Selasa, 14 Mei 2013

Republika Online

Republika Online


Rasakan Dinginnya Masuk Kafe Es di Dubai

Posted: 14 May 2013 06:11 PM PDT

Rabu, 15 Mei 2013, 08:11 WIB

Tripadvisor

Chillout ice lounge di Dubai

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Ruangan Chillout ice lounge di Dubai seluruhnya terbuat dari es. Meskipun terletak di negara dengan iklim panas, kafe tersebut menawarkan suasana seperti di kutub utara. 

"Negara ini dikenal dengan cuaca yang benar-benar panas, sehingga memiliki tempat yang terbuat dari es seperti ini adalah ide yang sangat bagus dan unik," kata Hani Fanoos dari Chillout seperti dilansir Al-Arabiya, Rabu (15/5). 

Pengunjung akan diberikan jaket, sepatu boot, dan topi bulu saat memasuki kafe tersebut. Suhu di kafe tersebut mencapai minum enam derajat celcius. 

Fanoos mengatakan sebagian besar pengunjung datang dari negara-negara Teluk yang beriklim panas dan kering. Ornamen di dalam kafe terdiri dari ukiran dan patung es. Bukan hanya patung beku, meja, kursi, piring, dan bahkan menu di kafe ini diukir dari es. 

"Setiap tahun, khususnya selama bulan Ramadhan ketika kami tutup, kami mengukir es baru, membuat patung es baru," ujar Fanoss. 

Chillout pertama kali dibuka pada 2007. Pengunjung harus membayar 60 dirham atau sekitar Rp 156 ribu untuk 40 menit kunjungan dan satu minuman panas. Pemilik mengatakan kafe tersebut menarik 100 pengunjung per hari. 

Reporter : Nur Aini
Redaktur : Citra Listya Rini

Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW Islam manakah yang paling baik? Rasulullah bersabda: Memberikan makanan, mengucap salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal. (HR Muslim)

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Yuk Rekreasi Sambil Edukasi di Ocean Ecopark Ancol

Posted: 14 May 2013 03:47 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Subroto/wartawan Republika Online 

Rama (5 tahun) menjulurkan wortel ke seekor kelinci putih di kandangnya. Kelinci kecil itu segera saja memakan sayuran  berwarna oranye itu, lahap. Tanpa ragu Rama membelai-belai kelinci yang asyik makan itu. "Kelinci itu makanannya wortel ya Ma?" tanya Rama pada ibunya Hesti Widiyana (31). "Selain wortel kelinci juga doyan rumput dan sayur-sayuran seperti  brokoli, selada, dan kangkung," jawab Hesti menjelaskan.

Rama mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan ibunya. Ini pengalaman pertama Rama memberi makan kelinci. Ibu dan dua anak itu masih sibuk memberi makan binatang itu di fasilitas Feeding Animal, Ocean Ecopark Ancol, Jakarta. Ayah Rama, Husni Rusnandi (35) sudah sejak tadi asyik berjalan-jalan sendiri di  jogging track di kawasan yang teduh itu.

Keluarga kecil itu menikmati suasana  hijau dan segar di Ocean Ecopark Ancol. Di tempat ini tersedia lahan yang luas bagi anak-anak untuk merasakan seperti peternak sungguhan.  Mereka bisa bermain-main sambil belajar. Di Feeding Animal tersedia kandang ternak kelinci, kandang ternak kambing, kandang ternak bebek dan lain-lain.

Di sini anak-anak bisa mempraktikkan bagaimana cara beternak hewan, merawat dan memberi makan kelinci dan ikan.  Mereka juga bisa mempraktikkan bagaimana cara memanen telur bebek sampai menghasilkan telur asin yang berasal dari bebek. Juga ada cara berternak dan merawat kambing.

Tidak hanya beternak, anak-anak bisa bermain sambil belajar di fasilitas Learning Farm dan juga kebun sayur organik.  Yang ingin mengenali  tanaman  langka juga bisa dilakukan disini. Ada ribuan pohon langka semisal eboni, trembesi, mahoni, dan lainnya.

Di Ocean Ecopark ini pengunjung disuguhkan oleh hamparan lahan tanam-tanaman dan  pohon dengan aneka macam jenisnya.  Di kawasan yang hijau dan sejuk ini juga ada sungai-sungai buatan yang  bersih, membuat anak-anak betah berlama-lama bermain. "Saya senang membawa Rama ke sini. Disini bisa rekerasi sambil  belajar. Anak saya bisa mengenal ternak dan tanaman sambil bermain. Udaranya juga sejuk dan nyaman,  anak jadi nggak bosan," tutur Hesti.

Banyak keluarga-keluarga lain seperti Hesti  menghabiskan waktu di Ocean Ecopark. Ada juga yang datang berombongan dengan guru dan teman sekolahnya.

Untuk mengelilingi seluruh wahana di kawasan ini, pengunjung  bisa menggunakan sepeda atau cukup berjalan kaki. Tak perlu membawa sepeda, karena Ecopark menyediakan berbagai jenis sepeda seperti sepeda otomatis trikke electric. Kalau mau bermain di air juga bisa menggunakan perahu wisata yang dapat mengantarkan mengelilingi kanal.

Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi, mengatakan  kehadiran Ocean Ecopark merupakan salah satu bentuk konsistensi dan komitmen pihaknya dalam memberdayakan lingkungan yang ada bagi masyarakat banyak. "Melalui Ancol Ecopark kami ingin mengoptimalkan dan memperluas penggunaan ruang terbuka hijau yang ada di Ancol Taman Impian dan DKI Jakarta sebagai area edukasi publik yang dapat dinikmati oleh pengunjung," kata Budi Karya beberapa waktu lalu.

Ocean Ecopark Ancol memberikan eco-learning dan eco-wisata yang menawarkan edutainment melalui konsep green lifestyle dengan dilengkapi berbagai sarana yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan terhadap lingkungan. Dengan luas lahan seluas 33,6 hektare, Ocean Ecopark digadang-gadang akan dapat menjadi paru-paru alam kota Jakarta. Ocean Ecopark Ancol yang diluncurkan akhir 2010 tersebut terbagi menjadi 4 tema yaitu: Eco Energy, Eco Care, Eco Nature dan Eco Art.

Di kawasan Ocean Ecopark juga terdapat wahana seperti Fantastique Multimedia Show yang merupakan wahana unggulan atraksi malam di Ocean Ecopark. Terdapat juga wahana Green Mission Paintball yang merupakan wahana permainan paintball dengan mengangkat tema lingkungan terbesar di Indonesia.

Budi Karya mengatakan dengan fasilitas-fasilitas yang ada, akan mengukuhkan Ancol sebagai sebagai ikon wisata edukasi." Ancol bisa dijadikan tuan rumah di negeri sendiri sebagai kawasan rekreasi yang sarat akan edukasi," kata Budi Karya.

Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol Winarto mengatakan, Ocean Ecopark ditata dengan konsep memperkaya elemen natural ini akan menjadi salah satu jendela bagi masyarakat perkotaan tentang potensi keragaman hayati Indonesia. Menurutnya, selama ini mungkin sebagian besar masyarakat perkotaan kurang bersentuhan akan hal-­hal yang terkait dengan keragaman hayati ini sehingga tidak begitu mengetahui arti potensi kekayaan alam Indonesia. "Kehadiran Ecopark antara lain bertujuan itu untuk meningkatkan kesadaran akan kekayaan nasional tersebut," jelasnya.

Semua kegiatan di Ecopark, sambung Winarto, mengarah kepada lingkungan yang lebih hijau dan  tidak polusi. "Maka kita banyak membuat di Ecopark itu tanaman. Mulanya hanya 2.000 tanaman, sekarang ada 6.000 sampai 8.000 tanaman,"  tuturnya.

Rekreasi pun bisa dilakukan di Ecopark, misalnya flying fox dan berbagai macam aktifitas luar ruangan. "Dan kegiatan mainan lainnya pun semua bersifat outdoor. Rupanya outdoor ini juga banyak diminati masyarakat sekarang sebagai alternatif dari kehidupan rutin mereka yang banyak melakukan di luar itu kegiatan indoor seperti di mal dan sabagainya," katanya.

Ecopark  kata Winarto dulunya adalah lapangan golf yang hanya dikunjungi oleh 35 ribu orang per tahun. Kini  Ecopark telah dikunjungi hampir 2 juta orang pada satu tahun setelah dibuka. "Itu satu contoh yang kita upayakan untuk Jakarta punya satu tempat rekreasi yang punya misi edukasi di dalamnya.  Jadi kalau kita datang itu punya tujuan edukasi juga bukan hanya untuk hura-hura," jelasya.

Ancol kata Winarto,  ingin mengajak pengunjung yang datang tak hanya bersenang-senang, tetapi juga dapat belajar tentang lingkungan hidup yang kini mulai dilupakan oleh masyarakat. "Kita inginnya orang datang ke Ancol itu punya sesuatu yang didapat yang mengendap dalam hati dan pikirannya yang bisa memberikan penyegaran dalam konteks edukasi," ujar Winarto.

Kehadiran Ocean Ecopark yang menampung puluhan ribu pohon langka tersebut menurutnya akan menjadi pusat paru-paru di kawasan Ancol. Selain itu juga  bermanfaat bagi warga sekitar. Sedangkan kanal yang dibangun di dalamnya, mampu mengantisipasi air pasang, gelombang laut dan curah hujan yang tinggi, sekaligus saluran transportasi air yang menghubungkan berbagai unit rekreasi di kawasan Ancol. "Selain bermanfaat bagi lingkungan, kehadiran Ecopark akan memberikan pendidikan bagi masyarakat dengan konsep yang menghibur dan menyenangkan."

Sejumlah fasilitas baru juga akan memperkaya Ecopark. Antara lain botanical gardens, butterfly pavilion, treetop walk, ecopark discover centre, ecolab, birdies adventurous untuk bird watching serta balloon park, monkey island, insects museum. Akan hadir pula multifunction lawn (open theater, outdoor cinema, music concert) serta bangunan untuk aktivitas dalam ruangan berupa clubhouse dan exhibition hall.

Bagi pengunjung seperti Hesti, Ocean Ecopark merupakan tempat ideal untuk berwisata sambil belajar. Namun ia mengingatkan agar lingkungan yang asri saat ini bisa dijaga agar terjamin kelestariannya. "Saya lihat disini bebas polusi, sampah-sampah dipilah tempatnya. Karena itu pengunjung perlu terus diingatkan agar ikut menjaga lingkungannya agar jangan jadi kotor dan rusak," usulnya.

Pendiri Yayasan Pembangunan Berkelanjutan, Erna Witoelar, memberikan apresiasi atas  langkah Ancol menghadirkan Ecopark. Saat meghadiri seminar Ancol Towards a Sustainable Company, di Ancol beberapa waktu lalu, Erna  yang juga mantan menteri permukiman dan pengembangan wilayah itu, mengatakan bahwa kondisi global kini sangat kondusif bagi peningkatan peran perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan."Ancol sukses dengan Ocean Ecopark yang mampu untuk menyediakan kebutuhan akan lingkungan hidup serta edukasi bagi masyarakat," kata mantan direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) itu. 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan