Rabu, 9 Februari 2011

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Polisi Selidiki Tanda Pita Biru Penyerang Ahmadiyah

Posted: 09 Feb 2011 01:06 AM PST

JAKARTA – Dugaan bahwa penyerangan terhadap Jemaah Ahmadiyah merupakan mobililasi massa semakin terkuak. Salah satunya, para penyerang diketahui memakai pita warna biru di bagian leher.
 
Menyikapi hal ini, Mabes Polri akan mendalami soal pita warna biru tersebut. Sebab, tidak menutup kemungkinan pita itu menjadi simbol atau tanda bagi kelompok yang melakukan penyerangan.
 
"Kami akan menyelidiki terkait pita tersebut. Sampai saat ini kami juga belum tahu apa arti dari pita itu," kata Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, saat dikonfirmasi okezone, Rabu (9/2/2011).
 
Sebagaimana diketahui, Berdasarkan video rekaman yang diperoleh RCTI, Rabu (9/2/2011), tercatat ada empat fakta yang menguatkan dugaan serangan terhadap Ahmadiyah secara terorganisir.
 
Fakta pertama, para pelaku penyerangan menggunakan tanda khusus di sekitar leher yakni pita biru melingkar. Kedua, para pelaku penyerangan tampak santai ketika wajah mereka direkam orang di sekitar lokasi.
 
Fakta ketiga, pelaku perekaman gambar menggunakan handycam dan bukan kamera handphone, berdasarkan kualitas gambar yang dihasilkan. Keempat, si pelaku perekaman juga merekam adegan dari awal sampai akhir. Hal itu seolah membuktikan si pelaku perekaman sudah mengetahui akan ada penyerangan ke rumah warga Ahmadiyah.
(teb)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Bayi Tanpa Tempurung Kepala Akhirnya Meninggal

Posted: 09 Feb 2011 01:02 AM PST

GUNUNGKIDUL - Bayi laki-laki di Gunungkidul, Yogyakarta, yang lahir tanpa tempurung kepala, akhirnya meninggal dunia. Anak pasangan Sukitman (38) dan Warsiti (37), warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, itu bertahan hidup selama 24 jam.

Menurut keterangan Kepala Dukuh Pulengelo, Mardiyo, bayi yang belum sempat diberi nama ini meninggal tadi siang.

"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, bayinya akhirnya meninggal siang tadi," ucap Mardiyo, saat dihubungi melalui telepon, Rabu (9/2/2011).

Dia menjelaskan orangtua bayi sedang berada di rumah sakit setelah mengetahui anak mereka meninggal. "Siang ini langsung dimakamkan ke pemakaman umum desa kami," ujar tambah Mardiyo.

Sementara, paman bayi, Sardi, mengaku tidak akan menuntut pihak rumah RSUD Wonosari lantaran menyuruh bayi ini pulang sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut.

"Kami tidak akan menuntut rumah sakit karena tindakan mereka itu kami sudah pasrah," ungkapnya.

Sebagai petani kecil dan belum memiliki kartu Jamkesmas, keluarga tidak mampu membiayai jika dirawat di rumah sakit.

Sementara itu Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Wonosari dr Triyani Heny Astuti membantah jika pihaknya dianggap menelantarkan pasien.

Pihak RS sebelumnya menjelaskan, harapan hidup bayi yang lahir pada Selasa, 8 Februari sekira pukul 12.00 WIB ini hanya 10 persen. Lima jam setelah dilahirkan, bayi dibawa pulang orangtua.

"Kepulangan pasien sudah dengan persetujuan keluarganya. Mereka sudah menandatangani surat perjanjian, dan jika ingin dibawa kembali ke RSUD kami siap melayani," ujar Triyani.
(Markus Yuwono/Trijaya/ton)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan