Isnin, 27 Disember 2010

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Pembatasan BBM Bersubsidi Ganggu Usaha Perikanan

Posted: 27 Dec 2010 07:27 PM PST

Jakarta (ANTARA News) - Kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai sejumlah pihak akan mengganggu usaha perikanan tradisional, padahal nelayan menghasilkan 75 persen dari kebutuhan ikan domestik.

"Perikanan tradisional dapat terganggu bila pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dilaksanakan," kata Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Riza Damanik di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, akibat peraturan pembatasan BBM bersubsidi dinilai dapat mengganggu karena unsur bahan bakar menghabiskan sekitar 60-70 persen dari biaya produksi.

Ia juga menuturkan, harus diingat bahwa kebutuhan perikanan nasional sebagian besar atau 75 persen didapat dari hasil tangkapan nelayan tradisional.

Karenanya, lanjut Riza, pembatasan yang diartikan pengurangan BBM bersubsidi juga berkomplikasi pada ketergantungan sektor pangan perikanan.

"Jadi, di satu sisi bisa mengganggu produksi (karena kenaikan biaya produksi) industri perikanan, di sisi lain mempengaruhi perekonomian nasional," katanya.

Terkait dengan produksi perikanan nasional, Riza yang juga kerap mengemukakan perlunya pemerintah Indonesia menetapkan minimal 9 juta ton sebagai kuota pemenuhan ikan domestik.

Ia memaparkan, sebanyak 9 juta ton itu dapat dibagi atas 6 juta ton untuk konsumsi domestik dan 3 juta ton untuk pemenuhan bahan baku bagi industri perikanan dalam negeri.

Angka tersebut, menurut dia, diperoleh dari data KKP yang menunjukkan bahwa selama 1998-2008, terjadi peningkatan 25 persen konsumsi ikan dari hasil domestik.

Sebelumnya, senada dengan Riza, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo), Herwindo mengatakan, kebijakan pembatasan BBM bersubsidi yang akan dilaksanakan bertahap pada 2011 berpotensi mematikan sejumlah usaha perikanan tuna.

"Kalau peraturan (pembatasan BBM bersubsidi) keluar, sama saja pemerintah membunuh usaha penangkapan ikan tuna," kata Herwindo kepada ANTARA di Jakarta belum lama ini.

Menurut dia, kebijakan pembatasan BBM bersubsidi itu akan sangat berdampak terutama pada kapal berbobot di atas 30 GT. Diperkirakan mereka akan terkena dampak dari kebijakan pembatasan tersebut.

Sedangkan yang paling terkena dampak adalah kapal-kapal tuna milik perusahaan perikanan tangkap asal Indonesia yang harus beroperasi hingga sejauh di kawasan perairan Samudera Hindia dan Pasifik.

"Biasanya mereka (pengelola kapal) bisa beli tiga bulan sekaligus (dengan memakai) BBM subsidi," kata Herwindo.(*)

(T.M040/S019/R009)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Wajar Indonesia Protes Suporter Malaysia

Posted: 27 Dec 2010 07:18 PM PST

Medan (ANTARA News) - Pemerhati sepak bola Sumatera Utara, Prof Dr Runtung Sitepu SH berpendapat, wajar Pemerintah Indonesia mengajukan protes terkait sinar laser yang mengganggu tim nasional Indonesia pada pertandingan putaran pertama final Piala AFF 2010 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia.

"Protes itu perlu dilakukan mengingat tindakan suporter Malaysia jelas-jelas merugikan pemain Indonesia," katanya ketika diminta komentarnya mengenai kasus sinar laser tersebut.

Tindakan para suporter Malaysia, menurut dia, tidak bisa dibiarkan, karena dinilai kurang sportif dan "curang". Perbuatan itu tampaknya unsur disengaja.

Selain itu, aparat keamanan di negeri jiran juga terkesan lalai dan tidak memeriksa suporter yang masuk membawa sinar laser ke dalam stadion.

"Sinar laser yang disorotkan suporter itu, jelas dapat mengganggu kosentrasi pemain seperti yang dialami kiper tim nasional Markus Horison," kata Runtung.

Semestinya, para suporter Malaysia harus menunjukkan sikap yang baik dan terpuji, tidak berbuat "nakal" seperti itu, sehingga merugikan nama baik negeri tersebut.

"Seharusnya suporter Malaysia itu menjadi pendukung yang terbaik di negeri sendiri, sehingga akan dihormati negara-negara lain di Asia Tenggara," katanya.

Selanjutnya, Runtung meminta panitia pertandingan putaran pertama final Piala AFF di Malaysia, mengusut suporter yang membawa sinar laser. Ke depan kasus yang memalukan ini tidak terulang lagi.

Kemudian, suporter Indonesia diharapkan di pertandingan putaran kedua final AFF di Stadion Gelora Bung Karno tidak meniru apa yang telah dilakukan suporter Malaysia.

"Suporter Indonesia harus-harus benar-benar menunjukkan sportivitas yang tigggi terhadap pemain nasional Malaysia. Marilah kita menjadi tuan rumah yang baik di negeri sendiri, dan tidak mengikuti suporter Malaysia," katanya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng untuk mengajukan protes resmi terkait sinar laser yang mengganggu para pemain Indonesia.

"Saya sudah menelepon Menpora Andi Mallarangeng untuk protes," kata Presiden di kediaman pribadinya Puri Cikeas, Bogor, Minggu malam, pada waktu istirahat babak pertama putaran pertama final AFF antara Indonesia melawan Malaysia.

Selama pertandingan pertama final Indonesia melawan Malaysia beberapa kali laser yang dibawa oleh para penonton Malaysia ditujukan ke arah para pemain Indonesia, salah satunya kiper tim nasional Markus Horison.

Sinar tersebut cukup mengganggu pandangan dan konsentrasi para pemain, hingga tim nasional Indonesia sempat mengajukan protes di lapangan hijau.(*)

(T.M034/P004/R009)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan