Ahad, 7 Ogos 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Raja Arab Saudi Minta Pembunuhan di Suriah Diakhiri, Tarik Dubes

Posted: 07 Aug 2011 07:52 PM PDT

Jeddah, Arab Saudi (ANTARA News) - Raja Arab Saudi Abdullah minta diakhirinya pertumpahan darah di Suriah, Senin, dan mengatakan ia telah menarik duta besar negaranya dari Damaskus.

"Apa yang terjadi di Suriah tidak dapat diterima bagi Arab Saudi," katanya dalam sebuah pernyataan tertulis yang dibacakan di televisi satelit Al Arabiya, lapor Reuters dan AFP.

Ia minta para pemimpin Suriah untuk "menghentikan mesin pembunuhan".

"Arab Saudi mengumumkan penarikan duta besarnya untuk konsultasi," kata raja dalam pernyataan yang dikeluarkan di Riyadh, dimana ia mendesak Suriah untuk "menghentikan mesin pembunuhan dan pertumpahan darah ... sebelum itu sangat terlambat".

"Masa depan Suriah terletak antara dua pilihan: Suriah memilih untuk mengambil jalan yang sepantasnya, atau menghadapi sapuan ke dalam kekacauan yang mendalam, Semoga Tuhan melindungi," katanya.

"Kerajaan ini tidak menerima situasi di Suriah, karena perkembangannya tidak dapat dibenarkan," kata raja Saudi itu. Ia mendesak Damaskus untuk memperkenalkan "pembaruan yang komprehensif dan cepat".

"Suriah harus memikirkan dengan bijak sebelum sangat terlambat dan memutuskan serta melakukan pembaruan yang tidak hanya janji tapi pembaruan yang sebenarnya," katanya. "Pilih bijak atas kebijakannya sendiri atau mereka akan jatuh ke dalam mendalamnya kekacauan dan kehilangan."

Pasukan keamanan Suriah telah menewaskan 50 orang pada Ahad, kata para aktivis di negara itu, ketika rezim membela tindakan kerasnya terhadap "orang-orang yang di luar perlindungan hukum".

Utusan Amerika Serikat untuk Damaskus, Robert Redford, yang telah kembali ke Suriah, Kamis, juga mengatakan dalam satu wawancara di sebuah televisi AS, Ahad, bahwa Washington akan "berupaya untuk meningkatkan tekanan" pada rezim Presiden Bashar al-Assad.

Pernyataan Raja Saudi itu terjadi pada hari setelah Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mendesak Suriah untuk "mengakhiri pertumpahan darah" ketika tekanan internasional meningkat. (S008/K004)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Delapan Orang Tewas Akibat Kekerasan di Irak

Posted: 07 Aug 2011 07:29 PM PDT

Baghdad (ANTARA News) - Gerilyawan menewaskan sedikitnya enam orang dalam serangan bom di rumah sebuah keluarga Syiah di sebuah kota yang sebagian warganya Muslim Sunni di selatan Baghdad, Irak, Ahad.

Serangan bom tersebut merupakan bagian dari kekerasan di seluruh negara itu, yang menyebabkan semuanya delapan orang tewas.

Ledakan itu, yang terjadi pada dini hari, juga merusak berat sebuah rumah di lingkungan permukiman di Iskandiriyah, yang terletak di antara sebuah daerah campuran yang terkenal diakui sebagai Segi Tiga Kematian karena seringnya serangan yang terjadi sejak invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2003.

Mohammed ash-Shammari, seorang dokter di rumah sakit utama di kota Hilla --yang berdekatan, mengatakan enam orang tewas dan 11 orang yang lain terluka dalam ledakan bom itu.

Di antara mereka yang terluka ada wanita dan anak-anak, katanya. Mereka yang terluka itu meliputi empat orang yang luka berat.

Seorang letnan polisi di Iskandiriyah juga menyebutkan jumlah korban enam orang tewas, termasuk dua anak, dan enam orang terluka.

Keluarga yang rumahnya dibom adalah anggota suku Al-Massudi, yang berfaham Syiah, katanya.

Sementara itu, dua serangan terpisah di selatan kota minyak Kirkuk, yang disengketakan di Irak utara, menyebabkan seorang anggota milisi anti-Al Qaida tewas dan dua orang terluka, kata polisi setempat.

Dan di provinsi Diyala di Irak tengah yang bergolak, seorang tentara Irak tewas ditembak di depan rumahnya di kota Khales, dan dua orang terluka akibat ledakan sebuah bom di pinggir jalan di ibu kota provinsi itu, Baquba, kata seorang pejabat militer.

Kekerasan di Irak sesungguhnya telah menurun dari kondisi pada puncaknya pada 2006 dan 2007, tapi serangan masih umum terjadi di negara itu.

Seluruhnya 259 warga Irak telah tewas karena sejumlah serangan pada Juli, jumlah bulanan tertinggi kedua pada 2011. (S008/C003/K004)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan