Sabtu, 27 Ogos 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Bali alami kemerosotan budaya

Posted: 27 Aug 2011 06:11 AM PDT

Pura Ulun Danu Danau Beratan, Tabanan, Bali. (ANTARA/Nyoman Budhiana)

Berita Terkait

Video

Denpasar (ANTARA News) - Nyoman Gunarsa, salah seorang maestro seni lukis Bali, berpendapat bahwa masyarakat Bali secara perlahan mulai mengalami kemerosotan budaya yang antara lain terlihat dari konsep pengembangan arsitekturnya.

"Hal tersebut terbukti banyak muncul bangunan minimalis yang mengabaikan arsitektur Bali," katanya di Denpasar, Sabtu.

Pada acara sarasehan evaluasi kepemimpinan Gubernur Bali, Mangku Pastika, dan Wakil Gubernur Bali, AA Puspayoga,  ia mengatakan, selain mengabaikan arsitektur Bali pada bangunan rumah, juga pada bangunan tempat ibadah (pura) terjadi pergeseran budaya.

"Banyak pura yang direhab atau direnovasi, namun menghilangkan bahan-bahan asli yang memiliki nilai sejarah ratusan tahun, seperti batu bata dan batu padas," katanya.

Bahkan, ia menilai, hal yang lebih parah lagi saat rehab pura, ternyata bahan lama dibuang dan diganti dengan material yang baru, sehingga menghilangkan nilai sejarah, artinya melupakan makna kerja keras dan spiritual saat leluhurnya membangun bangunan tersebut.

"Bayangkan bangunan kori agung pura yang berumur ratusan tahun dibongkar total diganti dengan batu hitam, bahkan ornamen ukirannya yang baru gak jelas," kata Gunarsa.

Menurutnya, dalam merenovasi sebuah bangunan itu langkah yang baik untuk melestarikan yang sudah ada.

"Bukan berarti dengan tindakan seperti sekarang yang jor-joran dan mentang-mentang punya dana untuk memugar, semua dibongkar total," kata pria asal Desa Banda, Kabupaten Klungkung, itu.

Tetapi, ia mengemukakan, hal yang perlu dipikirkan oleh masyarakat ke masa depannya adalah bagaimana upaya melestarikan bangunan kuno itu dengan cara merehabilitasi yang dianggap rusak karena termakan usia.

"Kalau ini bisa dilakukan, itu baru namanya melestarikan kesakralan pura. Bukan dengan memugar secara total dan mengganti dengan bahan material baru berarti melestarikan," ujarnya.

Selain itu juga, kata dia, ornamen pada bangunan yang berdiri sekarang sudah jauh bergeser dari arsitektur Bali.

"Lihat saja pada bangunan modern sedikit sekali ada sentuhan arsitektur Bali. Hal ini lama kelamaan akan menenggelamkan budaya kita sendiri. Karena sudah tak ada lagi penganut yang melestarikan," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Pecinta Jazz Surakarta ramaikan "Jazzin Lebaran"

Posted: 26 Aug 2011 09:11 AM PDT

Surakarta (ANTARA News) - Puluhan pecinta musik jazz Kota Surakarta meramaikan kegiatan "Jazzin Lebaran #3" dalam workshop sejarah musik jazz yang diselenggarakan komunitas Solo Jazz Society, Jumat, di Balai Soedjatmoko Surakarta.

Antusiasme peserta workshop terlihat dari banyaknya peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa dan eksekutif muda yang mengajukan berbagai pertanyaan seputar musik jazz kepada mentor workshop.

Staf Hubungan Masyarakat Solo Jazz Society, Guruh Susilo, di sela kegiatan mengatakan sebanyak tiga orang dari Solo Jazz Society yang menjadi mentor adalah Aditya Ong Permadi, Aryo Ardityo, dan Daniel Hibriyanto yang juga merupakan pemain musik jazz asal Solo.

"Sebagian besar peserta ingin mengetahui tentang musik jazz dan era-era perkembangannya dan bagaimana musik ini dapat mendunia hingga saat ini," kata Guruh.

Menurut Guruh, pecinta musik jazz asal Kota Solo terus mengalami perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun.

Hal tersebut, lanjut dia, terlihat dari banyaknya peserta yang hadir dalam kegiatan serupa dan pentas-pentas yang diselenggarakan di kota bengawan.

"Bahkan saat ini musik jazz sudah mulai digemari anak-anak muda dan tidak terbatas segmentasinya. Dengan kegiatan semacam ini, mereka dapat mengetahui musik jazz secara keseluruhan karena selama ini banyak terjadi kerancuan dalam pengetahuan musik jazz secara umum," kata dia.

Guruh menambahkan kegiatan "Jazzin Lebaran" direncanakan akan diselenggarakan secara rutin di kota bengawan.

Acara yang dimulai pukul 14.00 tersebut juga diselingi dengan penampilan beberapa musisi jazz asal Kota Solo seperti kelompok musik "Mid Season".

Selain itu, para penonton juga ikut meramaikan panggung musik jazz di akhir acara.

Komunitas Solo Jazz Society merupakan komunitas pecinta dan praktisi musik jazz yang dibimbing oleh guru piano, Sari Dasanta.

Hingga pertengahan 2011, jumlah anggota yang masuk dalam daftar anggota Solo Jazz Society adalah sebanyak 35 orang yang didominasi kaum muda.
(ANT-202/S025)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan