Selasa, 19 April 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Rata-rata Perempuan Inggris Tak Ingin Jadi Puteri Kerajaan

Posted: 19 Apr 2011 07:36 PM PDT

Pangeran William dan Kate Middleton bertemu. (ANTARA/REUTERS)

Berita Terkait

London (ANTARA News) - Cantik, kaya dan akan menikahi seorang pangeran, dan diterima warga Inggris. Jajak pendapat menyebutkan bahwa sebagian besar perempuan Inggris tak iri pada Kate Middleton.

Ketika ditanya seberapa iri kah mereka pada kekasih Pangeran William itu, 86 persen perempuan yang diwawancarai oleh YouGov mengatakan mereka tak merasa cemburu sama sekali.

Alasan utama mereka tak iri kepada Kate karena mereka menganggap seorang puteri takkan bisa lagi menjalani kehidupan normal apalagi mendampingi pangeran yang calon peraih tahta Inggris.

angket itu dilakukan oleh MyDaily.co.uk, jejaring khusus perempuan.

"Sebagian besar perempuan menyadari Catherine memiliki tugas yang tak membuat orang lain iri di hadapannya. Setiap tindakannya, apalagi setiap pakaian yang ia kenakan, jadi sasaran perhatian pers," kata Carle Bevan, Pemimpin Redaksi MyDaily.co.uk.

"Masyarakat jelas merasa itu akan jadi kisah peri buat Kate," katanya.

Tapi, ada sebagian perempuan yang merasa iri dengan masa depan Putri Cathrine. Sepersepuluh responden mengatakan mereka berharap berada pada posisi Kate, dan buat hampir sepertiga perempuan itu daya tarik utama menjadi Kate Middleton ialah kekayaannya.

Catherine Elizabeth "Kate" Middleton, yang dilahirkan 9 Januari 1982, dan kini umur 29 tahun,  adalah calon istri Pangeran William dari Wales.

Mereka bertemu pada tahun 2001, sewaktu sama-sama bersekolah di Universitas St Andrews. Sejak awal hubungan mereka, Kate telah mendapat perhatian dari media yang berspekulasi tentang kemungkinan pernikahan mereka.

Pada 16 November 2010, Clarence House mengumumkan bahwa Kate Middleton dan Pangeran William merencanakan untuk menikah pada tahun 2011

YouGov menanyai lebih dari 1.000 perempuan yang berusia 18 tahun ke atas antara 30 Maret dan 1 April.
(C003/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Anak Gaddafi "Sangat Optimistis" Pemberontak Akan Kalah

Posted: 19 Apr 2011 05:55 PM PDT

Saif al-Islam Gaddafi (reuters.com)

Kami takkan berusaha balas dendam terhadap siapa pun dan kami takkan membunuh siapa pun

Berita Terkait

Video

Tripoli (ANTARA News) - Saif al-Islam, putra pemimpin Libya Muamar Gaddafi, Selasa (19/4), mengatakan ia "sangat optimistis" rejim ayahnya akan berjaya saat negeri itu dilanda pemberontak dua-bulan.

"Saya sangat optimistis dan kami akan menang," kata Saif kepada stasiun televisi Allibya.

"Situasi berubah setiap hari dengan cara yang menguntungkan kami," kata Saif di hadapan sebanyak 50 orang yang menghadiri siaran televisi tersebut. Tapi ia tak memberi perincian.

Saif berikrar pemerintah ayahnya "takkan berusaha balas dendam" terhadap pemberontak yang berjuang untuk mendekat dia.

Dia memperingatkan bahwa "penggunaan senjata dan kekerasan hanya akan dihadapi dengan kekerasan pula dan mereka yang melewati empat batas, yang ditetapkan pada 2007 (Gaddafi, Islam, keamanan negara dan persatuan nasional) harus menanggung risikonya".

"Tujuannya bukan balas dendam. Kami takkan berusaha balas dendam terhadap siapa pun  dan kami takkan membunuh siapa pun," katanya.

Saif menuduh para pemimpin pemberontak di kota besar di Libya barat, Misrata dan Senten, adalah "pedagang narkotika, atau pengusaha yang berusaha menghindar untuk mengembalikan pinjaman" yang bernilai puluhan juta dolar AS.

Putra Gaddafi tersebut juga mengatakan berbagai proyek yang bernilai miliaran dolar AS saat ini sedang goyah akibat ketidakamanan yang terjadi dan kepergian puluhan ribu pekerja asing.

"Semuanya akan kembali normal pada akhirnya," katanya. "Semua proyek dan layanan itu akan berlanjut dan orang asing akan kembali," katanya.

Ia menambahkan, "Libya takkan sama lagi" setelah pemberontakan yang tak pernah terjadi sebelumnya terhadap Gaddafi, yang telah memerintah negara Afrika utara selama lebih dari empat dasawarsa. Ia mengisyaratkan undang-undang dasar yang versi rancangannya baru-baru ini disampaikan kepada pers di Tripoli.
(Uu.SYS/B/A011)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan