Sabtu, 30 Julai 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Patung Cheng Ho Simbol Harmonisasi Beragama

Posted: 29 Jul 2011 03:26 PM PDT

Patung Laksamana Cheng Ho (Istimewa)

Berita Terkait

Semarang (ANTARA News) - Patung Laksamana Cheng Ho yang berada di Kelenteng Agung Sam Poo Kong merupakan simbol harmonisasi umat beragama dalam kehidupan sehari-hari agar antar-umat beragama saling menghargai dan menghormati.

"Patung Laksamana Cheng Ho merupakan simbol harmonisasi umat beragama. Sudah ada sejak dulu, Saat itu Laksamana Cheng Ho tidak hanya memiliki misi berdagang tetapi juga membawa agama Islam," kata Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, dalam peresmian Patung Laksaman Cheng HO, di Kelenteng Agung Sam Poo Kong Semarang, Jumat malam.

Gubernur mengatakan dengan peresmian patung Laksamana Cheng Ho, maka akan menambah kesempurnaan Kelenteng Agung Sam Poo Kong sebagai potensi wisata tidak hanya domestik tetapi juga mancanegara.

Jateng, lanjut Gubernur, merupakan provinsi nomor empat yang menjadi daerah tujuan wisata setelah Bali, Jakarta, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Jateng memiliki wisata alam, wisata budaya bahkan pusatnya budaya, wisata religi termasuk Kelenteng Agung Sam Poo Kong dan Masjid Demak, serta wisata kuliner," katanya.

Untuk meningkatkan Jateng sebagai daerah tujuan utama wisata, sejumlah upaya terus dilakukan termasuk sarana dan prasarana yakni pembangunan jalan tol.

Gubernur yakin Pemprov Jateng memiliki waktu untuk mempersiapkan Visit Jateng 2013 salah satunya dengan menambah keindahan Sam Poo Kong dan lokasi wisata di Semarang.

"Jika Kelenteng Sam Poo Kong diurus dan dikelola dengan baik, maka rezeki ke depan akan datang. Pariwisata di Jateng akan baik, maju, berkembang, dan maju," katanya.

Selain Kelenteng Sam Poo Kong, lanjut gubernur, Gedung Lawang Sewu yang dijadikan salah satu tempat wisata tujuan utama di Semarang juga sudah selesai dipugar.

"Begitu juga dengan Sungai Banjir Kanal Barat yang diperlebar menjadi 100 meter lebih, nantinya jika sudah selesai normalisasi bisa dijadikan wisata air," katanya.

Gubernur menegaskan bahwa Pemprov Jateng sudah mempersiapkan dengan baik untuk menyambut tercapainya program kunjungan wisata tahun 2013 ke Jateng.

"Kota Semarang sebagai pintu gerbang Jateng, setiap gang harus bersih dan tertib, jalan harus mulus, dan lampu terang benderang," katanya.

Dalam acara tersebut, tidak hanya peresmian Patung Laksamana Cheng Ho, tetapi sekaligus sebagai peringatan kedatangan Laksamanan Cheng Ho ke Semarang ke-606 tahun.

Acara peringatan kedatangan Laksaman Cheng Ho yang dimeriahkan dengan pesta kembang api, atraksi barongsai, dan tarian tersebut dimulai dari pukul 19.30 WIB hingga pukul 00.00 WIB.(*)
(U.N008/Z002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Penerjemahan Puisi Pererat Persahabatan Antarbangsa

Posted: 29 Jul 2011 03:18 PM PDT

Magelang (ANTARA News) - Penerjemahan puisi karya penyair Jerman ke Bahasa Indonesia, bagian dari upaya mempererat persahabatan antarbangsa melalui karya sastra, kata Indonesianis dari Jerman, Berthold Damshauser.

"Terjemahan puisi Jerman ke Indonesia bukan untuk kampanye ideologi tertentu ke Indonesia. Itu bukan tujuan menyebarkan ideologi," katanya dalam diskusi dan pembacaan puisi terjemahan karya Friedrich Nietzche di Museum Oei Hong Djien, Kota Magelang, Jumat malam.

Hingga saat ini Berthold yang sejak 1986 mengajar sastra dan budaya Indonesia di Lembaga Kajian Asia Universitas Bonn Jerman itu telah menerjemahkan puisi antara lain karya Johann Wolfgang von Goethe, Paul Celan, Bertold Brecht, dan Nietzche ke bahasa Indonesia.

Pada 2012 antologi puisi karya beberapa penyair Indonesia seperti Dorothea Rosa Herliany, Tan Lioe Ie, Acep Zamzam Noor, Afrizal Malna, Jamal D. Rahman, Joko Pinurbo, Agus R. Sardjono, Nenden Lius Aisyah, Sitok Srengenge, dan Soni Farid Maulana dalam bahasa Jerman juga akan terbit supaya bisa dinikmati oleh publik Jerman.

"Tahun depan akan terbit antologi puisi penyair Indonesia, supaya juga dikenal di Jerman," kata Berthold Damshauser atau dikenal dengan sebutan "Pak Trum" itu.

Ia mengaku, menerjemahkan puisi para penyair itu untuk menyebarluaskan berbagai nilai estetika yang telah mereka eksplorasi menjadi karya sastra tersebut.

Apalagi, kata Pak Trum yang pada 2010 menjadi salah satu di antara 23 Indonesianis berasal dari 15 negara yang diundang Pemerintah Indonesia mengikuti Presidential Friends of Indonesia (PFoI), program tahunan Kementerian Luar Negeri itu, dirinya mencintai karya puisi.

Program PFoI untuk penyebaran informasi terbaru perkembangan di Indonesia terutama ke negara masing-masing.

"Saya kerja bidang estetika, banyak puisi karya para penyair hebat. Saya mencintai puisi sehingga saya menerjemahkan puisi ke Bahasa Indonesia. Saling menerjemahkan, saya juga menerjemahkan puisi Indonesia ke Jerman," katanya.

Ia menjelaskan, puisi menyimpan keindahan bahasa sedangkan persoalan estetika menjadi induk atas karya tersebut.

Estetika, katanya, berguna untuk mengasah akal dan budi manusia.

"Sastra Jerman di tempat yang unik di tengah Bangsa Indonesia, sedangkan karya sastra Bangsa Indonesia tidak kalah menarik di antara karya-karya Jerman," katanya.

Ia mengaku, saat ini dirinya sebagai satu-satunya penerjemah puisi Jerman ke Indonesia dan sebaliknya, dari Indonesia ke Jerman.

Posisinya sebagai bagian dari PFoI sebagai penghargaan Bangsa Indonesia terhadap upayanya menyebarluaskan karya budaya terutama sastra Indonesia ke Jerman.

Pada kesempatan itu Pak Trum, penyair Dorothea Rosa Herliany, penulis prosa Joni Aryadinata, dan kolektor lukisan Oei Hong Djien membacakan beberapa puisi terjemahan karya Nietzche yang telah dibukukan berjudul "Syahwat Keabadian: Kumpulan Puisi Friedrich Nietzche".(*)
(L.M029*H018/M008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan