Rabu, 6 Februari 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Senat AS tunda penentuan calon Menteri Pertahanan

Posted: 06 Feb 2013 07:51 PM PST

Washington (ANTARA News) - Komite Angkatan Bersenjata Senat Amerika Serikat tidak akan melakukan pemungutan suara pekan ini soal penentuan Chuck Hagel sebagai Menteri Pertahanan yang baru di bawah Presiden Barack Obama, kata ketua panel, Rabu.

"Pemungutan sura komite tentang pencalonan Senator Hagel belum dijadwalkan," kata Senator Carl Levin dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilaporlan oleh Reuters.

Levin mengatakan ia berkeinginan agar pemungutan suara dijadwalkan sesegera mungkin.

Levin, yang berasal dari Partai Demokrat, mengatakan --setelah sidang dengar pendapat pencalonan Hagel pekan lalu--, bahwa ia berharap panel akan melakukan pemungutan suara dalam sidang yang berlangsung Kamis pekan ini.

Namun, pihak Republik mengatakan mereka masih menginginkan informasi lebih lanjut soal sejumlah masalah.

Asisten Levin menolak untuk menjelaskan lebih rinci tentang mengapa pemungutan suara tidak dilangsungkan hari Kamis seperti yang diharapkan.

Hagel telah memberikan keterangan soal keuangan pribadinya, namun ia mengatakan tidak dapat menjelaskan semua persoalan seperti yang diminta karena ada informasi rahasia dari organisasi-organisasi yang tidak boleh ia ungkapkan.

Sejumlah senator Republik telah menuntut untuk mendapatkan teks-teks pidato Hagel, yang dikatakan Hagel tidak bisa ia berikan karena saat itu ia berbicara tanpa persiapan.

Senator lainnya mengatakan mereka menunggu hasil klaim soal pelecehan seksual tahun 2007 terhadap seorang mantan anggota staf Hagel oleh anggota staf lainnya, demikian menurut laporan majalah Foreign Policy.

Tidak ada indikasi tentang keterlibatan Hagel dalam kasus tersebut.

Para anggota senat asal Demokrat mengatakan bahwa keberatan-keberatan yang ditunjukkan pihak Republik merupakan upaya terakhir mereka meyakinkan Obama untuk menarik Hagel dari pencalonan, yang tampaknya tidak akan terjadi.

Hagel, mantan senator dari Nebraska, menghadapi berondongan pertanyaan dari rekannya sesama anggota Partai Republik pekan lalu ketika ia muncul pada sidang Komite Angkatan Bersenjata.

Komite tersebut harus terlebih dahulu menyetujui pencalonannya sebelum kemudian melakukan pemungutan suara dalam sidang Senat secara keseluruhan.

(T008/A023)

Menlu AS John Kerry dilantik di depan publik

Posted: 06 Feb 2013 07:38 PM PST

Washington (ANTARA News) - John Kerry dilantik di depan publik sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rabu, dan berjanji akan memajukan perdamaian, namun memperingatkan akan mengambil langkah apa pun yang diperlukan dalam menghadapi "ekstremisme, terorisme, kekacauan dan kejahatan".

"Saya bangga terhadap jabatan ini karena saya ingin bekerja bagi perdamaian dan karena nilai-nilai dan ideologi bangsa kita benar-benar mewakili kemungkinan hidup terbaik di bumi," kata Kerry.

Namun, ia memperingatkan bahwa "meskipun saya lebih menginginkan jalan damai dalam menyelesaikan konflik, perjalanan yang telah saya alami juga mengajarkan kepada saya bahwa ketika semua upaya tersebut habis, kita harus bersiap-siap mempertahankan sikap dan melakukan apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi ektremisme, terorisme, kekacauan dan kejahatan".

Kerry sebelumnya disumpah sebagai Menteri Luar Negeri dalam sebuah upacara kecil dan tertutup di Capitol Hill pada Jumat lalu, yaitu kurang dari dua jam setelah Hillary Clinton mengundurkan diri dari jabatan tersebut.

Pada Rabu, Wakil Presiden Joe Biden mengatur jalannya pengambilan sumpah bagi Kerry dalam sebuah upacara yang juga dihadiri oleh mantan menteri luar negeri Madeleine Albright dan beberapa senator, termasuk John McCain.

Kerry merupakan teman lama Biden ketika keduanya sama-sama masih berada di Senat AS.

Dalam kesempatan pengambilan sumpah itu, Biden memuji integritas Kerry dan mandatnya sebagai diplomat tertinggi Amerika.

Biden mengatakan satu-satunya yang ia sesalkan adalah bahwa Kerry tidak dilantik sebagai presiden tahun 2004, setelah ia kalah dari George W. Bush dalam pemilihan umum.

Sementara itu, Kerry dalam pidatonya tidak terlalu banyak menyentuh prioritas kebijakan politik luar negerinya secara spesifik, demikian laporan AFP.

"Ini bukan saatnya bagi Amerika untuk mundur. Ini saatnya bagi kita untuk terus memimpin," ujar Kerry.

Dunia, katanya mengingatkan, sedang menghadapi "teknologi yang tak tertandingi, pertumbuhan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam hal jumlah orang muda," serta "konflik antar kelompok yang tidak terkendali dan ekstrimisme agama."

Ia mendesak Amerika Serikat untuk "bergabung dengan negara-negara lain, menyatukan sumber-sumber daya kita, talenta kita, pemikiran kita, dan melakukan pengaturan ketika tidak ada aturan dan untuk memperbaiki, mencoba memperbaiki apa yang rusak."

(T008/C003)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan