut  Medina, catur memiliki peran penting dalam mengasah kemampuan otak. "Catur itu olahraga yang tidak memerlukan aktivitas fisik tapi menggunakan otak. Lewat catur, otak diajak berpikir. Nah, ini berhubungan dengan kegiatan akademis yang kita lakukan di sekolah," ujar pengagum pecatur wanita legendaris Judit Polgar ini mengakhiri pembicaraan.(mrg)(rhs)

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan