Ahad, 10 Julai 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Ulat Serang Tanaman Tomat di Lebak

Posted: 10 Jul 2011 06:48 AM PDT

Hama ulat. (ANTARANews)

Berita Terkait

Lebak (ANTARA News) - Puluhan hektare tanaman tomat di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, sejak tiga hari terakhir diserang hama ulat sehingga petani mengalami kerugian.

"Saya kira serangan ulat itu begitu cepat sekitar 20 hektare tanaman tomat kondisinya rusak dan tidak tumbuh subur," kata Aan Tiar (45) seorang petani warga Desa Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Minggu.

Ia mengatakan, pihaknya saat ini merasa bingung karena tanaman tomat seluas satu hektare, dipastikan gagal panen karena batang dan daun tidak tumbuh akibat serangan hama itu.

Penanaman tomat sudah memasuki usia 45 setelah hari tanam dan Agustus mendatang sudah mulai dipanen.

"Kami tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memiliki modal untuk membeli obat-obatan hama," katanya.

Ia juga mengatakan, diperkirakan sekitar 50 petani tomat di wilayahnya dipastikan merugi hingga puluhan juta rupiah karena tidak bisa dipanen itu.

Penyebaranya hama itu begitu cepat sehingga seluruh tanaman tomat yang ada di sini rusak dan gagal panen.

Menurut dia, hama ulat putih tersebut menyerang bagian buah, daun, dan batang habis digrogoti hingga tanaman mati.

Serangan ulat putih terjadi saat matahari sudah terbenam, sehingga menyulitkan bagi para petani untuk membunuh binatang tersebut.

"Kami berharap pemerintah daerah bisa memberikan bantuan agar bisa menanam kembali tomat itu," katanya.

Sudin (50) seorang petani di Desa Panancangan Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak mengaku hama ulat putih sangat ganas karena bisa mematikan tanaman tomat.

Petani sudah maksimal untuk mencegah serangan hama, namun ulat putih sebesar ujung sapu lidi sangat tahan terhadap obat hama insektisida.

"Saya bingung sudah dua kali disemprotkan obat hama, tetapi belum bisa dikendalikan. Saya harus bagaimana apalagi saat ini harga obat-obatan hama melambung naik," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Imigran Srilangka Tolak Tinggalkan Kapal

Posted: 10 Jul 2011 06:31 AM PDT

Tanjungpinang (ANTARA News) - Sebanyak 85 orang imigran gelap asal Srilangka yang ditangkap Kepolisian Perairan Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) di perairan Selat Riau, Kepulauan Riau, menolak untuk meninggalkan kapal yang saat ini lego jangkar di perairan Tanjungpinang.

"Kami tidak akan meninggalkan kapal. Kami bukan imigran gelap, tetapi pengungsi yang akan berangkat menuju Selandia Baru," kata salah seorang imigran, Shasi Radan, yang dijumpai di kapal, Minggu.

Dia mengancam lebih memilih mati di kapal, jika dipaksa untuk turun, dan ditempatkan di penampungan Imigrasi.

"Seluruh keluarga saya telah mati dibunuh di Srilangka. lebih baik saya juga mati di sini jika disuruh turun dari kapal," ujar Shasi, yang fasih berbahasa Melayu karena selama dua tahun bermukim di Malaysia.

Menurut dia, mereka baru mau turun dari kapal jika ada jaminan dari pihak Selandia Baru dan organisasi migrasi internasional (International Organization for Migration/IOM) mengenai nasib mereka.

Namun, setelah perwakilan IOM datang untuk bernegosiasi, mereka juga belum mau meninggalkan kapal yang mereka beli seharga dua juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sebesar Rp1,8 miliar di Jakarta tersebut.

Sebanyak 85 orang imigran yang ditangkap Polair Mabes Polri di perairan Selat Riau pada Sabtu (9/7) itu juga menggelar poster yang menyebutkan tidak akan kembali ke Sri Lanka dan meminta Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membantu mereka menuju Selandia Baru.

"Kami akan ke Selandia Baru, tolong bantu kami," teriak beberapa imigran.

Sebagian imgran tersebut juga sempat menangis dan menunjukkan bekas luka dan cacat permanen di tubuh mereka akibat kekerasan di Srilangka.

Hingga Minggu malam, pihak Polair, Imigrasi Tanjungpinang dan IOM masih bernegosiasi dengan imigran agar mereka mau meninggalkan kapal dan ditampung di Imigrasi Tanjungpinang untuk sementara.

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan