Isnin, 11 April 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Tuntutan Hukum Kini Menanti Gbagbo

Posted: 12 Apr 2011 03:52 AM PDT

ABIDJAN, KOMPAS.com - Presiden Pantai Gading, Alassane Ouattara, yang diakui internasional mengatakan, proses hukum terhadap mantan presiden yang ditangkap, Laurent Gbagbo, istrinya dan sekutunya akan dilakukan.

Di dalam pidatonya di TV, Senin (11/4/2011), Ouattara mengatakan, satu komisi kebenaran dan rekonsiliasi akan dibentuk guna meneliti dugaan pembunuhan warga sipil oleh kedua pihak selama perebutan kekuasaan. Ia menambahkan, semua tindakan siap dilakukan untuk melindungi Gbagbo.

Gbagbo ditangkap Senin siang di kediamannya dalam serangan militer oleh pasukan pro Outtara serta tentara Perancis dan PBB di negeri tersebut, setelah ia berlindung di satu tempat perlindungan bawah tanah selama satu pekan. "Saya meminta kalian tenang dan memperlihatkan penahanan diri," kata Ouattara dalam pidato yang disiarkan televisi. Ia menyatakan, "fajar era baru yang penuh harapan telah terbit".

Ia juga mengumumkan, "proses hukum terhadap Gbagbo, istrinya dan sekutunya" akan dilancarkan. "Mimpi buruk sudah berakhir," kata Perdana Menteri Guillaume Soro kepada saluran televisi kubu pemenang tersebut. Ia menyerukan semua tentara yang masih setia kepada Gbagbo agar berganti haluan.

Saluran televisi itu memperlihatkan gambar Gbagbo di dalam satu ruang di Golf Hotel bersama beberapa pembantu seniornya. Mereka memakai rompi, menyeka tubuh mereka dengan handuk dan kemudian mengganti baju. Gbagbo kelihatan sangat lelah tapi tak cedera. Seorang petempur yang menyaksikan penangkapan Gbagbo mengatakan, mantan presiden Pantai Gading tersebut tak melakukan perlawanan ketika akhirnya berhadapan dengan salah seorang komandan pasukan pro Ouattara.

"Ketika ia berhadapan langsung dengan Gbagbo, di depan meja tulis, pertama-tama yang dikatakan Gbagbo ialah 'Jangan bunuh saya!'," kata saksi mata itu yang tak mau disebutkan jatidirinya. Perkembangan itu dipandang sebagai berakhirnya kebuntuan politik selama berbulan-bulan di negara Afrika Barat tersebut.

Setelah pemilihan presiden pada 28 November tahun lalu, Ouattara dinyatakan sebagai pemenang oleh komisi pemilihan umum, tapi hasil tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi negeri itu, yang malah memberi kemenangan kepada Gbagbo. Ouattara mendapat dukungan masyarakat internasional termasuk PBB, Uni Afrika, Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat dan Uni Eropa, tapi Gbagbo membangkang terhadap tekanan internasional dan menolak untuk menyerahkan kekuasaan. Kedua orang itu mengambil sumpah sebagai presiden negeri tersebut pada penghujung tahun lalu, dan masing-masing membentuk pemerintah yang dipimpin oleh seorang perdana menteri.

Perebutan kekuasaan berkembang jadi bentrokan yang melibatkan kekerasan. Ratusan orang telah tewas dan banyak orang lagi kehilangan tempat tinggal.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

"Gundik" Berlusconi Dapat Rp 564 Juta

Posted: 12 Apr 2011 03:03 AM PDT

MILAN, KOMPAS.com - Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, Senin (11/4/2011), untuk pertama kalinya mengakui bahwa ia memberi uang sebesar 45.000 euro atau Rp 564 juta untuk penari erotis remaja yang berada di pusat skandal seks yang dituduhkan kepadanya. Menurut Berlusconi, ia memberi uang agar gadis itu bisa membeli peralatan laser pencabut rambut bagi pusat kecantikan yang direncanakan gadis tersebut.

Berlusconi mengatakan, ia ingin membantu Karima El Mahroug, nama gadis remaja itu, untuk mendirikan bisnisnya karena ia takut kemiskinan dan kurangnya kesempatan akan memaksa gadis itu menjadi pelacur. Berlusconi juga kembali menegaskan bahwa pada waktu itu ia percaya, Karima merupakan cucu Hosni Mubarak, mantan presiden Mesir.

Namun lawan-lawan politiknya menuduh dia berbohong. Lawan politiknya mempertanyakan, bagaimana mungkin ia percaya bahwa keluarga dari salah satu penguasa Timur Tengah terkaya bisa beresiko harus menjual tubuhnya demi uang. "Dia berusaha merekonsiliasikan hal yang tidak mungkin dapat direkonsiliasikan," kata Anna Finocchiaro, anggota parlemen dari pihak oposisi sebagaimana dikutip The Telegraph.

Berlusconi, 74 tahun, menyampaikan pengakuannya itu kepada wartawan ketika ia menuju ke gedung pengadilan di Milan untuk mengikuti sidang terbaru dalam salah satu dari tiga tuduhan korupsi yang dihadapinya, selain tuduhan melakukan transaksi seks dengan Karima yang ketika transaksi itu diduga terjadi Karima masih belum cukup umur. Dalam sidang kasus seks itu, yang dibuka di gedung pengadilan yang sama pekan lalu, Berlusconi menghadapi tuduhan bahwa dia membayar jasa seks gadis kelahiran Maroko itu pada 13 kesempatan di rumahnya di luar Milan dan kemudian mencoba untuk menutupi hubungannya itu dengan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai perdana menteri.

Pada saat dugaan hubungan seks itu terjadi, antara Februari dan Mei tahun lalu, gadis itu masih 17 tahun, satu tahun di bawah usia legal praktek prostitusi di Italia. Untuk sebuah pelanggaran semacam itu Berlusconi bisa dipenjara tiga tahun. Namun saat memasuki pengadilan, ia kembali membantah pernah berhubungan seks dengan  Karima, yang lebih dikenal dengan nama panggungnya yaitu Ruby Si Pencuri Hati. Ia mengatakan bahwa dirinya merasa kasihan terhadap gadis itu karena dia kabur dari rumah.

Berlusconi mengakui, dirinya memberikan puluhan ribu euro tetapi mengatakan itu "untuk memenuhi kebutuhannya, untuk menghentikan dia terpaksa menjadi pekerja seks". The Telegraph melaporkan, Berlusconi ingin mendanai sebuah spa kecantikan yang Ruby rencanakan, dengan memberinya uang sebesar 45.000 euro untuk membeli mesin laser pencabut rambut. "Gadis itu menceritakan kepada saya sebuah kisah yang sangat sedih, yang menyentuh saya. Jadi saya memberinya kesempatan untuk membuka sebuah klinik kecantikan dengan temannya," kata Berlusconi lagi.

Ia juga mengakui bahwa dirinya memerintahkan polisi Milan untuk membebaskan remaja itu atas tuduhan pencurian pada bulan Mei. Namun menurut dia, hal itu lebih karena ia percaya bahwa gadis itu adalah cucu Mubarak dan dia takut mungkin ada insiden diplomatik dengan Kairo terkait penangkapan itu.

Di tengah sorakan para pendukungnya di luar pengadilan, ia mengatakan, dugaan penggelapan dan manipulasi pajak terhadap dirinya dan salah satu perusahaannya, Mediaset, merupakan sesuatu yang "menggelikan, tidak berdasar dan gila". Ketika ditanya, apakah dia sempat berpikir dirinya mungkin akan dihukum dalam salah satu dari empat tuduhan itu, ia menjawab, "Dalam mimpi terliar Anda pun tidak!"

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan