Khamis, 28 Julai 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Dikonfrontasi, Nurpati Banyak Lupa

Posted: 28 Jul 2011 10:24 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Andi Nurpati, banyak mengaku lupa ketika dikonfrontasi oleh penyidik Bareskrim Polri, baik dengan dua staf KPU maupun tersangka Masyhuri Hasan, mantan juru panggil Mahkamah Konstitusi (MK).

"Banyak lupa," kata Edwin Partogi, penasihat hukum Hasan, seusai mendampingi konfrontasi di Mabes Polri, Kamis (26/7/2011) malam.

Selain dengan Hasan, Nurpati dikonfrontasi secara bersamaan dengan Hary Almavintomo alias Aryo (mantan sopir Nurpati) serta Matnur dan Sugiharto (mantan staf Nurpati di KPU).

Edwin mengatakan, saat konfrontasi, penyidik mencocokkan keterangan tentang berbagai peristiwa, seperti pertemuan Nurpati dengan Arsyad Sanusi (saat menjabat hakim) di kantor MK pada 13 Agustus 2009. Pertemuan itu diungkapkan Hasan.

Menurut Hasan, kata Edwin, Nurpati meminta Hasan untuk mengantarkannya ke ruang kerja Arsyad. Hasan lalu meninggalkan Nurpati setelah bertemu dengan Arsyad dan istri Arsyad. Adapun Andi mengaku lupa apakah ia bertemu dengan Arsyad. Dia hanya ingat saat itu datang ke MK untuk menghadiri perayaan ulang tahun MK.

"Ketika di lift setelah pertemuan itu, ibu Andi sampaikan ke Hasan akan mengirim surat ke MK terkait permohon Dewi Yasin Limpo (saat itu calon anggota legislatif dari Partai Hanura)," kata Edwin.

Keesokan harinya, lanjut Edwin, melalui telepon, Hasan diminta datang oleh Nurpati untuk mengambil surat permohonan penjelasan keputusan MK terkait sengketa pemilu di Sulawesi Selatan I (Sulsel I). Namun, ketika Hasan datang, ternyata surat untuk MK itu belum jadi.

"Hasan (katakan), sudah, kirim dengan faksimile saja. Hasan lalu kasih nomor faksimilenya ke Bu Andi. Sore atau malamnya langsung dikirim via faksimile. Soal itu, Bu Andi lupa semua, tetapi ingat pernah bertemu Hasan di KPU tahun 2009. Namun mengenai waktu, substansi pembicaraan, dan siapa yang berinisiatif meminta bertemu, dia lupa," papar Edwin.

Penyidik juga mencocokkan peristiwa penyerahan surat penjelasan MK untuk KPU dari Hasan kepada Nurpati di stasiun televisi Jak TV, Jakarta Selatan. Surat yang diserahkan itu merupakan surat penjelasan bernomor 112 (tentang keputusan sengketa Sulsel I) dan nomor 113 (tentang keputusan sengketa Sumatera Selatan). Keduanya tertanggal 17 Agustus 2009.

Versi Hasan, dia menyerahkan langsung kedua surat itu kepada Nurpati. Surat itu sempat dibaca Nurpati sebelum diserahkan kepada Aryo. Adapun versi Nurpati, dia menolak menerima surat itu ketika diberikan Hasan. Surat itu lalu diberikan kepada Aryo.

Edwin mengatakan, dari konfrontasi itu terungkap bahwa surat penjelasan MK untuk KPU bernomor 113 diserahkan Nurpati kepada Matnur, lalu diberikan kepada ketua KPU. "Lalu surat asli nomor 112 disimpan," kata dia.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Deklarasi Ambon Suarakan Perdamaian Dunia

Posted: 28 Jul 2011 09:21 AM PDT

AMBON, KOMPAS.com - Pertemuan Pemuda Dunia (World Assembly of Youth) di Ambon, Maluku, 23-29 September 2011, akan mencetuskan Deklarasi Ambon untuk menyuarakan perdamaian di dunia.     

Ketua DPD KNPI Maluku, Zaharuddin Latuconsina, di Ambon, Kamis (28/7/2011), mengatakan, Deklarasi Ambon merupakan hasil kesepakatan pertemuan antara  Ketua Umum DPP KNPI, Ahmad Doli Kurnia, dan Pemuda Lintas Asia Pasifik (Youth Organizations across Asia Pasific) di Darwin, Australia, pada 23 Juli 2011.

"Saya yang saat itu mendampingi ketua umum, mencatat salah satu hasil agenda pertemuan adalah perlu dicetuskannnya Deklarasi Ambon," ujar Zaharuddin.     

Deklarasi Ambon diagendakan merupakan hasil dari seminar soal perdamaian dunia, yang melibatkan 120 perwakilan pemuda dari negara-negara peserta.     

"Deklarasi Ambon disemangati perayaan Hari Perdamaian Dunia di ibu kota Provinsi Maluku pada 25 November 2009, menyusul konflik sosial di daerah ini pada tahun 1999 yang penanganannya tidak membutuhkan waktu lama," kata Zaharuddin.     

Pertemuan di Darwin juga menyepakati perlu menghadirkan para tokoh yang memelopori perdamaian di Maluku, seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.     

Kegiatan itu juga ditunjukkan dengan jalinan keharmonisan antarumat beragama di Maluku yang dibingkai budaya pela dan gandong.     

Para peserta pertemuan dijadwalkan menyaksikan hubungan pela antara warga Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau (mayoritas beragama Islam), dan Passo, Kecamatan Baguala, yang beragama Kristen Protestan.     

Agenda lainnya diprogramkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Maluku, dengan menggelar berbagai even pariwisata di Teluk Dalam Ambon, HUT Kota Ambon, dan aneka kegiatan wisata di Pulau Ambon. 

"Jadi, Deklarasi Ambon dijadwalkan dicetuskan di Monumen Perdamaian Dunia yang telah dipasang Gong Perdamaian Dunia,"  kata Zaharuddin.     

Pada kesempatan lain Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahau, memastikan, kegiatan itu dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi sumber daya alam Maluku kepada para pemuda dunia yang hadir. Sekembalinya mereka ke negara masing-masing bisa menceritakan kepada pemerintah, investor, maupun lembaga/ badan berkompoten untuk berinvetasi di Maluku.     

"Yang terpenting even ini menunjukkan kepada dunia bahwa Maluku benar - benar telah aman pascakonflik sosial 1999. Silakan berkunjung ke sini untuk berbagai kepentingan saling menguntungkan," ujarnya.     

Sebelumnya Ketua DPP KNPI, Ahmad Doli Kurnia, yang juga Wakil Ketua Pemuda Dunia, menyatakan, penetapan Kota Ambon sebagai tuan rumah didasari pertimbangan ibu kota Provinsi Maluku tersebut telah ditetapkan sebagai Situs Perdamaian Dunia ke-34.     

Penetapan tersebut dilakukan bertepatan dengan penyelenggaraan Hari Perdamaian Dunia di Ambon pada 25 November 2009, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sumber: ANTARA

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan