Khamis, 21 Mac 2013

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Kurs rupiah Jumat pagi melemah tujuh poin

Posted: 21 Mar 2013 07:54 PM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Jumat pagi bergerak melemah tujuh poin seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap krisis keuangan di Siprus.

 Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah nilainya sebesar tujuh poin menjadi Rp9.735 dibanding posisi sebelumnya Rp9.728 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar rupiah masih berada dalam area negatif seiring masih adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap masalah Siprus yang akan semakin berlarut setelah hasil pungutan suara parlemennya yang menolak syarat-syarat mekanisme dana talangan," ujar analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta.

Ia mengatakan Presiden Siprus dijadwalkan akan bertemu dengan beberapa pemimpin partai di negaranya untuk mempertimbangkan negosiasi dengan Rusia untuk mendapatkan bantuan.

"Kantor bank di Siprus telah diperintahkan tetap tutup hingga Selasa pekan depan. Pemerintah sedang menganalisa untuk membatasi modal sebagai bentuk pengawasan untuk menghindari pelarian modal," kata dia.

Pengamat pasar dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan risiko kebangkrutan Siprus meningkat, membuat badan peringkat S&P menurunkan peringkat utang Siprus dari CCC+ (triple C plus) menjadi CCC (triple C) dengan catatan acute problems untuk sektor perbankannya.

"Ketidakpastian di Siprus itu direspon negatif pasar keuangan," kata dia.

PBB akan selidiki penggunaan senjata kimia di Suriah

Posted: 21 Mar 2013 07:47 PM PDT

PBB (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan melancarkan penyelidikan independen tentang apakah senjata kimi benar-benar telah digunakan dalam konflik Suriah, kata pemimpin PBB Ban Ki-Moon, Kamis.

Ban mengatakan "misi sulit" tersebut akan dipusatkan pada tuduhan pemerintah Suriah bahwa pihak gerilyawan oposisi telah menembakkan peluru-peluru kendali senjata kimia dalam serangan mereka awal pekan ini.

Namun Prancis, Inggris dan Amerika Serikat mendesak Ban memperluas penyelidikan itu dengan juga mempelajari tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada pasukan Presiden Bashar al-Assad.

Pemerintah Suriah telah melancarkan tuduhan bahwa para gerilyawan oposisi menggunakan senjata kimia ketika melakukan penyerangan di Khan al-Assal di dekat Aleppo pada Selasa.

Sementara itu, pihak oposisi mengatakan pemerintah telah melakukan serangan dan juga menggunakan senjata kimia yang dilarang dalam insiden lainnya di dekat Damaskus.

"Saya telah memutuskan untuk menjalankan penyelidikan PBB terhadap kemungkinan penggunaan senjata kimia di Suriah," kata Ban kepada para wartawan di kantornya.

Kepemimpinan PBB sedang bekerja dengan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons, yaitu badan yang mengawasi Konvensi Senjata Kimia, serta dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam membentuk tim investigasi tersebut.

"Misi penyelidikan ini adalah untuk melihat insiden khusus yang menjadi perhatian saya seperti yang diajukan oleh pemerintah Suriah," kata Ban.

"Saya, tentu saja, mengetahui ada tuduhan-tuduhan lain menyangkut kasus serupa terkait dengan laporan soal penggunaan senjata-senjata kimia."

Ban tidak menerima pertanyaan apakah penyelidikan itu akan diperluas.

"Dalam melepas mandat bagi misi penyelidikan itu, kerja sama penuh dari semua pihak akan sangat penting. Saya menekankan bahwa hal ini termasuk diberikannya akses secara bebas," katanya menekankan.

"Pengumuman saya ini harus digunakan sebagai peringatan tegas bahwa penggunaan senjata kimia merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Ban.

"Masyarakat internasional memerlukan kepastian penuh bahwa persediaan senjata kimia diamankan melalui pemeriksaan."

Para diplomat dan pejabat PBB telah menekankan bahwa masih belum ada bukti resmi bahwa senjata kimia telah digunakan oleh kedua belah pihak di Suriah.

Inggris dan Prancis telah mengirim surat kepada Ban yang meminta Sekretaris Jenderal PBB itu untuk memperluas penyelidikan, yaitu termasuk tuduhan bahwa senjata kimia juga telah digunakan di Ataybah dekat Damaskus serta insiden lainnya di Homs pada 23 Desember lalu.

"Melihat betapa gawatnya tuduhan-tuduhan ini, kami menilai bahwa semua fakta terkait menyangkut tuduhan tersebut penting untuk diselidiki secara cepat."

Surat yang disampaikan oleh misi-misi Prancis dan Inggris untuk PBB itu mendesak dilakukannya "penyelidikan segera terhadap semua tuduhan", demikian AFP.


Penerjemah : Tia Mutiasari

Tiada ulasan:

Catat Ulasan