Ahad, 10 Julai 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Indonesia Cetak Rekor Dunia Permainan Angklung di Amerika

Posted: 10 Jul 2011 12:50 AM PDT

Dubes RI Untuk AS Dino Pati Djalal (2 kiri) saat menerima sertifikat rekor dunia "Guinness World Records" di Washington DC, Amerika Serikat, Sabtu (9/7). (ANTARA/HO-Tiya/ss/ama/11)

Ini di luar dugaan. Saya tadi di panggung hampir menangis.

Berita Terkait

New York (ANTARA News) - Indonesia berhasil menggalang pembuatan rekor dunia "Guinness World Records" permainan angklung dengan peserta multibangsa terbanyak setelah lebih dari 5.000 orang mampu memainkan lagu "We Are the World" di Washington DC, Amerika Serikat, Sabtu petang (9/7).

Lagu ciptaan Michael Jackson dan Lionel Richie itu berhasil dimainkan para peserta di bawah panduan yang diberikan oleh Daeng Udjo dari Saung Angklung "Udjo" di Bandung, Jawa Barat.

Pencetakan rekor dunia itu berlangsung di taman National Mall-Washington Monument, yang lokasinya antara lain menghadap Capitol Hill (Gedung Kongres AS) serta berseberangan dengan Gedung Putih, yaitu kantor dan kediaman resmi Presiden AS.

Para peserta yang masing-masing mendapatkan sebuah angklung serta syal batik atau ikat kepala khas Bali saat memasuki arena, mengikuti panduan Daeng Udjo dengan membunyikan angklung berdasarkan salah satu nama pulau di Indonesia yang tercantum pada angklung mereka.

Nama-nama pulau tersebut --Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Lombok, Maluku, Flores, Papua, Halmahera-- secara berurutan menggambarkan not do-re-mi-fa-so-la-ti-do-re (atas)-mi (atas).

Peserta membunyikan angklung masing-masing saat Daeng Udjo memberikan tanda not-not tersebut dengan menggunakan berbagai bentuk tangan.

Dari atas panggung, Daeng melatih para peserta memainkan beberapa lagu termasuk "Take Me Home, Country Roads" ciptaan John Denver, Taffy Nivert, dan Bill Danoff, sebelum akhirnya masuk ke lagu resmi pencetakan rekor, "We Are the World".

Sebelum pengumuman, juri dari pihak "Guinness World Records" mengaku terkesima dengan kenyataan bahwa banyak peserta sebelumnya sama sekali tidak pernah memegang angklung namun pada Sabtu sore di National Mall bisa bersama-sama memainkan "We Are the World".

"Ini di luar dugaan. Saya tadi di panggung hampir menangis," kata Duta Besar Indonesia untuk AS, Dino Patti Djalal, kepada ANTARA, tentang kepastian yang diumumkan pihak "Guinness World Records" dari atas panggung bahwa rekor angklung berhasil dicetak dengan peserta mencapai 5.182 orang.

Sebelumnya pada Sabtu siang, Dino mengaku tidak dapat memprediksi berapa --dari target 5.000 orang-- yang akan hadir memainkan angklung untuk mencetak rekor.

"Hanya 1.000 orang pun bisa mencetak rekor kalau bisa memainkan lagu," tuturnya.

Hingga Jumat (7/7), calon peserta yang terdaftar baru mencapai 1.600 orang.

Pembuatan rekor dunia permainan angklung itu juga diikuti dari atas panggung oleh sejumlah tokoh, termasuk Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York Hasan Kleib, Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani serta pengusaha dan promotor musik Peter Gontha.

Selain pencetakan rekor dunia permainan angklung, hari Sabtu di tempat yang sama juga dijadikan sebagai Festival Indonesia dan hari perayaan multikulturalisme.

Festival menghadirkan sejumlah artis Indonesia, seperti Sherina, Elfa`s Singers, Denada, Balawan serta artis mancanegara termasuk Brazilian Percussion, Interfaith Concert hingga kelompok musik kondang dari Australia, Air Supply.
(T.K-TNY)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Pelukis Sanur Gelar Pameran Bertajuk "Our Testimony"

Posted: 09 Jul 2011 07:48 PM PDT

Karya-karya pelukis Sanur yang ditampilkan kali ini merupakan karya baru dalam tahun 2011.

Berita Terkait

Video

Denpasar (ANTARA News) - Himpunan Pelukis Sanur menggelar pameran yang bertajuk "Our Testimony" di Galeri Griya Santrian, Desa Sanur, Kota Denpasar selama dua bulan, 10 Juli-10 September 2011.

Pengelola Galeri Griya Santrian Ida Ayu Adnyani di Sanur, Bali, Minggu mengatakan, lukisan yang dipajang sebanyak 18 karya kanvas dan tiga kentongan yang dipahat sedemikian rupa serta dayung sampan dihiasi tulisan ungkapan seni.

"Karya-karya pelukis Sanur yang ditampilkan kali ini merupakan karya baru dalam tahun 2011," katanya.

Namun untuk karya tiga dimensi berupa kentongan, kata Ida Ayu Adnyani adalah karya yang cukup lawas, namun ditata kembali.

"Untuk karya tiga dimensi kontongan ini masing-masing berjudul yaitu `Primitive`, `Face` dan `Rangda`", ujar Adnyani.

Karya pelukis yang dipamerkan antara lain Ketut Teja Astawa, Wayan Paramartha, Ida Bagus Putu Gede Sutama, Ida Bagus Putu Purwa dan Nyoman Sani.

Teja Astawa menyuguhkan karya yang berjudul "Cerita di Atas Laut", Nyoman Sani berjudul "Food corner I dan II", Wayan Paramartha berjudul "Someday 2011 dan Mengapai Awan 2011" serta sederetan lukisan lainnya.

Jecky seorang wisatawan Australia saat datang ke pameran itu mengatakan, seni budaya Bali sangat unik, bahkan para pelukis mampu menuangkan di atas kanvas.

"Darah seni orang Bali mengalir sehingga ide kreatifnya tertuang dalam sebuah karya yang sangat mengagumkan," ucapnya sembari mengamati satu persatu lukisan tersebut.

Sementara pengamat seni lukis Drs I Wayan Mudana M.Par menilai perkembangan kreatif seni lukis sangat tergantung dari jiwa, dedikasi dan vitalisme seniman bersangkutan dalam menekuni proses karya seni.

Dikatakan, dalam menciptakan karya seni lukis itu sangat tergantung dari batas kemampuan vitalisme untuk mengungkapkan sesuatu ke dalam media kanvas.

Menurut dosen Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, bahwa karya seni juga dipengaruhi segi-segi psikologis lain yang sangat kompleks, karena sebuah lukisan mengandung kompleksitas kehidupan jiwa seniman secara total.

Kebutuhan kreatif tersebut berkembang dalam proses penciptaan sebuah karya seni, yang akan diakhiri dengan apa yang disebut kepuasan kreatif. Kepuasan kreatif merupakan tanda rampungnya sebuah karya di atas kanvas bagi seorang pelukis.

"Kepuasan kreatif diibaratkan sebagai muara di lautan, dari sebuah sungai yan berliku-liku panjang meliuk-liuk di sepanjang dataran dan bukit yang berasal dari sebuah mata air di puncak bukit yang disebut kebutuhan kreatif," katanya.

Demikian pula sebuah lukisan bermula dari kebutuhan kreatif dan berakhir dalam keputusan kreatif, yakni proses penciptaan yang disebut sebagai karakterisasi.

"Dalam penjiwaan sebuah lukisan, seorang akan tumbuh berkembang sesuai dengan kematangan jiwa seniman bersangkutan atau selaras dengan kompleks jiwanya," kata Mudana.

(I020)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan