Isnin, 7 November 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Gempa kuat hantam Okinawa, tak ada peringatan tsunami

Posted: 07 Nov 2011 09:03 PM PST

Tokyo (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter pada Selasa mengguncang kuat di perairan pulau Okinawa, namun tidak ada kekhawatiran mengenai tsunami, kata lembaga AS dan Jepang.

Gempa itu terjadi di Laut China Timur, 218 kilometer di barat Naha, prefektur Okinawa, kata Survei Geologi AS.

Kedalaman gempa ada pada 222 kilometer.

Tidak ada laporan segera mengenai korban cedera atau adanya kerusakan akibat gempa, yang terjadi pada pukul 11.59 waktu setempat.

Jepang, terletak di persimpangan empat lempeng tektonik, mengalami 20 persen dari gempa terkuat yang tercatat di bumi setiap tahun.

Bencana tsunami pada 11 Maret mengakibatkan sekitar 22.000 orang tewas atau hilang, dan memicu krisis nuklir di pabrik listrik tenaga nuklir Daiichi di Fukushima, timur laut negara itu.

Sebuah gempa dengan kekuatan awal 6,8 SR melanda pulau selatan Jepang, Okinawa, pada sekitar tengah hari pada Selasatetapi tidak ada ancaman tsunami, kata Badan Meteorologi Jepang seperti dikutip Reuters.

Tidak ada laporan segera mengenai korban cedera atau kerusakan.
(H-AK/A023)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

News Corp akui mata-matai pengacara

Posted: 07 Nov 2011 08:57 PM PST

Edisi terakhir News of the World yang ditutup Juli lalu. (REUTERS/Luke MacGregor)

Berita Terkait

London (ANTARA News) - Surat kabar Inggris yang berafiliasi ke News Corp milik konglomerat media Rupert Murdoch, mengatakan staffnya diperintahkan memata-matai dua pengacara yang menwakili korban yang menuntut grup media itu atas skandal penyadapan telepon yang mengguncang perusahaan media tersebut.

News International, lengan bisnis surat kebar News Corp di Inggris, mengakui tindakan penyadapan ilegal pesan telepon yang merusak reputasi mereka itu "tidak tepat".

Kini tuduhan menjalar ke James Murdoch --putra Rupert-- yang memimpin News International, apakah dia mengetahui skandal penyadapan itu.

Detektif Swasta Derek Webb mengaku telah disewa News of the World yang sudah dilikuidasi itu, untuk memata-matai pengacara Mark Lewis dan Charlotte Harris yang membela beberapa korban penyadapan, demikian BBC seperti dikutip Reuters.

BBC melaporkan pengintaian itu adalah bagian dari upaya untuk memojokkan Mark Lewis bahwa lelaki ini memiliki skandal asmara dengan Charlotte Harris dan telah berbagi informasi penting dengan perempuan pengacara ini.

Webb yang pensiuan polisi mengatakan kepada BBC bahwa investigasi terhadap dua pengacara "berhenti begitu News of the World ditutup."

News International menutup News of the world Juli lalu di tengah kemarahan publik kepada kasus pengungkapan wartawannya yang menyadap telepon milik anak sekolah bernama Milly Dowler yang diculik dan dibunuh pada 2002. Lewis Mewakili keluarga Dowler.

"Penyelidikan News International telah membawa perusahaan itu untuk meyakini bahwa Mark Lewis dan Charlotte Harris menjadi target pengintaian," ujar juru bicara News International.

Hingga tahun itu, para petinggi News International menganggap remeh skandal penyadapan itu dengan mengatakan peristiwa itu hanya melibatkan "oknum" reporter yang telah dipenjara bersama seorang detektif swasta pada 2007.

Namun penyelidikin parlemen kemudian menunjukkan bukti jaub lebih luas dari yang ditemukan pada 2008.

Skandal itu telah menyebar ke mana-mana, para petinggi kepolisian Inggris mengundurkan diri, sementara Perdana menteri David Cameron dipermalukan karena pernah menggunkan jasa News Of the world sebagai penasihat medianya.

Skandal bertambah luas, karena James murdoch gagal menetralisir skandal itu.

Dalam BBC Newsnight Mark Lewis menggambarkan investigasi atas keluarganya sebagai "hal buruk" dan mengotori kehidupan pribadinya serta membuatnya terintimidasi.

Sementara Tom Watson, anggota komisi parlemen yang menyelidiki skandal itu menyatakan dua Murdoch harus bertanggungjawab.(*)

Yud

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan