Khamis, 27 Oktober 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Pameran Media Meriahkan Pertemuan Pers Dunia Islam

Posted: 28 Oct 2011 04:03 AM PDT

TEHERAN, KOMPAS.com -- Pameran pers internasional yang berlangsung di kota Teheran, Iran, 25 Oktober hingga 1 November 2011, ikut memeriahkan berlangsungnya Pertemuan Persatuan Pers Dunia Islam, Sabtu (29/10/2011). Pertemuan dan pembentukan organisasi Pers Dunia Islam yang diprakarsai Pemerintah Republik Islam Iran semula akan diselenggarakan 25 Oktober, namun kemudian dijadwal ulang sambil menunggu delegasi negara-negara lain.

Sejumlah pemimpin redaksi surat kabar, majalah, kantor berita, media online, dan televisi yang diikuti editor dan wartawan dari 40 negara sudah tiba di Teheran. Dari perwakilan Indonesia yang hadir di Teheran dan bersiap-siap ikut pertemuan ini Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Margiono, Pemimpin Redaksi Rakyat Merdeka Online Teguh Santosa, Pemimpin Redaksi Republika Nasihin Masha, dan wartawan Kompas M Nasir.

Peserta lain yang sudah hadir sejak Senin antara lain berasal dari Mesir, Afganistan, Turki, Uganda, Rusia, Nigeria, Lituania, Yaman, Palestina, Kanada, Inggris, Afrika Selatan, Syria, Kuba, Pakistan, Etiopia, Srilangka, Malaysia, dan Thailand.

Menurut M Jafar Mohammadzadeh, Wakil Bidang Pers dan Informasi Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran, pembentukan organisasi dan pertemuan ini bertujuan untuk kerja sama media dalam hal meluruskan berita propaganda anti-Islam dan Islamophobia yang semakin nyata belakangan ini. Dengan demikian organisasi yang beranggotakan wartawan, editor, dan para pengelola media Islam dan media umum di negara-negara berpenduduk Muslim ini diharapkan bisa meningkatkan kerja sama secara berkelanjutan. Pertemuan berikutnya bisa diselenggakan di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.

"Silahkan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan seperti ini," kata Dr MJ Aghajari, Direktur Jenderal Departemen Media Asing Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran.

600 Penerbitan

Pameran media cetak, kantor berita dan online yang diselenggarakan di Imam Khamaini Grand Masalla, Teheran diikuti 600 penerbitan dan media online dari berbagai belahan dunia. Pameran yang dibuka Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Hosseini, bertema "Jihad Ekonomi dan Kemurnian Media".

Sambil menunggu waktu pertremuan baerlangsung, 122 perserta dari luar negeri dan puluhan dari Iran, diajak meninjau kesuksesan Iran dalam membangun sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan, seperti perpustakaan nasional di Teheran dan Qom, serta Pusat Komputer Noor yang banyak memproduksi piranti lunak tentang dunia Islam, serta Alquran yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, yang masih dalam proses.

Delegasi juga telah diajak berdiskusi tentang penyelenggaraan media dengan pimpinan media kelompok IRNA, IRIB, Harian Etelaat, dan Iran Daily.

Full content generated by Get Full RSS.

Libya Janji Adili Pembunuh Khadafy

Posted: 28 Oct 2011 03:52 AM PDT

BENGHAZI, KOMPAS.com — Penguasa baru Libya mengatakan, Kamis (27/10/2011), mereka akan mengusut pembunuh mantan pemimpin Libya Moammar Khadafy menyusul kecaman internasional atas kematiannya.

"Berkenaan dengan Khadafy, kami tidak akan menunggu siapa pun untuk memberitahu kami," kata Abdel Hafiz Ghoga, wakil pemimpin Dewan Transisi Nasional (NTC) pada konferensi pers di Benghazi.

"Kami telah melakukan penyelidikan. Kami telah mengeluarkan kode etik dalam menangani tawanan perang. Ada beberapa pelanggaran oleh orang-orang, yang sungguh disayangkan menyebut dirinya sebagai revolusioner. Saya yakin itu aksi individual dan bukan aksi revolusioner atau tentara nasional," kata pejabat penting pemerintah sementara itu.

"Kami telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa suatu pelanggaran hak asasi manusia akan diselidiki oleh NTC. Siapapun yang bertanggung jawab atas hal itu (pembunuhan Khadafy) akan diadili."

Ghoga, yang berbicara dalam bahasa Arab, Khadafy dan diterjemahkan oleh seorang penerjemah pemerintah, sedang menanggapi pertanyaan khusus mengenai kematian Khadafy dan kemungkinan penganiayaan Khadafy .

Pernyataannya itu dibuat ketika NATO mempertimbangkan kemungkinan peran baru di Libya menyusul kematian Khadafy yang kontroversial. Sementara Prancis mengatakan PBB akan mengadakan pemungutan suara, Kamis, untuk mengakhiri mandat aliansi itu untuk melakukan perang udara di Libya pada 31 Oktober.

PBB dengan suara bulat, Kamis, telah mengesahkan resolusi yang mengakhiri mandat NATO itu.

Kegelisahan global meningkat perihal bagaimana Khadafy menemui ajalnya di tangan tentara NTC, yang menangkapnya di luar sebuah gorong-gorong  tempat ia bersembunyi menyusul serangan udara NATO.

Gambar video ponsel menunjukkan ia masih hidup pada waktu itu.

Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Rabu, telah menyampaikan rasa muaknya kepada media global atas liputannya mengenai kematian pemimpin terguling itu.

"Hampir seluruh keluarga Khadafy tewas. Jenazahnya ditayangkan semua saluran televisi dunia. Anda tidak dapat menyaksikan tanpa rasa muak," kata Putin sebagaimana dikutip oleh kantor-kantor berita.

"Buat apa itu?" kata Putin. "Mereka menunjukkan seorang pria berdarah, terluka, masih hidup tapi dipukuli hingga tewas. Dan mereka menaruh itu semuanya di layar."

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan