Selasa, 22 Mei 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Anya Dwinov ajak masyarakat membaca di perpustakaan

Posted: 22 May 2012 07:27 AM PDT

ilustrasu Aktris dan presenter Olga Lidya dan Anya Dwinov. (ANTARA News/Dodo Karundeng/Yudhi Mahatma/Combo Lukisatrio)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Presenter Anya Dwinov mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk kembali menumbuhkan minat baca dengan mengunjungi perpustakaan.

"Awalnya saya memang orang yang menomor duakan buku karena lebih sering mengobrol, tetapi kemudian saya sadar dengan membaca justru wawasan kita akan semakin luas, sehingga topik pembicaraan pun akan semakin kaya," kata Anya.

Ia mengemukakan itu ketika tampil sebagai pembicara dalam acara bincang-bincang bertema "Perpustakaan Cerdaskan Bangsa" di Perpustakaan Nasional Salemba, Jakarta, Selasa.

Untuk menumbuhkan minat baca, kata Anya, harus didasari dengan rasa ingin tahu yang kuat.

"Kalau sudah dimulai dari diri sendiri, kita kemudian bisa mengajak teman untuk membaca hal-hal yang ringan, seperti ensiklopedia," ucapnya.

Menurut dia, dengan memulai dari hal yang kecil seperti itu orang tua juga bisa menumbuhkan minat baca kepada anak-anak mereka, sehingga budaya membaca bisa tetap dilestarikan.

"Anak-anak jangan dipaksa membaca buku yang berat dulu, bisa dimulai dengan membaca majalah, sesuatu yang membuat mereka tertarik," ujar Anya yang sempat aktif di komunitas Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) itu.

Selain itu, Anya juga mendorong agar perpustakaan sebagai pusat pengetahuan juga melakukan perubahan dan pembaruan, sehingga minat masyarakat berkunjung ke sana dapat ditingkatkan.

"Saya sendiri baru tahu kalau Perpustakaan Nasional di Jakarta ada dua, selain itu selama ini saya bingung kalau ingin mengakses pengetahuan tentang sejarah yang agak lama," tuturnya.

Anya berharap dengan perubahan yang dilakukan nanti, perpustakaan tidak lagi kaku, sehingga generasi muda yang saat ini lebih tertarik bermain di warung internet atau menyibukkan diri dengan laman jejaring sosial.

"Seharusnya upaya pembaruan yang dilakukan bisa membuka mata masyarakat tentang pentingnya pengetahuan itu sendiri, karena membaca itu kan intinya untuk mencari pengetahuan," kata Anya.
(P012/C004)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

KPAI tolak konser Lady Gaga

Posted: 22 May 2012 05:28 AM PDT

Kelompok Kristen Konservatif mengusung poster untuk memprotes konser hari pertama Lady Gaga di Manila, Senin (21/5). Kelompok tersebut menggelar protes menuntut pihak berwenang membatalkan konser karena konten seksual berlebihan sang penyanyi dan penggunaan serta penghinaan terhadap simbol agama di dalam musiknya. Konser dua hari Lady Gaga akan berakhir Selasa (22/5). (REUTERS/Romeo Ranoco )

"Alih-alih memberikan hiburan justru menjerumuskan anak pada budaya hedonis"

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menolak konser penyanyi pop berasal dari Amerika Serikat Lady Gaga digelar di Jakarta, karena dinilai bisa menimbulkan demoralisasi anak bangsa.

Apalagi, kata Wakil Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh di Jakarta, Selasa, Big Daddy sebagai promotor mendorong pelajar menonton konser itu dengan pemberian insentif khusus berupa kelonggaran dan kemudahan memperoleh tiket pertunjukan.

"Yang saya ketahui, promotor pertunjukan melalui `media relationnya` menegaskan, pembelian tiket untuk pelajar boleh dicicil setengah harga. Ini jelas demoralisasi anak bangsa," katanya.

Ia mengemukakan, saat ini fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak sekolah yang harus drop out, bahkan untuk sekadar memperoleh makan saja susah, namun justru diiming-imingi kehidupan yang hedonis.

"Alih-alih memberikan hiburan justru menjerumuskan anak pada budaya hedonis. Ini bertentangan dengan perlindungan anak yang kita bangun," kata komisioner KPAI yang juga membidangi urusan budaya tersebut.

Dia mengatakan, di satu sisi banyak anak-anak yang berjuang keras untuk mempertahankan eksistensi, tetapi di sisi lain ada kelompok masyarakat yang berhura-hura, nyaris tidak memiliki empati terhadap saudaranya yang kekurangan.

Prinsip perlindungan anak, katanya, adalah pemenuhan hak-hak dasar anak untuk tumbuh dan berkembang dengan senantiasa berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa.

"Konser tersebut akan mengoyak ketahanan kita sebagai bangsa, dan bertentangan dengan prinsip perlindungan anak," katanya.

Pihaknya minta kepolisian menjadikan pertimbangan prinsip perlindungan anak, khususnya menyangkut aspek ketahanan budaya dan pencegahan terhadap gaya hidup hedonisme yang tersemai kepada anak sebagai salah satu variabel dalam penolakan konser.

"Konser ini jauh lebih banyak madaratnya bagi anak bangsa", kata Niam.

(S024/M029)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan