Selasa, 23 Julai 2013

Republika Online

Republika Online


Jarang Sarapan Berpotensi Memicu Serangan Jantung

Posted: 23 Jul 2013 05:59 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --Melewatkan sarapan ternyata menimbulkan persoalan yang tidak sepele karena orang jadi memiliki resiko lebih tinggi terkena serangan jantung koroner fatal.

Sebuah penelitian yang dirilis jurnal Circulation Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menganalisa data kuisioner mengenai frekuensi makan dan merunut kondisi kesehatan setelahnya dari 26 ribu laki-laki usia 45-82 tahun, selama 16 tahun, dan selama itu hampir sebanyak 1.600 mengalami serangan jantung untuk pertama kalinya.

Mereka yang sering melewatkan sarapan memiliki risiko terkena serangan jantung atau meninggal karena penyakit jantung koroner 27 persen lebih tinggi dibanding yang tidak.

Studi mencatat mereka yang jarang sarapan cenderung lebih muda dan kemungkinan perokok, bekerja full-time, belum menikah, kurang aktif secara fisik, dan minum lebih banyak alkohol.

"Melewatkan sarapan bisa menyebabkan satu atau lebih risiko kesehatan, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes, yang pada gilirannya sering dapat menyebabkan serangan jantung," kata ketua studi sekaligus peneliti post-doktoral di  Harvard School of Public Health, Leah Cahill.

Pria yang sarapan rata-rata akan makan sekali lagi per hari dibandingkan mereka yang melewatkan sarapan. Menurut para peneliti, hal ini menunjukkan bahwa mereka yang melewatkan sarapan tidak makan makanan tambahan kemudian hari.

Sementara ada beberapa tumpang tindih antara mereka yang melewatkan sarapan dan mereka yang makan larut malam, 76 persen mereka yang sering makan larut malam adalah mereka yang sering sarapan.

Dalam penelitian juga diungkap bahwa mereka yang makan setelah tidur malam memiliki 55 persen risiko terkena penyakit jantung koroner dibanding mereka yang tidak. Namun, para peneliti masih kurang yakin ini merupakan masalah utama kesehatan publik karena dalam studi sedikit sekali yang menunjukkan perilaku seperti itu.

Studi tersebut mengumpulkan data kuisioner menyeluruh dari para partisipan dan mempertimbangkan banyak faktor penting seperti perilaku menonton TV, aktivitas fisik, waktu tidur, kualitas asupan makanan, konsumsi alkohol, riwayat medis, indeks massa tubuh, dan faktor-faktor sosial.

"Jangan melewatkan sarapan," kata Cahill. "Sarapan bisa mengurangi risiko serangan jantung."

Sarapan Pagi Jaga Jantung Tetap Sehat

Posted: 23 Jul 2013 02:13 PM PDT

Rabu, 24 Juli 2013, 04:13 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peneliti di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa melewatkan sarapan pagi berisiko mendapatkan masalah dengan jantung. Karena itu, orang disarankan untuk menyantap sarapan pagi untuk menjaga jantung tetap sehat.

Studi yang melibatkan 27 ribu orang tersebut dilakukan oleh tim dari Sekolah Kesehatan Umum Harvard. Menurut penelitian itu, melewatkan makan akan memberi ketegangan ekstra pada tubuh.

Yayasan Jantung Inggris mengatakan, sarapan membantu orang menolak makanan ringan bergula sebelum makan siang. Para pria berusia 45-82 tahun dipelajari selama 16 tahun. Selama waktu itu, ada lebih dari 1.500 serangan jantung atau kasus gagal jantung fatal.

Orang yang melewatkan sarapan, sebanyak 27 persen lebih dimungkinkan mengalami masalah jantung dibandingkan mereka yang memulai hari dengan sarapan. Para peneliti juga menyesuaikan dengan faktor risiko gaya hidup lain, seperti merokok dan olahraga.

"Pesan yang dibawa dari penelitian ini adalah makan pagilah ketika anda bangun," ujar peneliti, Leah Cahill, dikutip BBC.

Ahli diet, victoria Taylor, mengatakan roti gandum utuh atau sereal dengan susu rendah lemak merupakan cara yang baik untuk menjadi makanan sarapan. "Coba irisan pisang atau buah kering dalam sarapan," ujarnya.

Reporter : Nur Aini
Redaktur : Dewi Mardiani

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah [2[:82)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan