Khamis, 1 September 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Nongkrong Sambi Nonton Pesawat

Posted: 01 Sep 2011 07:59 AM PDT

Libur Lebaran

"Nongkrong" Sambil Menonton Pesawat

Defri Werdiono | Marcus Suprihadi | Kamis, 1 September 2011 | 14:59 WIB

BANJARBARU, KOMPAS.com — Minimnya tempat wisata membuat banyak warga Banjarbaru dan sekitarnya di Provinsi Kalimantan Selatan memanfaatkan Taman Bandara Syamsudin Noor sebagai salah satu tempat mengisi libur Lebaran. Sepenggal lahan yang lokasinya berada di seberang landasan pacu pesawat atau berada di Jalan Ahmad Yani Kilometer 27 itu, Kamis (1/9/2011), penuh oleh warga berbagai usia.

Suasana tempat itu memang cukup mendukung untuk nongkrong. Selain berada di luar pagar bandara, pepohonannya juga cukup rindang. Mereka duduk-duduk di taman sambil menikmati makanan dari warung dan pedagang kaki lima yang banyak terdapat di tempat itu. Kegiatan tersebut dilakukan sembari melihat pesawat yang tengah mendarat dan tinggal landas.

Kondisi ini pun sedikit berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas yang melalui salah satu ruas jalan trans-Kalimantan tersebut. Kendaraan, baik dari arah Banjarmasin maupun sebaliknya, harus sedikit mengurangi kecepatan lantaran banyak orang menyeberang dan parkir.

Warga Ranaka Tetap Beraktivitas

Posted: 01 Sep 2011 07:53 AM PDT

Gunung Api

Warga Ranaka Tetap Beraktivitas

Frans Sarong | Marcus Suprihadi | Kamis, 1 September 2011 | 14:53 WIB

RUTENG, KOMPAS.com- Masyarakat Desa Ranaka di Kecamatan Waeri'i, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, hingga Kamis (1/9/2011), tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka belum terpengaruh oleh perubahan statu Gunung Anak Ranaka menjadi waspada.

Kepala Desa Ranaka, Yulius S Nggejang, menyatakan, desa berpenduduk 337 keluarga atau sekitar 1.040 jiwa yang tersebar di dua anak kampung, Robo dan Ntango, itu saat ini tengah sibuk menyiangi sawah mereka dari rerumputan liar di antara tanaman padi yang baru berusia sekitar dua bulan. Sebagian lainnya sibuk menambang pasir yang sejak lama merupakan salah satu sumber penghasilan keluarga setempat.

Lokasi penambangan di sekitar tepi Sungai Waereno di desa itu. Padahal Waereno adalah satu dari dua alur pelucuran lava panas dari letusan Anak Ranaka, 11 Januari 1988.

"Rencananya nanti malam saya baru keliling kampung mengumumkan kepada masyarakat terkait perubahan status Anak Ranaka. Maksudnya agar warga tahu namun tidak perlu panik dan tetap beraktivitas seperti biasa sambil penunggu perkembangan lebih lanjut," jelas Yulius yang mengaku baru didatangi aparat polisi dari kota Kecamatan Waeri'i memberitahukan status waspada gunung api tersebut.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan