Isnin, 24 Januari 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Picu Protes, Yaman Akhirnya Bebaskan Aktivis Perempuan

Posted: 24 Jan 2011 05:25 AM PST

SANAA - Pihak berwenang Yaman akhirnya membebaskan aktivis yang memimpin protes melawan Presiden Yaman hari ini. 

Bebasnya Tawakul Karman disebabkan pemerintah enggan menahan penahanan yang dapat memicu protes besar-besaran yang terjadi di Sanaa tersebut.


Tawakul Karman seorang jurnalis dan anggota Parti Islam Islah, ditahan sejak hari Minggu 24 Januari. Namun hari ini dirinya dibebaskan, setelah pihak keluarga Karman memberikan jaminan untuk kebebasannya. Demikian diberitakan AFP, Senin (24/1/2011).


Terinspirasi oleh kejadian yang terjadi di Tunisia, Karman mendesak Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh untuk turun dari jabatannya. Perempuan ini sebelumnya juga telah memimpin dua protes di Universitas Sanaa. 


Pemerintahan Presiden Saleh dipenuhi perlawanan dari pihak pemberontak di wilayah utara dan selatan. Ia juga dipusingkan dengan operasi dari Al Qaeda yang ada di wilayahnya. 


Presiden Saleh sendiri sudah berkuasa di Yaman selama tiga dekade. Banyak pihak yang menginginkan perubahan di negara tersebut. 

(faj)
Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Jurnalis Tewas Lagi, Filipina Negara Bahaya Bagi Media

Posted: 24 Jan 2011 04:23 AM PST

MANILA - Seorang jurnalis radio di Filipina ditembak mati hari ini. Insiden ini makin mengukuhkan Filipina sebagai negara paling berbahaya untuk media.


Korban beranam Gerardo Ortega yang menjadi penyiar di Palawan, ditembak pada bagian kepalanya saat sedang berbelanja di pusat perbelanjaan usai siaran. Polisi berhasil menangkap pelaku penembakan, namun masih dapat mengetahui motif penembakan mematikan ini.


"Kami belum dapat memastikan apakah pembunuhannya terkait dengan pekerjaannya sebagai jurnalis radio. Rekan pelaku saat ini sedang dalam pengejaran," ungkap anggota polisi Robert Dagala seperti dikutip AFP, Senin (24/1/2011).


Jurnalis kerap menjadi target dari penguasa Filipina yang ingin membungkam mereka, bila memang terlalu kritis terhadap penguasa. 


Serikat Nasional Jurnalis Filipina mencatat, 142 jurnalis tewas dibunuh sejak kejatuhan diktator Ferdinand Marcos di tahun 1986. Jumlah ini termasuk 30 orang jurnalis yang tewas dalam pembantaian berbau politis di tahun 2009, yang total telah menewaskan 57 orang.


Media dan kelompok pemerhati HAM menyatakan jurnalis di Filipina menghadapi bahaya lebih tinggi dibandingkan negara lain, karena budaya merasa bebas dari hukum yang dimiliki oleh para penguasa di negara tersebut. 

Sebelumnya Presiden Benigno Aquino berjanji akan membuat Filipina jauh lebih bersahabat bagi para jurnalis. 

(faj)
Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan