Jumaat, 22 Mac 2013

Republika Online

Republika Online


Harga Bawang dan Cabai Mahal, Ini Alasan Kementan

Posted: 22 Mar 2013 11:21 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kenaikan bahan pangan seperti bawang dan cabai terus ditelusuri oleh Kementerian Pertanian. Kenaikan itu disebut-sebut dipicu oleh berbagai hal seperti penimbunan, faktor alam, hingga masalah tengkulak.

Menurut Haryono, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, pihaknya sedang melakukan penelusuran mengenai penyebab harga cabai naik.  Dari hasil pemantauan, iklim yang kurang sesuai dan permainan tengkulak ternyata berperan besar atas kenaikan harga ini. "Sekarang lagi musim hujan, jadi banyak yang gagal panen. Kalau hujan juga banyak hama menyerang, jadi produksi turun," jelasnya.

Pada saat musim hujan seperti ini, ujar Haryono, petani sangat bergantung pada tengkulak. Biasanya, untuk penanaman pertama di musim hujan, petani akan berutang untuk modal. "Tapi banyak yang gagal panen sehingga utangnya jadi dua kali lipat, otomatis harga jual juga naik," ungkapnya. 

Untuk beberapa daerah di Jawa Timur, gagal panen kebanyakan terjadi karena serangan hama, sedangkan di Jawa Barat kenaikan harga karena harga jual dari tengkulak meningkat. Namun, persoalan distribusi juga dapat menjadi penyebab kenaikan harga ini. "Bisa juga karena ongkos transportasi meningkat. Atau saat distribusi tidak lancar sehingga produk busuk di jalan," kata Haryono. 

Selain itu, Kementan juga sedang menelusuri kemungkinan adanya penimbunan cabai oleh pihak tertentu, meskipun Haryono mengakui kecil kemungkinan penimbunan."Cabai kan beda dengan bawang yang tahan lama, kalau ditimbun sehari-dua hari saja bisa busuk,"  ujarnya. Saat ini harga cabai di beberapa pasar di Jakarta sudah mencapai Rp 50 ribu per kilo. 

Masjid Damaskus Diserang, Ini Tersangka Pelakunya

Posted: 22 Mar 2013 11:14 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS---Pemerintah Suriah, Jumat (22/3), menekankan ledakan maut yang mengguncang satu masjid di pusat Kota Damaskus dan menewaskan seorang tokoh agama sehari sebelumnya memiliki jejak Alqaidah.

Aksi "teror" tersebut, yang ditujukan pada tokoh agama Mohammad Said Ramadan al-Bouti memiliki tanda Alqaidah dan sekutunya, kata Kementerian Luar Negeri Suriah pada Jumat dalam surat yang ditujukan kepada Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB.

Pada Kamis, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dalam Masjid Al-Iman di Ibu Kota Suriah, Damaskus, saat Al-Bouti berceramah di hadapan puluhan orang, dan menewaskan 49 orang serta melukai 84 orang lagi.

Suriah menuduh petempur oposisi meledakkan tempat ibadah itu untuk membunuh Al-Bouti, yang dikenal karena pendirian anti-terorismenya dan kecamannya terhadap gerilyawan radikal.

Setelah kematian Al-Bouti, kelompok Tentara Suriah Bebas membantah bertanggung-jawab atas serangan itu, dan mengatakan kelompok tersebut "tak mengincar Rumah Tuhan". Namun tweet pro-oposisi di Twitter telah memperlihatkan banyak kesombongan sehubungan dengan kematian Al-Bouti dan mencap dia sebagai "Mufti (Bashar) al-Assad".

Ceramah terakhir Al-Bouti disampaikan pekan lalu, ketika ia menyeru mufti agung Suriah agar mengumumkan pengerahan besar-besaran guna mendukung tentara Suriah dalam perangnya melawan "tentara bayaran". "Kita diserbu di setiap inci tanah kita, di roti kita, di dalam hidup kita, pada perempuan, kehormatan dan kesucian anak kita," katanya.

Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengumumkan dua hari berkabung di Suriah untuk mengenang Al-Bouti dan korban di negeri tersebut, demikian laporan Xinhua. Presiden Suriah itu berikrar akan membalas kematian mereka.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan