Isnin, 1 Ogos 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Anda Ingin Berotot Seperti Popeye?

Posted: 01 Aug 2011 01:45 AM PDT

Buah pisang. (FOTO ANTARA/Saiful Bahri)

Makanlah juga jeruk dan pisang, yang kaya akan potasium, atau kacang-kacangan yang mengandung magnesium

Berita Terkait

London (ANTARA News) - Pria dewasa mana yang tidak ingin tampil Macho dengan tubuh berisi dan otot bergelembung seperti tokoh kartun Popeye yang rajin melahap bayam?

"Banyak pria dewasa menyadari pentingnya punya tubuh sehat dengan perawakan bugar dan otot berisi," kata konsultan olahraga dari Rumah Sakit London, Dr Tom Crisp sebagaimana dikutip dari laman Daily Mail. Ada lebih dari 650 otot di dalam tubuh. Bagaimana cara merawatnya agar menunjang penampilan.

Asupan karbohidarat lebih penting ketimbang protein, utamanya bagi mereka yang kerapkali berolahraga, kata ahli gizi Alex Thompson.

"Jaringan otot memerlukan protein agar dapat bertumbuh," katanya. "Kita memerlukan setengah gram protein setiap kilogram berat badan kita."

"Rata-rata pria dewasa makan daging ayam dan sayatan kecil salmon. Bagi mereka yang vegetarian, dua butir telor, segenggam kacang dan 250 mililiter susu sudah mencukupi," katanya. "Olahraga intensif memerlukan asupan karbohidrat. Jika otot tidak punya cukup energi, maka otot mudah cedera."

Thomspon mengatakan diet seharusnya terdiri atas 50 persen karbohidrat, mencakup beras, roti gandum dengan buah-buahan kering yang kaya akan gula. "Asupan dari vitamin B dan magnensium dapat menunjang pertumbuhan otot-otot." Ini berpadanan dengan penampilan tokoh kartun Popeye yang gandrung makan bayam.

Bayam kaya akan zat besi, yang berperan penting bagi pertumbuhan otot. Meskipun Popeye kerap menyatakan makan bukan cara yang baik untuk membangun kekuatan tubuh.

"Zat besi dibutuhkan bagi pembentukan haemoglobin, bagian dari sel darah merah yang menghantar oksigen ke tubuh kita," kata Thompson. "Minumlah segelas jus jeruk yang kaya akan vitamin C agar dapat terserap tubuh."

Ia juga menyinggung soal dehidrasi. Itu artinya, tubuh kekurangan elektrolit - bahan kimia tubuh yang diperlukan bagi otot. Rendahnya elektrolit dalam tubuh menyebabkan kram, yang pada gilirannya dapat memicu serangan jantung mendadak.

"Anda memerlukan penggantian elektrolit sesudah melakukan olah tubuh secara intensif. Untuk mengganti elektrolit tubuh, minumlah segelas cairan garam," katanya menjelaskan.

"Makanlah juga jeruk dan pisang, yang kaya akan potasium, atau kacang-kacangan yang mengandung magnesium," katanya.

"Saya menyarankan minum dua liter air setiap hari meskipun anda mengonsumsi makanan yang kaya akan air, seperti buah-buahan. Ukurannya dapat dilihat dari warna urine kita. Bayam tidak juga dapat membuat anda lebih kuat, lebih baik mengonsumsi biji matahari ((5.3mg per 100g), daging (6.1mg/100g) dan apricot (6.3mg/100g)," kata Thompson.            
(A024)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Sinetron Religi Bentuk Komersialisasi Agama

Posted: 01 Aug 2011 01:39 AM PDT

Depok (ANTARA News) - Antropolog Islam Dr Arif Zamhari menilai fenomena komersialisasi agama atau agama diperjualbelikan untuk keuntungan semata tercermin pada tayangan-tayangan televisi seperti sinetron religius dan tayangan lainnya.

"Fenomena komersialisasi agama tercermin pada tayangan-tayangan televisi seperti sinetron religius," kata Arif di Depok, Senin.

Arif yang juga menjabat sebagai Direktur Pesantren Al-Hikam Depok mengatakan komersialisasi agama melebur menjadi komodifikasi agama.

"Ini tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan, karena hanya memanfaatkan secara bisnis semata," katanya.

Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) tersebut mengakui dampak secara langsung yang bisa dirasakan masyarakat secara luas masih kurang, namun jangan dibiarkan begitu saja.

Komodifikasi agama Islam adalah komersialisasi Islam atau mengubah keimanan dan simbol-simbolnya menjadi komoditas yang dapat diperjualbelikan untuk mendapat keuntungan.

"Tayangan sinetron religi itu tidak memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat karena tidak semuanya bisa dikatakan religius," ujar lulusan The Australian National University (ANU) ini.

Dikatakannya dalam tayangan pada media elektronik saat bulan puasa nilai keberagamaannya kurang begitu mendalam.

Dalam konsep pendidikan Islam seorang pengajar juga harus menjadi suri teladan yang baik. Padahal masyarakat luas mengetahui bagaimana kehidupan seorang artis dalam kesehariannya.

"Para pemaian sinetron tersebut sebaiknya menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari," kata Arif Zamhari yang memperoleh penghargaan sebagai tokoh dunia dari Yale University Amerika Serikat.

Lebih lanjut enyoroti tayangan acara di TV menjelang buka puasa atau sahur, hanya bersifat hura-hura. Kalau ini dibiarkan bisa menjadi degradasi keluhuran nilai-nilai agama.

Ia menambahkan dalam materi penyampaian nilai-nilai agama seperti ceramah agama perlu ada kualifikasi lembaga khusus da'i, karena beberapa orang yang kurang paham agama Islam sudah memberikan materi di hadapan publik dan ini seharusnya tidak terjadi.

Menurut dia, mereka itu kurang kredibel dan harus ada proses kualifikasi dari lembaga khusus yang menanganinya.

"Mereka tentunya dijadikan panutan umat, maka harus benar-benar memahami agama," katanya. (F006)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan