Selasa, 19 Februari 2013

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Kabupaten Bogor gelar Festival "Dongdang" 2013

Posted: 19 Feb 2013 06:20 AM PST

Cibinong (ANTARA News) - Festival pariwisata dan budaya "Dongdang" yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bogor pada 2013 dikaitkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Kegiatan ini bertujuan membangun potensi budaya dan kearifan lokal melalui peringatan Maulid Nabi untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Bogor yang bertakwa, berdaya dan berbudaya menuju sejahtera," kata Kepala Bidang Komunikasi Informasi Publik Dinas Komunikasi Dan Informasi Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Erwin Suriana di Cibinong, Selasa.

"Dongdang" merupakan istilah dalam bahasa Sunda, yang berarti tempat membawa makanan atau barang hantaran saat hajatan (pesta) atau ada peristiwa istimewa.

Ia menjelaskan, peserta festival dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok organisasi perangkat daerah (OPD) yang terdiri atas Sekretariat Daerah, 17 dinas, delapan badan, enam kantor, Sekretariat DPRD, BUMD, RSUD, Sekretariat Korpri, Pengadilan Agama, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Sedangkan kelompok kedua, yakni organisasi atau perusahaan yang terdiri atas pondok pesantren, MUI Kabupaten Bogor, Ormas dan Orsospol, dan perusahaan.

Erwin menjelaskan untuk sertifikasi dongdang dan kelengkapan atribut peserta, ukuran dongdang, panjang 1 meter, lebar 80 cm, dan tinggi disesuaikan, sementara panjang pegangan bebas.

Dongdang dihiasi ornamen tradisional Jawa Barat atau ornamen Islami.

Untuk dongdang berisi makanan yang dikemas dimasukkan dalam besek, peserta pengiring berjumlah 15 orang. Sedangkan peserta pawai berpakaian khas Jawa Barat atau busana Muslim.

Area pawai dongdang yang digunakan adalah sepanjang Jalan Tegar Beriman.

Untuk kriteria penilaian dongdang, kata dia, di antaranya keindahan penataan, penampilan busana pembawa dongdang, atraksi pembawa dongdang, dan kriteria saat berjalan.

Sedangkan dewan juri berjumlah 25 orang, yang berasal dari Universitas Pakuan, Universitas Djuanda, MUI Kabupaten Bogor, budayawan, Dinas Kominfo, Kementrian Agama, Dinas Kesehatan, BPMPD, dan unsur masyarakat.

Ia menambahkan, rencananya festival yang dilaksanakan pada 9 Maret 2013 itu mengusung tema "Dengan Hikmah Maulid, Kita Teladani Sikap Rasulullah Muhammad SAW, Dengan Peningkatan Iman dan Takwa".

(A035/F006)

Ang Lee masih pegang tradisi China di set film

Posted: 19 Feb 2013 03:35 AM PST

Jakarta (ANTARA News) - Sutradara Ang Lee masih memegang tradisi China di set film, termasuk di antaranya dengan memimpin aktor dan kru film menandai hari pertama pengambilan gambar dengan ritual upacara.

Sebelum produksi film "Life of Pi" di Taichung, Taiwan, buah, kue, teh, dan bunga tersusun di meja persembahan.

Lee menyalakan dupa dan mengucapkan doa ke empat penjuru arah dalam sebuah upacara yang disebut "keberuntungan besar".

Sutradara peraih Oscar itu mengakhiri upacara dengan menyalakan kamera dan memukul gong, lalu memakan makanan persembahan bersama para kru dengan wangi dupa memenuhi ruangan.

"Saya sangat menghargai masa itu," kata Lee, mengenang ritual awal pengambilan gambar "Life of Pi" pada Januari 2010 lalu, film box office dengan pendapatan 570 dolar AS yang masuk nominasi 11 Academy Awards.

"Kau bisa benar-benar merasakannya. Ini cara yang bagus untuk mengumpulkan semua orang," katanya seperti dikutip LA Times.

Menurut Lee, yang mendapat Oscar 2005 untuk film "Brokeback Mountain", dia selalu melakukan upacara itu untuk menandai permulaan film meski pada awalnya ia tidak yakin para pemain dan kru akan menerimanya.

Ketika pengambilan gambar film keempat dia yang berjudul "Sense and Sensibility" tahun 1995, ia sempat khawatir para pemain dan kru yang sebagian besar berasal dari Inggris menolak ritual itu.

"Saya satu-satunya orang China di situ. Produser saya, James Schamus, bilang 'Kau harus melakukannya' dan saya bilang 'Saya tidak mau'," kenangnya.

Upacara akhirnya tetap dilakukan dan semua orang menikmatinya.

Menurut Ang Lee, upacara itu tidak bersifat religius. "Doa kepada siapa pun memberkati kami," katanya.

Ia pun melihat masih banyak kru yang bingung dengan ritual tersebut. "Kru bertanya, 'kita harus begini tiap hari?'," katanya lantas tertawa.

(nta)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan