Jumaat, 10 Jun 2011

Republika Online

Republika Online


Tapaki Sejarah Letusan Krakatau, Turis Wajib Bayar Rp 100 Juta

Posted: 10 Jun 2011 03:47 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG - Peluncuran hari meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, pada 27 Agustus 1883 menjadi paket wisatawan manca negara. Setiap turis akan dikenakan biaya sebesar Rp 100 juta untuk menikmati paket terpadu yang disiapkan kabupaten tersebut.

"Kami akan meluncurkan setiap tanggal 27 Agustus sebagai hari Kunjungan ke Gunung Krakatau. Paket wisata terpadu kami siapkan untuk turis asing dengan biaya Rp 100 juta per orang," kata Sekretaris Daerah Pemkab Lampung Selatan, Sutono, di Kalianda, Jumat (10/6).

Menurut dia, selama ini hari meletusnya Gunung Krakatau tidak pernah dilirik sebagai momen untuk menunjang kepariwisataan Lampung terutama Lampung Selatan. "Bupati menyambut baik gagasan ini, sehingga setiap tahun khusus ada paket wisata terpadu di kabupaten bersejarah ini," terangnya.

Mengenai paket wisata Rp 100 juta, ia mengemukakan hal ini hanya diperuntukkan untuk turis manca negara bukan orang Indonesia. Dalam paket ini, selain menginjakkan kaki di gunung Anak Krakatau, tuan rumah akan menyediakan paket wisata lain yang ada di kabupaten ini.

Paket wisata yang ditawarkan yakni menapak di kaki gunung Anak Krakatau, Krakatau Night, Festival Budaya, kunjungan kuliner Dermaga Bom, kunjungan sentra peternakan dan kerajinan, dan pengenalan potensi kabupaten Lampung Selatan.

Ia berharap tahun ini dapat diluncurkan dan tahun depan menjadi paket wisata manca negara yang rutin setiap tahun. Ia optimistis paket kunjungan ke Gunung Anak Krakatau ini akan menargetkan 100 orang turis.

Gunung Krakatau menjadi terkenal ke manca negara sejak meletus. Menurut buku 100 Natural Wonders of The World tahun 1995, Krakatau meletus pukul 10 pagi dengan kekuatan 1.482 megaton atau 26 kali lebih kuat dari bom hidrogen terbesar.

Letusan melontarkan batu sejauh 34 mil (55 km) ke udara dan menewaskan 36.380 orang. Letusan juga menghasilkan gelombang pasang Tsunami setinggi 40 meter yang melahap 295 desa.

Ledakannya terdengar ke Benua Afrika, Austria Selatan, Ceylon, dan Filipina. Langit menyala merah hingga dapat dilihat hingga di Eropa dan Amerika Utara. Material yang dimuntahkan mencapai 18 km kubik.

Berita Terkait Kaitkan Berita

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Masak Makanan Secara Benar ya Bu...Bakteri E Coli Akan Mati pada Suhu 70 Derajat Celcius

Posted: 10 Jun 2011 02:28 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tak perlu cemas dengan wabah E coli jika jika memasak makanan dengan benar dan higienis. Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, menyatakan bakteri E Coli mayoritas tidak menyebabkan penyakit parah namun jenis baru bakteri tersebut dapat menyebabkan wabah seperti di negara Eropa saat ini.

"Bakteri ini akan mati di suhu diatas 70 derajat celcius, jadi jika bahan pangan dimasak dengan benar, kumannya akan mati," ujarnya.

Pencegahan paling utama dikatakan Tjandra adalah dengan mencuci tangan dengan benar sebelum memasak, sebelum makan dan sesudah keluar toilet.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan untuk pengawasan bahan pangan segar telah dilakukan di Badan Karantina yang telah memiliki segala peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian segala produk masuk ke Indonesia, termasuk apakah makanan itu terkontaminasi E Coli.
Sementara untuk beberapa jenis sayuran yang diduga terkontaminasi bakteri E Coli antara lain timun, toge, dan selada, Bayu mengatakan tidak ada impor produk-produk tersebut tahun 2011.

Kementerian Kesehatan (Kemkes) mengungkapkan belum ada laporan kasus wabah Escherichia coli (E coli) yang melanda Eropa saat ini di seluruh negara ASEAN."Negara ASEAN wajib melaporkan jika ada korban manusia untuk E Coli. Kita wajib melaporkan tiap saat, 24 jam. Dan hingga saat ini, saya bisa melaporkan belum ada kasus di negara ASEAN," kata Tjandra.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih juga menegaskan bahwa hingga saat ini di Indonesia juga belum ada laporan kasus tersebut dan pihaknya telah meminta untuk meningkatkan kewaspadaan di fasilitas-fasilitas kesehatan diseluruh Indonesia untuk antisipasi wabah E Coli tersebut.

"Surveilans kita jalan terus. Ada upaya khusus juga agar rumah sakit siaga untuk diare berdarah," katanya mengenai salah satu ciri dari kasus E Coli.

Namun dari surveilans untuk diare yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemkes selama dua tahun terakhir tidak ada ditemukan kasus enterohaemorrhagic E coli (EHEC).

Tjandra Yoga mengatakan saat ini jenis E.Coli yang berada di Jerman merupakan strain O104-H4 dimana wabah mulai muncul sejak 1 Mei 2011 yang lalu. "Dulu juga pernah ada outbreak (wabah) di Amerika Serikat, itu jenisnya O157-H7 tahun 1982," ujarnya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan