Sabtu, 25 Jun 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Mahfud Optimistis Polisi Ungkap Pemalsu SK

Posted: 25 Jun 2011 05:47 AM PDT

Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. (FOTO. ANTARA)

Berita Terkait

Makassar (ANTARA News) - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan optimistis atas kinerja kepolisian dan beberapa hari ke depan sudah ada pihak yang bisa ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan surat keputusan (SK) MK.

"Dari pihak internal MK sendiri, penyelidikan akan dimulai dari pegawai yang membuat SK tersebut," katanya di sela-sela seminar nasional peringatan satu abad wafat KH Wahid Hasyim di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sabtu.

Ia mengemukakan hal itu menanggapi perkembangan proses pengungkapan pemalsu SK MK yang menyebabkan tidak lolosnya kader Partai Hanura asal Sulawesi Selatan, Dewie Yasin Limpo, ke DPR RI pada Pemilu 2009.

Mahfud mengharapkan pula penyelidikan itu akan membantu kepolisian mengungkap aktor intelektual, sekaligus pihak yang membawa surat dari pembuatnya.

Pada 2009, saat Dewie Yasin Limpo terpilih menjadi anggota DPR namun dibatalkan KPU karena MK menyatakan KPU menggunakan surat palsu, Dewi marah dan melaporkan MK ke polisi.

Menurut dia, saat itu Dewi menyatakan MK menyalahgunakan wewenang, padahal MK sudah memberikan wewenang memberitahukan bahwa yang lolos adalah Misriani, caleg dari Partai Gerindra.

"Dewi ngotot tetap melapor polisi, jadi saya ingatkan ke Arsyad Sanusi saat itu agar Dewi tidak usah melapor. Cabut saja laporannya, karena MK yang akan melapor jika bicara hak melapor, karena MK sudah punya temuan terkait pemalsuan," ujarnya.

Tapi, katanya, dia tidak pernah tahu lagi, apakah Dewi mencabut laporannya atau tidak. Kalau belum, kata Mahfud, bisa dilaporkan jadi satu kesatuan dalam kasus pemalsuan yang sekurang-kurangnya bisa dipakai sebagai bahan bukti.

"Intinya saya sudah ingatkan Dewi melalui Arsyad Sanusi untuk mencabut laporannya, karena kami telah melakukan investigasi dan hasilnya `dia` diduga menjadi aktor pemalsuan," katanya.(*)

(T.KR-AAT/E011)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Polisi Sebar Anggota di Lapas Pascakerusuhan

Posted: 25 Jun 2011 05:40 AM PDT

Denpasar (ANTARA News) - Pascakerusuhan yang terjadi di Lapas Kelas II A Denpasar, Polres Badung dan Polda Bali menyebar puluhan personel di seputaran "rumah" bertembok tinggi itu sebagai upaya pengamanan.

"Kami sudah turunkan personel untuk melakukan pengamanan, tapi kami belum bisa pastikan sampai kapan petugas harus berada di lokasi, karena semuanya tergantung situasi," kata Kapolres Badung AKBP Dwi Suseno ketika dihubungi melalui telepon genggamnya dari Denpasar, Sabtu sore.

Pascakerusuhan yang menyebabkan rusaknya beberapa sudut bangunan serta terbakarnya tumpukan kertas surat-surat administrasi di Lapas Denpasar, pihak kepolisian terus meningkatkan patroli. "Langkah tersebut kami lakukan untuk mengamankan situasi dan kondisi yang kini telah berangsur kondusif," katanya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hariadi menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk dapat mengangkap pelaku, sekaligus hal yang memicu timbulnya aksi kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (25/6) dini hari itu.

"Polisi dan petugas lapas masih terus melakukan pengamanan untuk mengantisipasi sekaligus lidik pelaku yang mendalangi kerusuhan," ujarnya.

Sebelumnya, Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 Wita, belasan anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) yang disertai sejumlah wartawan masuk ke dalam lapas untuk melakukan "sweeping" dan mencari target seorang narapidana yang diduga sebagai anggota jaringan pengedar narkoba.

Narapidana yang dicurigai selaku anggota jaringan tersebut, diketahui bernama Ariyadi yang merupakan mantan anggota Densus 88 Polda Bali. Namun saat tim BNN yang didampingi oleh pihak lapas melakukan upaya pencarian, si target tersebut justru memicu kerusuhan.

Sejumlah narapidana mengaku terganggu dengan hadirnya polisi, sempat menyatakan tidak ingin melihat Ariyadi dibawa oleh BNN keluar lapas.

Dari informasi yang diperoleh, sebelumnya tim BNN yang dipimpin oleh Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Brigjen Pol Beny Mamoto, sempat melakukan tes urine terhadap Ariadi yang diperkirakan sebagai anggota sindikat narkoba.

Petugas tambah curiga. Masalhnya, Aryadi yang seharusnya berada di Blok H, namun malah ditemukan tinggal di Blok C2.

Saat penggerebekan dilakukan di Blok C2 itulah, secara serentak para napi mengamuk dan melempar batu ke arah Kalapas, anggota lapas, serta petugas BNN.

Akibat kerusuhan tersebut, sejumlah bangunan kantor di dalam lapas mengalami kerusakan, termasuk mushala dan kantin yang terbakar, serta beberapa blok yang dihubi napi terlihat jebol.

Selain itu, beberapa orang juga diketahui terluka, antara lain Kepala Lapas Siswanto yang luka di bagian tangan kanan dan di kepala, serta anggota lapas bernama Yuda dan salah seorang petugas Humas BNN.

Pascakerusuhan tersebut, ratusan napi untuk sementara waktu di pindahkan di aula lapas guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.(*)

(T.KR-PWD/P004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan