Selasa, 10 April 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Kehidupan Keluarga Osama di Tahanan Rumah

Posted: 11 Apr 2012 04:20 AM PDT

Kehidupan Keluarga Osama di Tahanan Rumah

| Kistyarini | Rabu, 11 April 2012 | 11:20 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Hampir satu tahun setelah kematian Osama bin Laden, keluarganya masih menjadi misteri. Selama itu para istri, anak-anak dan cucu Osama itu menjadi tahanan rumah sampai pemerintah Pakistan memutuskan nasib mereka.

Namun jaringan televisi Al Arabiya berhasil mendapatkan video dari rumah di Islamabad itu. Video itu memperlihatkan anak-anak bermain dengan boneka dan tongkat kriket, sementara tiga perempuan, diduga istri Osama, mengawasi mereka, berzikir, dan membaca Al Quran.

Melihat penjagaan yang sangat ketat di luar, bisa diambil kesimpulan rumah itu sekaligus berfungsi sebagai rumah tahanan bagi keluarga Osama.

Seperti diberitakan tiga janda Osama dan dua anak perempuannya ditahan pemerintah Pakistan sejak pemimpin Al Qaeda itu tewas dalam penyerbuan oleh pasukan komando Amerika Serikat, Mei 2011 lalu.

Namun mereka ditahan secara resmi pada 3 Maret lalu. Pekan lalu, pengadilan Pakistan menjatuhkan hukuman 45 hari penjara kepada tiga istri Osama atas dakwaan memasuki wilayah negara Pakistan secara ilegal.

Dengan vonis itu mereka tinggal menjalani dua minggu penahanan setelah dipotong masa tahanan. Setelah itu mereka akan dideportasi ke negara masing-masing, kata pengacara keluarga itu, Mohammed Amir Khalil.

Dua janda Osama berkewarganegaraan Arab Saudi, sedangkan yang seorang lagi, Amal Al-Sadeh, merupakan warga negara Yaman.

Dikatakan Khalil, pemerintah Yaman bersedia menerima kembali Amal. Namun, pihak tim kuasa hukum keluarga Osama masih harus membicarakan nasib dua istri lainnya dengan pemerintah Saudi.

Saudi mencabut kewarganegaraan Osama pada 1994 karena serangannya terhadap keluarga kerajaan Saudi.

Penculik Bebaskan Diplomat Kosta Rika

Posted: 11 Apr 2012 03:31 AM PDT

Penculik Bebaskan Diplomat Kosta Rika

| Egidius Patnistik | Rabu, 11 April 2012 | 10:31 WIB

SAN JOSE, KOMPAS.com - Para penculik membebaskan diplomat Kosta Rika, Guillermo Cholele, yang diculik Minggu (8/4/2012) malam di ibu kota Venezuela, Caracas, kata Kementerian Luar Negeri Kosta Rika, Selasa.

Berita pembebasan Cholele berasal dari Duta Besar Kosta Rika untuk Venezuela, Nazareth Avendano, yang diberi tahu beberapa sumber diplomatik dan polisi Venezuela, kata Kementerian Luar Negeri tersebut.

Avendano mengatakan, diplomat itu baik-baik saja dan berada dalam pengamanan polisi untuk menjalani pemeriksaan fisik serta menjawab beberapa pertanyaan. Keluarga Cholele telah diberi tahu.

"Berita tersebut muncul sebagai kelegaan besar bagi keluarga Guillermo Cholele dan Kementerian Luar Negeri," kata Menteri Luar Negeri Kosta Rika, Enrique Castill. Ia menambahkan, ia berharap akan menerima keterangan lebih lanjut dalam beberapa jam ke depan.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Venezuela Tareck El Aissami juga mengumumkan pembebasan Cholele pada Selasa melalui Twitter. Ia mengatakan, "Diplomat Kosta Rika itu dibebaskan, berada dalam kondisi fisik baik dan sehat. Ia berada di bawah perlindungan polisi dan akan bersatu dengan keluarganya."

Senin lalu, pemerintah Venezuela segera menunjuk Kantor Kejaksaan Umum untuk menyelidiki penculikan itu, bersama dengan Satuan Penyidik Kriminal dan Pidana (CICPC) dan Satuan Anti-Pemerasan dan Penculikan.

Caracas adalah salah satu kota besar paling berbahaya di Amerika Latin. Aksi kejahatan seperti penculikan sering terjadi di sana.

Di antara korban penculikan paling akhir adalah Duta Besar Meksiko Carlos Pujalte dan istrinya, konsul jenderal Cile, atase militer Bolivia, putra duta besar Vietnam, dan seorang pemain bola basket AS, kata beberapa sumber media.

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Tiada ulasan:

Catat Ulasan