Selasa, 27 November 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Pekerja PNPM Demo Tolak Masa Kerja 6 Tahun

Posted: 27 Nov 2012 08:07 AM PST

Pekerja PNPM Demo Tolak Masa Kerja 6 Tahun

Penulis : Kontributor Surakarta, M Wismabrata | Selasa, 27 November 2012 | 16:07 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Ratusan pekerja Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) berunjukrasa menolak Petunjuk Teknis Operasional (PTO) yang membahas tentang masa kerja pekerja UPK. Aksi ini memang digelar bertepatan dengan dibukanya Rapat Kerja Nasional oleh Dirjen Pemberdayaan Masyarakat desa (PMD), Tarmizi Alkarim.

Massa mendatangi lokasi rakernas di gedung Pagelaran Kraton Surakarta. Sebelumnya massa menggelar aksi tanda tangan di kain putih sepanjang kurang lebih 10 meter. Peserta satu per satu membubuhkan tanda tangan sebagai bukti penolakan. Pekerja menolak aturan dalam PTO yang mengatur bahwa masa kerja hanya enam tahun. Pekerja menuntut aturan tersebut dihilangan dan kembali ke aturan semula, yaitu masa kerja hingga yang bersangkutan mencapai umur 56 tahun.

"Kalau setelah enam tahun, kita kerja apa. Oleh karena itu, kita menuntut aturan tersebut diubah dan dikembalikan ke aturan sebelumnya," tandas Iwan Setiawan, salah satu pekerja UPK perwakilan dari Jakarta.

Suasana aksi memanas setelah permintaan pendemo untuk mengundang pejabat Dirjen agar menemui mereka, tidak digubris. Massa pun mencoba memaksa masuk ke ruang pertemuan. Namun, penjagaan ketat dari aparat di pintu masuk, membuat suasana makin memanas.

Melihat situasi yang tidak kondusif, akhirnya Tarmizi Alkarim mau untuk menemui para pendemo. Dalam penjelasannya kepada pekerja, Tarmizi mengatakan akan membahas lagi draft tentang masa kerja yang menjadi tuntutan pekerja. Setelah itu, massa pun membubarkan diri.

KPU Didemo, Kepala Bulog yang Mengungsi

Posted: 27 Nov 2012 08:06 AM PST

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kepala Perum Bulog Sub Divre XII wilayah Madura, A Readi terpaksa mengungsi dari rumah dinasnya akibat unjuk rasa yang digelar mahasiswa di sekitar kantor KPU Pamekasan.

"Saya terpaksa mengungsi dari rumah dinas, karena di depan rumah saya didirikan tenda pengunjuk rasa, dan demi keamanan dan kenyamanan terpaksa tidur di tempat lain," kata A Readi di Pamekasan, Selasa (27/11/2012).

Rumah Kepala Bulog Sub Divre XII wilayah Madura A Readi terletak di Jalan Brawijaya, Pamekasan, berjarak sekitar 200 meter dari kantor KPU Pamekasan.

Ia terpaksa tidak menempati rumah dinas dalam 20 hari terakhir ini karena di depan rumahnya ditempati posko pengunjuk rasa pendukung pasangan calon bupati Achmad Syafii-Kholil Asy'ari (Asri) yang mendesak agar KPU membatalkan keputusannya mencoret pasangan bakal calon itu.

Readi juga menjelaskan, dirinya terpaksa pindah ke tempat lain dan mencari tempat yang lebih aman, karena khawatir dengan aksi gerakan yang dilakukan mahasiswa pendukung pasangan Asri itu.

"Mereka itu kan mendirikan tenda di depan rumah dinas saya, bahkan kalau malam hari terkadang mereka tidur di depan rumah," ucapnya, menjelaskan.

Unjuk rasa mahasiswa pendukung pasangan bakal calon bupati Achmad Syafii dan wakilnya Kholil Asy'ari ini digelar sejak penetapan pasangan calon oleh KPU Pamekasan pada 9 November 2012.

Pasangan ini dinyatakan tidak lolos oleh KPU Pamekasan dengan alasan karena mereka tidak memenuhi persyaratan administratif, yakni wakilnya Kholil Asy'ari menggunakan nama ganda dan ijazahnya mencurigakan.

Kholil menggunakan nama ganda sebagai Kholil Asy'ari dan Halil. Nama Kholil Asy'ari digunakan selama menjabat Ketua DPRD Pamekasan, sedangkan nama Halil digunakan saat mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil bupati Pamekasan mendampingi bacabup Achmad Syafii.

Pihak KPU Pamekasan menganggap nama ganda yang digunakan Kholil Asy'ari ini cacat administrasi, sebagaimana dalam isian form 7 yang merupakan salah satu syarat dalam pencalonan tersebut.

Namun pihak pendukung Asri tidak terima dengan keputusan ini, sehingga mereka unjuk rasa dengan mendirikan posko di depan kantor KPU Pamekasan. "Nah, rumah dinas saya itu kan ada di dekat kantor KPU. Makanya juga berimbas jika ada unjuk rasa seperti ini," ujar Readi.

Selama unjuk rasa berlangsung, Readi terpaksa tidur di hotel, terkadang numpang di rumah anak buahnya di Pamekasan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan