Isnin, 2 Julai 2012

Republika Online

Republika Online


Bebas Stres Berkat Makanan, Begini Kiatnya

Posted: 02 Jul 2012 09:08 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Stres? Ada cara mudah untuk meredakan stres. Apalagi, untuk kaum perempuan, ada beberapa makanan yang dapat dengan cepat menjadi 'sasaran' saat stres. Sebut saja seperti cokelat, es krim, cake, juga junk food.

Padahal makanan yang mengandung lebih banyak pengawet, gula, dan lemak jenuh itu justru dapat menyebabkan penurunan fungsi otak dan memicu depresi. ''Penelitian banyak membuktikan kalau makanan tertentu dapat menghilangkan stres dan meningkatkan mood,'' tutur dr Sonia Wibisono.

Cokelat, misalnya, memang mengandung zat yang berfungsi mengangkat perasaan hingga membuat hati senang. Tetapi, rata-rata cokelat yang ada di pasaran sudah dibubuhi dengan banyak campuran seperti gula.

Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, untuk meredam ketegangan perlu memilih jenis makanan yang membakar energi secara perlahan. Makanan tersebut memberi pasokan energi bagi tubuh dalam waktu panjang dan membuat tidak mudah lapar.

Makanan jenis ini adalah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks. Yaitu nasi beras merah, pasta dan roti dari gandum, biji-bijian, dan kentang. ''Pasta untuk makan siang membuat lebih melek, lain dengan nasi yang bikin ngantuk,'' jelas Sonia.

Buah dan sayur yang kaya antioksidan juga bisa menguatkan sistem pertahanan tubuh agar tidak mudah diserang stres. Buah pasalnya menyediakan energi yang stabil untuk tubuh. Sonia menyarankan memakan buah segar di pagi hari agar antioksidan dalam darah meningkat.

Memasak sayur pun tidak perlu yang repot. Tumis bawang putih bersama cabai merah kering yang dicincang hingga harum. Masukkan brokoli, kecap Inggris, garam, dan minyak wijen. Setelah brokoli matang, angkat. Selain mengandung antioksidan, brokoli kaya akan mineral yang bermanfaat mempertahankan kadar gula darah. Menumis sayur juga lebih baik ketimbang merebusnya. Kandungan vitamin pada sayur yang diproses sebentar, otomatis lebih tinggi.

Makanan yang berkalsium tinggi juga sangat berguna membantu mengurangi ketegangan. Makanan itu bisa didapat dari susu rendah lemak, yogurt, tahu, keju rendah lemak, wijen, biji bunga matahari, dan sayuran berwarna hijau gelap. Supaya sistem saraf bekerja dengan baik, cari makanan bervitamin B kompleks. Fungsinya menjaga sistem pencernaan dan membantu pelepasan energi dari sel tubuh yang dibutuhkan ketika stres menghadang.

Paprika adalah salah satu sumber vitamin B kompleks. Coba tambahkan paprika dalam telur dadar atau ketika menumis ayam. Sonia menjelaskan paprika bermanfaat mengurangi nafsu makan. ''Cocok buat yang sedang diet,'' kata dia. Sekaligus berguna mencegah serangan jantung dan stroke.

Sonia mengingatkan pula pentingnya magnesium bagi tubuh. Stres terkadang mampu memicu terjadinya kram otot pada tubuh yang kekurangan magnesium. Sayuran hijau dan sereal gandum adalah sumber magnesium. Imunitas tubuh pun perlu dijaga karena stres dapat menyebabkan penurunan ketahanan tubuh.

''Makan kerang, daging merah, kuning telur, gandum, biji bunga matahari, dan kacang-kacangan untuk mengatasi kekurangan zat besi,'' paparnya.

Kekurangan zat besi berdampak pada terjadinya depresi, kelelahan, kurang energi, kurang nafsu makan, dan anemia. ''Stres bisa diatasi dengan memilih makanan yang baik,'' tegas Sonia.

Anda Gemuk atau Kurus? Coba Ukur Tubuh dengan Cara Ini

Posted: 02 Jul 2012 08:11 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana mengukur seseorang gemuk atau tidak? ''Untuk menentukannya tidak boleh hanya dengan berkaca,'' kata dokter gizi, dr Fiastuti Witjaksono MS, SpGK.

Cara mudah untuk melihat seseorang gemuk atau tidak adalah dari indeks massa tubuh (IMT). Indikator ini, lanjut Fiastuti, dipakai oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan institusi-institusi kesehatan.

Yang dimaksud IMT atau body mass index (BMI) adalah berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) kuadrat. Misalnya berat badan seseorang 63 kg dan tinggi badan 1,80 m, maka IMT dia adalah 19,4.

Menurut WHO-WRPO pada 2008, berat badan disebut ideal atau gemuk bila memenuhi kriteria sebagai berikut:

Berat Badan  IMT
------------------------------------
Normal  18,5-22,9
Kurang   kurang dari 18,5
Lebih  lebih dari 23
Pra obesitas 23-24,9
Obesitas I  25-29,9
Obesitas II  lebih dari 30
------------------------------------

Maka, orang tersebut memiliki berat badan normal karena IMT-nya 19,4. Sementara itu, bila IMT lebih dari 25 itu berarti sudah dapat disebut obesitas. Bagaimana Anda?

Fiastuti mengatakan, angka 25 tersebut khusus untuk orang-orang Asia Pasifik. Sedangkan di Barat, angka 25-30 masih dimasukkan kategori pra obesitas. Di sana, kategori obesitas bila angka IMT-nya lebih dari 30.

Di Indonesia, untuk menyebut seseorang obesitas bila angka IMT-nya sebesar 23-25. Mengapa demikian? Kata Fiastuti, itu terkait dengan masalah penyakit. ''Dengan angka itu saja sudah cukup banyak penyakit yang ditimbulkan,'' tutur wanita kelahiran Yogyakarta, 7 Februari 1954.

Risiko penyakit yang ditimbulkan dari IMT lebih dari 25 antara lain diabetes dan gangguan kesuburan reproduksi. ''Berdasarkan penelitian HISOBI (Himpunan Studi Obesitas Indonesia - Red), IMT sedikit di bawah 23 pun sudah berisiko penyakit,'' lanjutnya. IMT berhubungan dengan massa lemak pada pria dan wanita. Umumnya jika IMT tinggi, lemak tubuh lebih banyak.

Kriteria kegemukan juga dapat diukur dari berat badan. Disebut ideal bila berat badan memenuhi rumus (tinggi badan - 100) x 1 kg. Misalnya, tinggi badan seseorang 155 cm, maka berat badan idealnya (155-100 kg) adalah 55 kg.

Sementara berat badan disebut idaman kalau memenuhi rumus 90 persen x  (tinggi badan - 100) x 1 kg. Maka, dengan tinggi badan 155 cm maka berat badan 49,5 kg.

Cara lain mengukur kegemukan adalah dengan mengukur lingkar pinggang. ''Ini cara paling mudah dan paling menggambarkan lemak di perut,'' ucap dokter spesialis gizi klinik pada Klinik Spesialis Semanggi itu.

Batas lingkar pinggang normal pria adalah kurang dari 90 cm, dan untuk wanita kurang dari 80 cm. Menurut Fiastuti, lemak perut paling berhubungan dengan penyakit karena kelebihan lemak di daerah perut meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.

Lemak adalah salah satu bagian dalam tubuh setiap orang selain otot dan cairan. Untuk mengukur besarnya kadar lemak dalam tubuh ada alat yang disebut body composition analyzer atau body fat analyzer. Kadar lemak dalam tubuh yang normal adalah 20-27 persen untuk wanita dan 18-20 persen bagi pria.

''Makin tua, komposisi lemak makin banyak. Makin muda, makin ke arah angka 20,'' kata narasumber berbagai acara kesehatan/nutrisi pada berbagai TV, radio, majalah, tabloid dan koranitu. ''Alat ini juga bisa untuk mengukur usia seseorang,'' tegasnya.

Orang tua bisa dilihat dari lemak di perutnya. Walau kurus, kalau perutnya besar pertanda orang tersebut tua. ''Jadi, jika ingin tampak muda, jaga perut Anda,'' pesan Fiastuti. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan, berat badan normal tapi kalau perut gendut penyakit akan lebih banyak yang datang.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan