Khamis, 13 Januari 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


REI: Penjualan Rumah Sederhana Bakal Melesat

Posted: 13 Jan 2011 07:48 PM PST

Semarang (ANTARA News) - DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah optimistis bahwa penjualan rumah, terutama tipe sederhana, pada 2011 bakal melesat menyusul kebijakan pemberian subsidi bunga yang lebih menguntungkan konsumen.

Ketua REI Jateng Sudjadi ketika dihubungi di Semarang, Jumat, mengatakan, kebijakan pemerintah mengucurkan subsidi bunga menjadi 8,5 persen per tahun flat (tetap) untuk masa pinjaman hingga 15 tahun, bakal mendorong daya beli masyarakat menengah ke bawah.

Apalagi, katanya, beban uang muka yang ditanggung konsumen juga relatif terjangkau, sekitar 10 persen dari harga jual.

Pemerintah juga menetapkan batasan harga rumah tapak sederhana (RTS - dulu RSS atau rumah sehat sederhana) hingga Rp90 juta/unit. Sebelumnya, pemerintah hanya memberikan subsidi dengan masa angsuran yang terbatas dan harga rumah subsidi maksimal hanya Rp55 juta/unit.

"Peraturan Menteri Perumahan Nomor 11, 12, dan 13 Tahun 2010 menjadikan beban bunga konsumen lebih rendah. Pengembang juga lebih leluasa membangun perumahan dengan adanya penyesuaian batasan harga baru RTS," katanya.

Menurut Sudjadi, beban yang dipikul konsumen RTS memang jauh lebih ringan karena suku bunga komersial perbankan saat ini sekitar 13-14 persen/tahun sehingga ada selisih beban bunga 4-5 persen/tahun.

Nilai rupiah dari selisih itu, katanya, sangat signifikan bila dihitung akumulasi masa kredit hingga 15 tahun.

Perubahan kebijakan yang memberi keleluasaan bagi pengembang dan kemudahan konsumen itulah yang menyebabkan REI Jateng pada 2011 berani mematok produksi 25 persen lebih tinggi dibandingkan target 2010.

Pada 2010, REI Jateng menargetkan produksi 8.000 unit, namun menurut dia, karena masih terbentur patokan harga RSS maksimal hanya Rp55 juta, pihaknya tidak bisa memenuhi rencana produksi.

Pada tahun lalu jumlah rumah yang bisa diproduksi para pengembang yang tergabung dalam REI hanya sekitar 6.000 unit, termasuk rumah menengah dan atas.

Sudjadi optimistis anggota REI Jateng pada 2011 bisa mewujudkan rencana produksi hingga 10.000 unit, dengan komposisi sekitar 8.000 unit RTS dan 2.000 rumah menengah atas tanpa subsidi.

"Pangsa pasar RTS memang sangat besar, namun rumah tipe menengah dan besar juga masih prospektif," katanya.

Perubahan istilah RSS menjadi RTS untuk menekankan adanya perbedaan antara rumah susun dengan rumah yang berdiri di atas lahan atau tapak.

(ANTARA/S026)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Sebuah Rumah di Kudus Tertimpa Longsor

Posted: 13 Jan 2011 07:42 PM PST

Kudus (ANTARA News) - Sebuah rumah warga di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Geybog, Kabupaten Kudus, Kamis (13/1) sore, tertimpa tanah longsor.

Menurut Kepala Dusun Kambangan Suwitono, di Kudus, Jumat, kejadian tanah longsor tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, dan menimpa tembok bangunan rumah warga.

Bangunan rumah warga yang terkena longsoran milik Sukrin (50).

"Beruntung, tidak menimbulkan korban jiwa. Sedangkan kerusakan hanya pada sisi tembok bangunan yang berdekatan dengan tebing setinggi 15 meter," ujarnya.

Tembok bangunan yang runtuh, kata dia, sepanjang tiga meter dengan ketinggian empat meter. "Tetapi, bangunan rumah masih bisa ditempati," ujarnya.

Sukrin mengaku, sebelum rumahnya tertimpa longsoran tanah, sempat mendengar suara gemuruh.

"Beruntung saat kejadian, kami sekeluarga berada di rumah bagian belakang, sehingga selamat," ujarnya.

Camat Gebog Dwi Jati Solekhah mengungkapkan, perisitiwa longsor di tempat tersebut sudah berulang kali. "Kejadian yang terakhir, merupakan yang ketiga kalinya," ujarnya.

Kejadian tersebut diawali dengan turun hujan sejak tiga hari yang lalu.

Menurut rencana, katanya, tebing di dekat bangunan akan diusulkan untuk diperkuat dengan pembuatan talud agar tidak menimbulkan longsir yang lebih besar.

"Saat ini, bantuan yang diberikan berupa kebutuha logistik dan bantuan tenaga untuk melakukan kerja bakti membersihkan bekas longsoran," ujarnya.

Adapun jumlah kerugian akibat kejadian tersebut, sekitar Rp2 juta.

Tebing yang mengalami longsor tersebut, kata dia, juga mengancam bangunan rumah milik Mualim yang berada di atasnya.

Ancaman longsor yang menimpa rumah Nasran yang berada di dekat korban longsor, karena tanah dasar tanggul rumah mulai longsor.

Kejadian longsor paling parah, kata dia, terjadi pada awal 2009, karena satu unit rumah rusak parah dan tidak bisa ditempati akibat mengalami longsor.

"Korban longsor mendapat bantuan dana belasan juta untuk membangun rumahnya kembali," ujarnya.

Mualim mengaku, selalu siaga setiap turun hujan, karena tebing samping rumahnya mulai terlihat longsor dan mengancam bangunan rumahnya.

Kapolsek Gebog R Sulistiyaningrum mengungkapkan, jumlah personel polsek yang diterjunkan untuk kerja bakti cukup banyak.

"Total personel mencapai 75 orang, termasuk personel TNI dan Kecamatan Gebog," ujarnya.

Hingga kini, kata dia, kerja bakti di tempat longsoran masih berlangsung.

Berdasarkan pengamatan, titik rawan longsor di kawasan pemukiman ada di tiga lokasi.

Sedangkan titik longsor di jalan menuju Dukuh Kambangan dari Jalan Kudus-Rahtawu sepanjang 7 kilometer terdapat tiga titik.

Sementara itu Kasi Linmas Kesbangpolinmas Kudus Atok Darmobroto mengungkap bencana longsor juga terjadi Soco, Kecamatan Dawe, Kudus.

"Seharusnya, satu keluarga yang terancam longsor tersebut direlokasi sebelum bencana longsor yang lebih besar terjadi lagi," ujarnya.

(ANTARA/S026)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan