Jumaat, 2 Mac 2012

Sindikasi lifestyle.okezone.com

Sindikasi lifestyle.okezone.com


Singkirkan Stres dari Pernikahan? Ini Solusinya

Posted: 02 Mar 2012 06:06 AM PST

SERING KALI orang yang paling dekat dengan kita -terutama suami- menanggung beban kecemasan Anda berdua yang akhirnya dapat merusak hubungan pernikahan yang dibina. Namun jangan dulu khawatir dibuatnya, trik ini dapat menyiasati semuanya.

 
Catherine Cohan PhD, peneliti di Penn State University mengatakan, stres bisa membuat pasangan menjadi kurang toleran dan tidak sabar. Akhirnya sulit bagi mereka untuk saling mendukung dan memecahkan masalah seperti dilansir Womansday.
 
Meski demikian, ada beberapa cara yang dapat Anda berdua lakukan untuk menanggulangi perpecahan masalah tersebut. Solusinya sebagai berikut:

Berempati
 
Anda mungkin merasa begitu stres ketika mengetahui hal terakhir yang Anda dengar dari pasangan adalah masalahnya. Tapi memahami perasaan pasangan dapat membuat percakapan Anda tidak berakhir pada pertempuran. Hal ini dapat dengan sederhana dikatakan seperti mencoba untuk merasa mengerti, "Saya mendengar apa yang Anda katakan dan dapat melihat bagaimana stres itu." Hal ini mengurangi kemungkinan di mana percakapan dapat berubah menjadi argumen dan membiarkan dia tahu bila Anda berada di pihaknya, kata Leslie Campis PhD, psikolog klinis.


Tunjukkan padanya bahwa Anda benar-benar mendengarkan
 
Singkirkan smartphone dan remote televisi. Fokus pada dia, melakukan hal ini dapat memvalidasi perasaan dan membantu Anda berdua merasa lebih dekat.


Gunakan bahasa kolaboratif
 
Gunakan kata "Kita" daripada saya atau Anda, daripada mengatakan, "Kamu tidak membantu dan saya muak," cobalah menggantinya dengan "Mari kita hadapi dengan cara kita agar dapat saling membantu menyelesaikan masalah," saran Cheryl Gore-Felton PhD, profesor psikologi klinis di Stanford School of Medicine.
 
Tetap berhubungan
 
Sangat mudah untuk melalui hari Anda dengan sedikit kontak dengan pasangan. Jika Anda stres, hal terakhir yang mungkin ingin Anda lakukan adalah berpegangan tangan atau memberinya pelukan.
 
"Menghubungkan kembali dengan cara dasar melalui sentuhan kulit ke kulit membantu Anda berobligasi dan dapat meredakan stres," kata Dr Gore-Felton. Jadi, jika Anda mudah tersinggung, paksakan diri untuk menjangkau dengan sentuhan lembut pada lengan ketika Anda berdua sedang berada pada tugas-tugas harian Anda. Atau jika Anda tidak di dekatnya, kirimkan pesan teks cepat untuk membiarkan dia tahu bahwa Anda memikirkan dia. (ind)
(tty)

Stres Pekerjaan Picu Pasangan Bercerai

Posted: 02 Mar 2012 04:20 AM PST

PENGARUH stres ternyata tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga hubungan rumah tangga. Untuk itu, pandailah mengelola beban pekerjaan dengan kewajiban rumah tangga.

 
Stres akibat pekerjaan bisa menjadi pemicu terjadinya perselisihan dalam keluarga. Pernyataan ini nyatanya memang benar bagi pasangan yang kerap membawa masalah pekerjaan mereka ke dalam keluarga, Andakah salah satunya?

Studi yang dilakukan di University of Florida yang memfokuskan diri pada pemeriksaan peran dukungan dalam keluarga menemukan bahwa stres kerja yang menjadi bagian dari keseharian merupakan hal relevan yang terjadi pada kedua pasangan. Karenanya, jika Anda ingin hidup bersama pasangan dengan bahagia dan langgeng, berhentilah berargumen mengenai masalah kerjaan. Itu jika Anda tidak ingin hari-hari Anda menjadi lebih buruk, seperti yang dilansir Genius Beauty.

Setelah mewawancarai 400 pasangan menikah, penulis studi Wayne Hochwarter, sampai pada kesimpulan bahwa kurangnya dukungan dari pasangan dalam situasi stres adalah penyebab utama perceraian serta penyebab keruntuhan karier.

Pasangan yang melaporkan dukungan tingkat tinggi di rumah mengakui bahwa mereka tidak hanya merasa puas dengan pernikahan mereka, tetapi merasa lebih mudah untuk mentoleransi stres terhadap pekerjaan. Mereka juga mengatakan bahwa pada penghujung hari mereka jarang merasa lelah, mereka memiliki kekuatan dan keinginan untuk berkomunikasi dengan orang sekitar dan keluarga terdekat untuk menghabiskan waktu bersama.

Menurut Dr Hochwarter, hal yang paling penting bagi lingkungan sehat dalam keluarga adalah belajar bagaimana untuk tidak abstrak pada orang yang dicintainya dan mampu menjelaskan alasan mengapa suasana hati menjadi buruk tanpa mencoba untuk membandingkan kondisi stres Anda dengan kondisi istri atau suami.
 
Mencari tahu siapa yang "merasa buruk" menyebabkan kesalahpahaman, dendam, dan, sayangnya, sering berakhir dengan perceraian. Pada saat yang sama, pasangan, di mana pasangan saling mendukung dalam situasi stres, merasa bahwa masalah mereka hanya menyatukan dan memperkuat pernikahan mereka. (ind)
(tty)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan