Selasa, 19 Jun 2012

Republika Online

Republika Online


Seratus Brimob Buru Perampok Emas di Riau

Posted: 19 Jun 2012 11:34 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Lebih seratusan anggota Brimob Polda Riau sampai hari ini masih terus ditugaskan untuk memburu kawanan perampok toko emas di Kabupaten Kampar yang juga sempat melumpuhkan seorang anggota brimob dengan timah panas.

"Masih ada seratusan pasukan brimob yang saat ini masih terus berada di lokasi perampokan untuk memburu pelaku. Jajak kawanan itu masih dalam pelacakan," kata Humas Polisi Daerah (Polda) Riau AKBP Syarif Pandiangan di Pekanbaru, Rabu (20/6).

Pandiangan mengatakan, selain pasukan brimob, ratusan anggota polisi yang bertugas di Polres Kampar juga turut membantu pengejaran para pelaku perampokan tersebut.

"Ada dari Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) dan Intel yang juga turut membantu mengejar para pelaku perampok toko emas di Kampar," katanya.

Pandiangan juga meralat pernyataan sebelumnya dimana Polda Riau juga melibatkan pasukan Detasemen Khusus Polisi atau Densus 88 dalam operasi berpuruan itu.

"Maaf, bukan Densus yang turun semalam, tapi anggota brimob," katanya.

Aksi perampokan toko emas di Kabupaten Kampar terjadi pada Sabtu (16/6) lalu, dimana seorang anggota Brigade Mobil 9Brimob) Polda Riau mengalami luka tembak saat berupaya membasmi aksi penjahat itu.

Pelaku melakukan aksinya di pagi hari sekitar pukul 09.30 WIB. Bahkan lanjutnya, para pelaku juga menembakan senjata api secara membabi buta di lokasi kejadian.

Pada peristiwa itu, selain membawa lari lebih satu kilogram emas milik sejumlah toko di Desa Sialang Kubang, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar, kawanan rampok bersenjata juga merampas senjata AK-47 milik anggota Brimob yang merupakan korban penembakan. 

"Polisi yang AK-47-nya dirampas itu, Brigadir Polisi Satu Sardianto, sedang mengawal toko itu," kata Pandiangan.

Dalam aksi itu, Sardianto dilumpuhkan terlebih dulu. Penjahat-penjahat itu diketahui memakai empat senjata api, dan Sardianto menjadi sasaran tembak mereka.

"Saat ini perburuan para pelaku masih terus diupayakan dan diusahakan akan ditangkap secepatnya," demikian AKBP Syarif Pandiangan.

Sultan Alp Arslan, Pemimpin yang Cinta Rakyat (4-habis)

Posted: 19 Jun 2012 11:33 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Sultan Alp Arslan kemudian shalat sambil menangis. Ia mengharapkan agar semua anggota pasukannya juga menangis supaya mereka bisa lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah. Tak henti-hentinya Sultan terus berdoa bersama mereka.

Ia lalu berkata kepada mereka, ''Siapa yang menginginkan untuk melarikan diri, dipersilakan. Yang menyuruh untuk berperang atau melarangnya bukanlah Sultan.'' Dia lalu mengikat ekor kudanya dan semua anggota pasukannya juga melakukan hal yang sama.

Sambil memakai pakaian yang berwarna putih, dia berkata, ''Kalau seandainya aku terbunuh, maka itu adalah merupakan ajalku.''

Pada pertempuran tersebut pasukan Romawi mengalami kekalahan dan pemimpinnya berhasil ditawan. Kaisar Romanus kemudian meminta Sultan Alp Arslan agar menjadikannya sebagai wakil.

Bahkan, ia bersedia menebus dirinya dengan sejumlah uang. Sultan pun menerima permintaan yang diajukan oleh Kaisar Romawi tersebut, hanya saja Sultan mensyaratkan tiga hal.

Pertama, semua tawanan Islam yang berada di Kerajaan Romawi harus dibebaskan. Kedua, Kaisar Romawi harus sanggup mengirimkan pasukan kepada Sultan, kapan saja dia menginginkannya. Ketiga, Kaisar harus menebus dirinya dengan 1,5 juta dinar (koin emas).

Sultan menempatkan Kaisar tersebut di suatu kamp dan memberikan kebebasan kepadanya untuk tinggal bersama beberapa pasukannya. Kaisar Romawi mengirimkan 10 ribu dinar kepada Sultan.

Uang tersebut ia pergunakan untuk membiayai persiapan perang. Kaisar Romawi juga sanggup untuk melakukan perdamaian selama 50 tahun. Dengan dikawal pasukan, Sultan mengirimkan Kaisar Romanus pulang ke negaranya.

Tragisnya, Kaisar Romanus justru menghadapi kudeta yang dilakukan John Doucas, rival politiknya. Istri Kaisar Romanus dipaksa masuk biara, sementara ia dipenjara di Sicilia. Setelah berjanji untuk tidak mengklaim kembali takhtanya dari Kaisar Michael VII Doucas, Romanus justru dibutakan pada 29 Juni 1072, dan meninggal tak lama sesudahnya karena infeksi yang parah akibat pembutaan matanya.

Pada 1084 M, Kesultanan Seljuk menaklukkan Antiokhia (Turki) dan pada 1092 Kota Nicea.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan