Selasa, 26 Mac 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Kematian pemuda secara misterius picu protes di Kashmir-India

Posted: 26 Mar 2013 09:06 PM PDT

Srinagar, Khasmir-India (ANTARA News) - Kematian seorang pemuda secara misterius pada Selasa, memicu protes besar dan bentrokan di Kashmir yang dikuasai India, demikian disampaikan sejumlah pejabat.

Mayat Bilal Ahmad Dar (37) dari Desa Monghal di Kabupaten Anantnag ditemukan di sawah di dekat desanya. Anggota keluarganya menduga ia diciduk oleh polisi pada Senin malam dan kemudian dibunuh di dalam tahanan.

"Bilal meninggalkan rumahnya untuk menemui teman-temannya pada pukul 16.00 pada Senin dan tidak pulang sampai pukul 20.00. Kami berusaha menghubungi dia melalui telepon genggam tapi telepon tersebut dimatikan," kata Abbas Hussain, saudara lelaki Dar.

Hussain mengatakan Selasa pagi, ketika mereka mendekati kantor polisi, mereka diberitahu Dar "tidak ditangkap oleh mereka".

Anggota keluarganya juga menduga ada tanda kekerasan di mayat Dar.

Namun polisi membantah tuduhan yang disampaikan oleh keluarganya dan mengatakan Dar "tidak ditangkap".

"Polisi telah menemukan mayat Bilal Ahmad Dar dari Monghal di dekat rel kereta yang melalui desa itu," kata juru bicara polisi, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

"Menurut penyelidikan awal, tak ada tanda kekerasan yang ditemukan pada mayatnya," katanya menambahkan.

Kematian Dar memicu protes di Anantnag. Sekumpulan pemuda yang marah meneriakkan slogan pro-kebebasan dan mengupayakan keadilan bagi "pembunuhan di dalam tahanan".

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pemrotes dan pada saat yang sama mengambil mayat Dar dari rumah sakit. Menurut laporan, polisi yang marah bertindak kasar terhadap warga di dalam rumah sakit.

Juru bicara polisi mengatakan lima polisi dan seorang pejabat senior administrasi cedera dalam bentrokan tersebut.

Penerjemah : Chaidar Abdullah

Liga Arab kumpulkan 1 miliar dolar untuk Yerusalem Timur

Posted: 26 Mar 2013 07:37 PM PDT

Doha (ANTARA News) - Liga Arab pada Selasa menyetujui usul Qatar untuk menggalang dana 1 miliar dolar AS (Rp9,7 triliun) bagi Yerusalem Timur Arab, yang diinginkan Palestina menjadi ibu kota negara independen di bawah kesepakatan perdamaian dengan Israel.

Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani, mengatakan negaranya akan memberikan 250 juta dolar (Rp2,4 triliun), demikian menurut laporan Reuters.

Dia mengemukakan hal itu dalam pidato pembukaan pada konferensi tingkat tinggi Liga Arab di Doha yang memusatkan pembahasan pada masalah krisis di Suriah dan macetnya upaya-upaya perdamaian Israel-Palestina.

"Pertemuan tingkat tinggi... menyerukan dibentuknya dana untuk membantu Yerusalem senilai 1 miliar dolar AS guna mendanai proyek-proyek dan program yang akan menjaga karakter Arab dan Islam kota tersebut dan memperkuat keteguhan warganya," demikian rancangan resolusi pertemuan yang dikutip Reuters.

Menurut rancangan resolusi, Bank Pembangunan Islam yang berpusat di Jeddah, Arab Saudi, akan mengatur dana tersebut.

Presiden Palestina Mahmud Abbas menyambut baik penggalangan dana untuk membantu menjaga karakter Arab di Yerusalem itu dan mengimbau negara-negara Arab memberikan kontribusi.

"Pendudukan Israel berjalan secara sistematis dan cepat di Yerusalem Timur Yahudi, mengubah penampilan dan mencabut para penduduk dari akarnya, menyerang Masjid Al Aqsa dan situs-situs suci Muslim dan Kristiani," kata Abbas dalam pidatonya di konferensi tingkat tinggi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, menyebut prakarsa itu sebagai "simbol memalukan" bagi Qatar.

"Keberatan terhadap 'Yahudisasi Yerusalem' adalah hal yang tak masuk akal dan bisa disamakan dengan keberatan terhadap kodrat Katolik Vatikan atau Islamisasi Mekkah, ini merupakan hal yang tidak terpikirkan," kata Palmor.

Nasib Yerusalem telah menjadi salah satu butir paling mengganjal dalam perundingan-perundingan damai Timur Tengah masa lalu.

Dengan mengutip hubungan alkitab Yahudi dengan kota suci tersebut, Israel mencaplok setengah bagian Yerusalem Arab dan sekitarnya pada tahun 1980. Tindakan itu ditentang oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Otoritas Palestina, yang mengelola beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel, saat ini berada dalam krisis keuangan yang parah. 

Sekira 200.000 warga Israel tinggal di Yerusalem bagian Arab yang dicaplok Israel, termasuk 1.000 orang yang berada di sekitar Kota Tua Arab. 

Penerjemah : Tia Mutiasari

Tiada ulasan:

Catat Ulasan