Rabu, 13 Jun 2012

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


China Gelar Latihan Perang di Dekat Korut

Posted: 13 Jun 2012 06:04 AM PDT

BEIJING - Ratusan pasukan China menggelar latihan tempur di wilayah perbatasan Korea Utara (Korut). Sejumlah dugaan pun muncul dan menyebutkan, China mulai mengatasi peningkatan jumlah pengungsi dari Korut.

Latihan yang dimulai pada Selasa kemarin itu melibatkan lebih dari 100 pasukan China. Latihan itu digelar di Sungai Yalu yang berada di dekat wilayah Korut. Pasukan-pasukan Negeri Panda itu mengenakan rompi pelampung berwarna jingga dan menyambung jembatan ponton yang sepanjang 20 hingga 30 meter.

Seperti diberitakan Yonhap, Rabu (13/6/2012), China diduga mempersiapkan diri dalam menghadapi tumbangnya rezim komunis di Korut. Tumbangnya rezim Pyongyang akan membuat para warga Korut melarikan diri ke negara-negara tetangganya, termasuk China.

Menurut warga yang ada di Kota Dandong, latihan yang dilakukan China merupakan latihan militer rutin. Latihan itu sering digelar pada musim panas.

Saat ini, situasi di Korut juga cukup mencekam. Krisis pangan dan kemarau kembali melanda negeri komunis itu dan menyengsarakan para petani. Puluhan ribu warga Korut pun kerap melarikan diri dari negaranya lewat perbatasan China.

Meski demikian, China tak segan-segan untuk memulangkan kembali para pengungsi Korut. Selama ini, China memandang para pengungsi dari negara tetangganya sebagai sebuah imigran gelap.(AUL)

China Bantah Ekspor Peluncur Rudal ke Korut

Posted: 13 Jun 2012 05:07 AM PDT

BEIJING - China menolak tuduhan Jepang yang menyebutkan pihaknya melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dengan mengekspor kendaraan peluncur rudal ke Korea Utara (Korut). Bantahan ini disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Liu Weimin.

"Perusahaan China tidak mengekspor barang-barang yang telah dilarang melalui resolusi DK PBB atau hukum China sekalipun. Laporan itu tidak benar," ujar Liu Weimin, seperti dikutip Reuters, Rabu, (13/6/2012).

Bantahan ini muncul setelah sebelumnya media Jepang, Asahi Shimbun menulis, China melanggar resolusi DK PBB karena pada 2011 lalu Negeri Tirai Bambu itu mengirim kendaraan peluncur rudal ke Korut.

Amerika Serikat (AS) pun dikabarkan mengetahui kejadian ini, hanya saja Negeri Paman Sam memilih untuk tidak mempublikasikannya, karena AS tidak ingin mempermalukan Beijing. Sekira dua bulan lalu AS sempat mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya masih meyakini komitmen China atas sanksi yang dijatuhkan terhadap Korut.

Dalam laporannya Pemerintah Jepang menyebutkan, sebuah perusahaan China mengekspor empat truk peluncur rudal ke Korut. Konon, jenis truk yang sama diketahui sempat dipamerkan dalam parade militer pada April lalu saat menandai peringatan 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il Sung.

Laporan tersebut bahkan dengan jelas menyebutkan, empat truk itu diangkut dengan menggunakan kapal yang terdaftar sebagai milik Kamboja. Kapal itu meninggalkan pelabuhan di Shanghai pada 1 Agustus dan dilaporkan tiba di Nampho, Korut, tiga hari kemudian.

Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba menolak untuk mengkonfirmasi lebih lanjut terkait laporan ini. Menurutnya, data-data lengkap atas laporan tersebut merupakan informasi intelijen yang tidak dapat dibocorkannya ke publik.

"Saya mengikuti perkembangan masalah ini di media. Namun, tidak tepat untuk memberikan rincian lebih lanjut atas masalah ini," ujar Menlu Gemba.

Selama ini China memang dikenal sebagai mitra utama Pyongyang baik dalam urusan diplomatik maupun ekonomi. Tidak hanya itu, Beijing pun diketahui merupakan pemasok utama kebutuhan pangan dan minyak ke Korut yang sudah sejak lama diisolasi oleh dunia internasional.

Resolusi DK PBB dari 2006 hingga 2009 pun dengan tegas melarang negara manapun membantu Korut terkait dengan ambisi program nuklir Negara Komunis itu.(rhs)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan