Ahad, 17 Mac 2013

Sindikasi celebrity.okezone.com

Sindikasi celebrity.okezone.com


Maxime Bouttier Sempat Ditolak Produser karena Aksen Prancisnya

Posted: 17 Mar 2013 07:36 AM PDT

Minggu, 17 Maret 2013 21:36 wib
Edi Hidayat - Okezone

JAKARTA - Pria yang punya ayah berdarah Prancis, dan Ibu berdarah Bali ini pilih menjadi seorang aktor ketika lulus SMA, padahal sang ayah ingin dirinya kuliah di Prancis.

Maxime Andre Galahault yang dikenal dengan nama Maxime Bouttier seperti pria Prancis umumnya yang punya sifat romantis dan berwawasan luas karena konsep open mind-nya. Hal itu cukup terbukti ketika perbincangan terjadi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Melalui casting, ia merasa bersyukur pertama kalinya berperan di sinetron Arti Sahabat (musik kedua) pada 2010-2011. Karena hoki juga ia didapuk peran di sinetron Segalanya Cinta (2012) dan kini Kirana (2013).

Film pun sudah dikuasainya. Padahal beberapa sutradara mungkin menolak memerankan artis sinetron di film karena ada perbedaan "rasa" berakting. Namun, Maxime lagi-lagi beruntung bisa diberi peran di 18++ Forever Love (2012), dan Kata Hati (2013), dan yang terakhir main di film Refrain memerankan tokoh Oliver.

Maxime lahir di Prancis, 23 April 1993 dan ayahnya berprofesi sebagai chef memutuskan mengambil pekerjaan di sebuah hotel mewah di Bali. Ia pindah ke Indonesia pada umur tiga tahun. Saat berada di bangku Sekolah Dasar, Maxime sudah tertarik dengan dunia teater yang ada di sekolahnya. Sejak itu ia merasa seni peran adalah jalan hidupnya.

Sayangnya, saat akan terjun ke dunia profesional, Maxime pernah beberapa kali ditolak produser karena aksen Prancisnya terlalu kental hingga tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lugas.

"Masalahnya saya di rumah pakai bahasa Prancis berbincang dengan Ayah dan Adik," katanya. Salah satu cara menghilangkan aksen Prancis salah satunya dengan dengan banyak membaca buku berbahasa Indonesia. "Itu cukup ampuh," katanya.

Tak hanya itu, Maxime juga punya aksen Bali yang awalnya sulit dihilangkan. "Jadi kalau aksen Prancis dan Bali sudah campur aduk susah untuk menghilangkannya," katanya. Kala mengobrol langsung dengan Maxime, memang aksen Prancisnya masih terasa walau sudah tidak tebal lagi.

Selain dunia akting, pria yang mengidolakan Al Pacino ini juga ternyata hobi bermusik. Ia cukup mahir memainkan gitar dan piano sambil menyanyi. Bahkan, beberapa lagu sudah ia hasilnya dan sekarang di simpan di bank lagu miliknya.

"Aku jarang pulang syuting lalu mampir ke club malam. Aku paling mainin piano di rumah," katanya yang juga terinspirasi dengan lagu-lagu Muse dan Slip Knot ini.

(tre)

Bunda Any Minta Hukum Berat Pelaku Kekerasan Terhadap Anak

Posted: 17 Mar 2013 02:24 AM PDT

Minggu, 17 Maret 2013 16:24 wib
Edi Hidayat - Okezone

JAKARTA - Selebritis di lingkup sosialita, Any Kusuma Dewi atau akrab disapa Bunda Any merasa sedih maraknya kejahatan seksual pada anak-anak. Bahkan, kita bisa menyaksikan bahwa para pelaku kejahatan itu bukan hanya dari orang lain, tapi dari keluarga sendiri.

Tak sedikit pemberitaan media massa Indonesia beberapa waktu ini pelaku merupakan ayahnya sendiri. Kabar yang bikin hati kita merasa teriris-iris.

Bunda Any saat ditemui media di Jakarta belum lama ini menyampaikan kepada pemerintah agar menghukum seberat mungkin para pelaku kekerasan pada anak-anak.

''Kita sudah tidak bisa lagi hanya bersimpati dan kasihan kepada anak-anak korban kekerasan. Baik itu pemerintah, masyarakat atau siapapun, sudah seharusnya kita bahu membahu melakukan tindakan nyata untuk memberantas segala bentuk kejahatan terhadap anak-anak,'' ungkap wanita yang masih tampak cantik walau sudah tak muda lagi.

Bunda Any yang awalnya seorang sosialita dan kini sangat konsen dengan nasib anak-anak jalanan ini menegaskan tanggung jawab anak-anak ada di pundak kita bersama.

'Lindungi anak-anak. Siapapun anak-anak itu, tentunya akan tetap menjadi tanggungjawab kita bersama,'' ujarnya.

Bunda sangat menyesalkan atas terjadinya kejahatan seksual pada anak-anak. Orangtua, saudara atau tetangga yang seharusnya memberikan perlindungan kepada anak-anak justru malah jadi pelaku.

Seperti pada Februari 2013 lalu, jadi berita utama seorang ayah di Jakarta Timur memperkosa putri kandungnya selama 5 tahun.

''Mau sampai kapan anak-anak itu akan dihantui kekerasan-kekerasan mental atau fisik. Mereka harus kita bantu dengan melakukan tindakan-tindakan yang lebih nyata,'' tandasnya lagi.

Dia lalu mengungkapkan data kejahatan pada anak-anak yang diambil dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Sepanjang Januari hingga Februari 2013, tercatat sudah ada 120 kasus yang dilaporkan kepada Komnas PA. Dari total kasus tersebut, 83 kasus diantaranya adalah kejahatan seksual pada anak-anak.

Yayasan Tri Kusuma Bangsa merupakan lembaga nirlaba yang bergerak pada persoalan anak-anak. Lembaga yang didirikan oleh mantan sosialita ini bergerak pada pendidikan anak-anak jalanan di Kota Tua Jakarta.

Selain itu di Blitar, lembaga ini secara rutin setiap pekan mengadakan perpustakaan gratis. Sejauh ini sudah ada lebih dari 500 anak-anak kurang mampu yang disekolahkan secara informal oleh lembaga yang dikelola oleh Bunda Any ini.

(tre)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan