Jumaat, 14 Januari 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Tokoh Lintas Agama Tawarkan Bertemu Presiden

Posted: 14 Jan 2011 06:37 AM PST

Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu`ti, mengatakan, para tokoh lintas agama menawarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk bertemu guna menyampaikan pandangan-pandangan soal permasalahan bangsa yang dihadapi saat ini.

"Tokoh lintas agama siap menyampaikan pandangan-pandangannya, hanya saja yang harus memanggil Presiden SBY sendiri, kata Abdul usai menghadiri acara "Dengar Pendapat Publik; Badan Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Kebohongan" di Kantor PGI, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, para tokoh lintas agama memberi pernyataan publik, yang menyatakan bahwa pemerintah melakukan kebohongan publik di PP Muhammadiyah melalui forum terbuka pada Senin (10/1) lantaran tokoh lintas agama tidak memiliki komunikasi politik langsung dengan Presiden.

"Pernyataan tokoh lintas agama hanya untuk mengkritisi pemerintah. Ini merupakan bagian tanggung jawab warga negara terhadap masa depan negara," katanya.

Dalam acara itu, Staf khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, mengatakan, pernyataan soal 18 kebohongan pemerintah itu belum diputuskan oleh para tokoh lintas agama.

"Ada beberapa tokoh lintas agama yang kurang setuju," katanya.

Menanggapi hal itu, Abdul Mu`ti mengatakan, pada dasarnya semua tokoh lintas agama yang hadir dalam pernyataan publik di PP Muhammadiyah sudah sepakat.

"Yang kurang sepakat soal redaksionalnya. Apakah itu menggunakan kata ingkar janji atau menggunakan "kata dan perbuatan tidak satu (sama)", namun secara substansinya mereka sepakat. Saya tidak setuju, bila tokoh lintas agama tidak sepakat mengenai masalah tersebut," katanya.

Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama, Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Antonius Benny Susetyo, mengatakan hal serupa bahwa para tokoh lintas agama sepakat dengan substansi permasalahan yang ada.

"Sebenarnya subtansinya sudah disetujui, tetapi penggunaan kata sedang dirumuskan. Apakah itu ingkar janji, apakah "kata dan perbuatan tidak satu", kata Benny.

Intinya, lanjut dia, ada keresahan di masyarakat bawah yang mengharapkan pemerintah untuk bertindak guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, lemahnya penegakan hukum, intoleransi dimana-mana.

Ia menambahkan, para tokoh lintas agama akan bertemu kembali dan menentukan sikap apa yang akan diambil nanti. Pada saat ini, badan pekerja hanya menyiapkan bahan dan data, serta masukan dari masyarakat untuk disampaikan kepada tokoh lintas agama, katanya.

Sebelumnya, para tokoh lintas agama meminta pemerintah menghentikan segala bentuk kebohongan yang melukai hati nurasi masyarakat dan bertentangan dengan konstitusi.

"Segala bentuk kebohongan harus dihentikan. Undang-undang tidak lagi menjadi acuan dalam menjalankan bangsa dan negara," kata Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif di Jakarta, Senin.

Sembilan tokoh lintas agama berkumpul di kantor PP Muhammadiyah untuk menyampaikan pernyataan pencanangan tahun perlawanan terhadap kebohongan.

Para tokoh agama tersebut di antaranya Bikkhu Pannyavaro Mahathera, Pendeta Andreas A Yewangoe, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, KH Shalahuddin Wahid dan Romo Magnis Suseno.

Beberapa hal yang dianggap sebagai kebohongan pemerintah seperti bidang ekonomi, penegakan HAM, kasus lapindo, kebebasan beragama, perlindungan terhadap pekerja migran dan pemberantasan korupsi.
(S037/S019/A038)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Warga Pulau Sagori Terisolasi Karena Cuaca Buruk

Posted: 14 Jan 2011 04:08 AM PST

Kendari (ANTARA News) - Warga Pulau Sagori, Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam sepekan terakhir terisolasi karena cuaca buruk yang melanda wilayah pulau tersebut.

"Sejak sepekan ini, kami warga Pulau Sagori tidak bisa keluar pulau, karena gelombang laut disertai tiupan angin kencang cukup keras," kata Kepala Dusun Pulau Sagori, La Riyfu kepada ANTARA melalui telepon dari Sagori, Jumat malam.

Menurut La Riyfu, nelayan Pulau Sagori yang rata-rata hidup sebagai nelayan, sudah sepekan ini tidak melaut karena cuaca buruk.

Selama sepekan ini, kita para nelayan Pulau Sagori tidak bisa ke mana-mana karena gelombang laut disertai tiupan angin kecang di sekitar pulau cukup keras," katanya.

Kalau keadaan cuaca ini tidak segera membaik kata La Riyfu, warga Pulau Sagori akan mengalami kesulitan besar.

"Untuk memenuhi kebutuhan pokok warga seperti beras, minyak tanah dan sebagainya termasuk kebutuhan air bersih, harus didatangkan dari Pulau Kabaena. Makanya, kalau cuaca tidak segera membaik, kita warga Sagori dalam kesulitan besar," katanya.

Pulau Sagori, merupakan pulau kecil berpasir putih yang berjarak sekitar 17 mil laut dari Pulau Kabaena.

Warga pulau yang berjumlah 100-an kepala keluarga itu, seluruhnya menggantungkan hidup dari hasil melaut.

Menurut La Riyfu, para nelayan saat ini hanya bisa melaut tidak jauh dari pesisir pantai, karena gelombang laut disertai tiupan angina kecang cukup tinggi, berkisar antara dua sampai tiga meter.

"Karena melaut tidak jauh dari kawasan pulau, hasil tangkapan kita para nelayan sangat sedikit. Untuk makan keluarga, terkadang tidak cukup," katanya.(*)
(SO32/R009)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan