Isnin, 24 Januari 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


"Jejak UFO" Sleman Mungkin karya Seni

Posted: 24 Jan 2011 07:52 AM PST

SLEMAN, KOMPAS.com — Temuan crop circle yang diduga jejak benda terbang tidak dikenal (UFO) di area persawahan Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (23/1/2011) pagi, mungkin hanya karya instalasi seni yang dilakukan sekelompok orang.

"Bisa jadi ini merupakan karya instalasi seni karena pola tersebut tidak terlalu sulit untuk dibuat oleh mereka yang telah terbiasa," kata Anton Asmonodento, seorang warga yang sengaja datang ke lokasi untuk menyaksikan fenomena tersebut, Senin (24/1/2011).

Menurut pelaku seni gitar akustik warga Banteng, Jalan Kaliurang, tersebut, pola semacam itu bisa saja sebelumnya sudah dibuat denahnya terlebih dahulu kemudian dikerjakan secara bersama-sama sehingga cepat selesai.

"Jika menurut pengakuan warga yang tidak mendengar ada sesuatu yang aneh sebelum penemuan itu, mungkin saja pelaku itu bekerja secara sembunyi-sembunyi. Denahnya masing-masing bagian dikerjakan secara berkelompok," katanya.

Apa yang disampaikan Anton bisa jadi benar. Di beberapa tempat lain di dunia, banyak kelompok yang membuat bentuk-bentuk serupa untuk menarik perhatian atau sebagai bentuk instalasi seni. Salah satu yang paling terkenal adalah Circlemakers.

John Lundberg salah seorang dedengkot Circlemakers mengungkapkan, tujuan awalnya membuat crop circle adalah ia ingin meruntuhkan anggapan yang menyebutkan lingkaran-lingkaran dengan pola geometris di ladang itu tak mungkin dibuat oleh manusia.

"Kini kami membuat crop circle sebagai bentuk seni meski awalnya berawal dari keingintahuan," ujar Lundberg seperti dikutip BBC.

Rasa ingin tahu itu berawal ketika Doug Bower dan Dave Chorley, warga Inggris, tahun 1991 mengaku, mereka telah membuat crop circle selama 13 tahun terakhir. Karya mereka diyakini orang-orang sebagai lokasi pendaratan UFO.

Pengakuan itu masih memunculkan pertanyaan sementara orang: Mungkinkah formasi unik dan besar itu dibuat manusia?   "Maka kami mencoba membuktikannya dengan membuat formasi yang sangat besar dan rumit, dan memunculkan lagi pertanyaan serupa," papar Lundberg.

Lundberg bersama Rod Dickinson dan Will Russell dari Circlemakers mendesain crop circle di kertas, kemudian merancangnya menggunakan komputer untuk karya-karya yang besar dan rumit.

Namun begitu tiba di lapangan, mereka menggunakan alat-alat sederhana untuk membuat karyanya, yakni papan bertali dan meteran. Papan itu diinjak dan dipakai meratakan panenan, sedangkan meteran dipakai untuk menghasilkan bulatan sempurna.

Hasil karya yang besar dan bagus biasanya membuat mereka yang melihatnya segera menghubungkan dengan adanya makhluk dengan kecerdasan dan teknologi tinggi, tak terkecuali di Sleman.

"Saya dengar dari cerita teman jika ada temuan aneh ini sehingga saya langsung ke sini untuk memastikannya dan menurut saya temuan ini memang cukup aneh, tetapi saya tidak tahu persis apakah ini merupakan jejak UFO atau bukan," kata Suparjono, warga Sorogenen, Kalasan, Sleman.

Hal sama dikatakan Hendy Bagya yang menyatakan kagum dengan taman aneh di area persawahan ini karena sulit dibayangkan jika hal tersebut dibuat oleh seseorang dalam waktu sekejap saja.

"Informasinya jejak ini tiba-tiba muncul dan tidak ada tanda-tanda sebelumnya, jadi ini sangat aneh dan saya juga kagum. Saya tidak tahu apakah ini benar jejak UFO atau bukan, saya memang tidak pernah mempelajari soal UFO sebelumnya," katanya.

Meski crop circle bisa jadi memang buatan manusia, pembuat crop circle Lundberg bercerita bahwa dirinya sendiri pernah melihat sesuatu yang aneh saat membuat crop circle di tanah pertanian Wiltshire, Inggris.

"Kedengarannya memang sedikit memalukan, tetapi saya pernah melihat UFO saat membuat circle di Wiltshire. Benda itu berbentuk seperti cerutu gelap dengan cahaya yang bergerak amat cepat," ujarnya.

"Benda itu terlihat di cakrawala dan perlahan mendekati kami tanpa suara. Itu seperti penampakan UFO klasik dan kami sama sekali tidak tahu benda apakah itu," ujarnya.

Namun, menurut Lundberg, cahaya yang paling sering dilihatnya saat membuat circle adalah cahaya lampu senter saat seseorang memergokinya dan menyorotkan lampu ke wajahnya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Satu Bocah SMP, 3 Tahun Dinodai Paman

Posted: 24 Jan 2011 07:25 AM PST

Lapor ke Polisi

Satu Bocah SMP, 3 Tahun Dinodai Paman

Penulis: Muhammad Hasanudin | Editor: Glori K. Wadrianto

Senin, 24 Januari 2011 | 15:25 WIB

BADUNG, KOMPAS.com - Tak tahan dengan perbuatan pamannya yang menodai dirinya selama tiga tahun terakhir, seorang pelajar SMP berusia 15 tahun di Badung, Bali, akhirnya melaporkan tindakan asusila ini ke Polres Badung, Minggu (23/1/2011) kemarin.

"Kasus pencabulan ini awalnya terjadi pada 2007, saat itu pelaku mendatangi rumah korban dan memaksa korban untuk melakukan hubungan intim layaknya suami-istri," ujar Kasat Reskrim Polres Badung, AKP Soma Adnyana kepada wartawan di Mapolres Badung, Senin (24/1/2011) siang.

Setelah berlalu 3 tahun, korban yang tinggal di Desa Mengwitani, Badung, ini baru berani melapor karena sebelumnya selalu takut oleh ancaman pelaku yang bernama Iso Kartono (50). "Awas kamu kalau bilang sama orangtua kamu, kamu saya bunuh," imbuh Soma menirukan ucapan korban saat melaporkan kasus ini.

Tindakan bejat paman korban ini telah dilakukan berkali-kali dan biasanya pelaku menodai korban ketika ia menginap di rumahnya di kawasan Tabanan. Modus pelaku adalah meniduri korban di dalam kamarnya saat sedang tertidur lelap. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku selalu melontarkan ancaman.

Berdasarkan pengakuan korban, pelaku terakhir kali menodai dirinya saat sedang berlibur ke Jawa Timur tahun 2009 silam."Ketika korban berlibur ke Jawa Timur, pelaku menyusul korban dengan alasan akan menjemput korban untuk pulang ke Bali. Sampai di sana pelaku kembali melakukan aksi bejatnya. Sama seperti yang terdahulu, usai meniduri korban, pelaku kembali mengancam," jelas Soma Adnyana lagi.

Pada bulan Desember 2010, korban baru berani mengaku dan menceritakan kejadian ini kepada kedua orangtuanya, dan pada Minggu (23/01/2011) mereka secara resmi melapor ke polisi. Sampai saat ini aparat Polres Badung masih menyelidiki kasus ini dan jika terbukti bersalah, paman korban akan segera ditahan.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan